Komen 40 dulu baru up lagi....
Jonathan senang ia bisa kembali tidur di kamarnya, Jovan dan Tika merapikan barang-barang anaknya.
"Aku jemput Mika dulu ya. Gak apa-apa kan?"
"Gak apa-apa, mas. Ehm, aku boleh masak? Jojo aku buatin bubur aja ya"
"Iya, dek. Anggap aja rumah sendiri. Kamu nitip apa gitu gak?"
"Susu kotak aja mas buat Cia"
Selepas mantan suaminya pergi Tika memperhatikan rumah Jovan yang sederhana namun rapi. Dia melihat kalung salib yang terpasang di sebuah foto keluarga milik Jovan.
"Jauh banget ya mas jarak antara kita"
"Tante...." panggil Jojo
"Ada apa, nak?"
"Tante mau dibantuin beres-beres? Baju Jojo biar Jojo beresin aja, tan"
"Jojo istirahat aja. Tante gabut kalau gak ngapa-ngapain"
Jojo menganggup. Tika memperhatikan piagam milik anak-anaknya yang rapi terpasamg di dinding, ia bangga tentu saja.
Mika marah dengan Jovan karna mengizinkan ibunya masuk ke rumahnya.
"Demi Jojo ya kak... Ayah mohon"
"Dia udah ninggalin kita yah!"
"Semua karena keadaan, Mika. Bunda dan ayah punya alasan kenapa kita pisah dan ini juga salah ayah, salah ayah karena gak mau ikut ke bunda dari dulu aja"
"Aku gak mau ada dia" sahut Mika
"Dokter bilang syaraf adek makin lama makin lemah, ALS belum ada obatnya, kak. Kita gak tahu apa adek masih bisa hidup sampai kapan" Jovan tak sanggup menahan air matanya
"Adek cuma mau ketemu bunda. Ayah kalau disuruh pilih ketemu bunda atau enggak ayah juga gak mau. Tapi semua demi adek"
Mika terdiam. Ia tahu ia egois.
"Ayah, tapi aku belum bisa maafin bunda" jujurnya
"Pelan-pelan ya, nak. Kasihan adek ya"
"Maaf...."
"Gapapa, nak. Anak ayah udah pada gede" puji Jovan sambil mengusak rambut Mikail.
Mika terdiam saat memasuki rumahnya dan melihat Tika dan Jojo sedang tertawa sambil bermain bersama Cia.
"Jangan dipaksa. Pelan-pelan aja, kak."
"Iya ayah"
"Mandi dulu terus makan bareng. Bunda loh yang masak"
Tika hanya tersenyum melihat anak sulungnya.
"Adek seneng main sama bunda?" Tanya Jovan
"Bunda?"
"Nanti ayah jelasin. Adek mandi dulu ya udah sore"
"Tante Tika?" Jonathan masih penasaran
Jovan mengangguk.
"Tante Tika itu bunda. Maaf ayah gak jujur dari awal, ayah nunggu kondisi kamu baik dulu. Dan ya, kita sekarang hubungannya seperti ini"
"Bunda...."
"Iya, nak. Ini bunda" Tika mulai menangis
"Kenapa bunda baru datang? Gimana kalau bunda telat dan kita gak ketemu?"
Tika memeluk Jojo dengan erat sedangkan Jovan tak mampu menahan air matanya. Ia bahagia setidaknya dapat mengabulkan permintaan terakhir Jojo.
Sedari tadi Jojo tak lepas dari ibunya. Sedangkan Mika ia acuh.
"Kakak gak makan ayamnya?" Tanya Tika
"Gak"
"Mika, yang sopan" tegur Jovan
"Maaf, bun. Gak suka ayam santan"
"Ya udah makan udangnya aja, kak"
Tika tersenyum. Ia menaruh sesendok udang di piring Mika.
"Kak Jojo cuma makan bubur? Gak ambil ayamnya?" Tanya Cia
"Kakaknya lagi sakit, dek. Doain sembuh ya" sahut Jojoe lembut
"Cepet sembuh kak Jojo"
Sifat keduanya sangat berbeda. Mika yang sedingin es dan Jojo yang hangat. Tika sadar kesalahannya memang tak mudah untuk dimaafkan.
Hari ini Jovan dapat panggilan ke sekolah anaknya, dan ini ada hubungannya dengan Jonathan.
"Saya gak setuju Jonathan sekolah di sini. Dia nyusahin murid lain" ucap salah satu orang tua murid
"Iya, anak saya aja kepalanya sampai bocor gara-gara dia"
"Anak saya juga tiap hari harus bantu Jonathan nulis. Ya kalau sakit ya di rumah aja istirahat gak usah sekolah"
Jovan hanya diam. Ia marah sebenarnya namun ini masih lingkup sekolah.
"Pak, saya selaku wali kelas mendapatkan banyak keluhan tentang Jonathan"
"Iya, bu. Saya paham, Jonathan memang sedang sakit dan ya kondisinya memang seperti itu. Saya minta maaf ya kalau anak saya nyusahin, saya juga berterimakasih sama semuanya yang mau bantu anak saya di sekolah"
Air mata Jovan tak bisa ditahan lagi. Ia mencurahkan isi hatinya.
"Saya juga sedang mencari solusi gimana ngasih tahu anak saya tentang kondisinya yang gak memungkinkan buat sekolah. Tapi saya takut anak saya jadi kehilangan semangat"
"Sekali lagi saya minta maaf"
Jovan meninggalkan ruangan itu dan ia mendapatkan gadis cantik berdiri di hadapannya sambil membawa paper bag.
"Om, nitip buat Jojo ya. Ini buatan aku sendiri"
"Wahhh... Jojo pasti suka" ucap Jovan
"Bilangin Jojo chat aku suruh balas ya, om. Bilang suruh telpon Nafisa kalau perlu"
"Okay nanti om bilangin ya. Nafisa main aja ke rumah kalau mau"
Gadis itu tersenyum girang.
"Kapan-kapan aja, om. Nanti aku izin mama dulu"
"Makasih ya Nafisa. Om pergi dulu"
Jovan membuka paperbag itu dan isinya sweater berwarna coklat. Ia tersenyum membayangkan kisah cinta monyet anak-anaknya.
Hara membawakan makanan untuk Mika. Kekasihnya itu pulang sekolah langsung ke restoran lalu setelahnya menjadi ojek online dan pulang tengah malam.
"Istirahat kamu tuh. Nanti sakit"
"Sakitnya hilang kalau lihat muka kamu" jawab Mika
"Gombal!!"
"Serius kamu tuh cakep banget. Kok mau sih sama aku?"
"Ya mau lah. Spek surga begini siapa yang mampu nolak?"
Mika mengusak rambut Hara.
"Maaf ya akhir-akhir ini kita jarang ketemu. Aku kerja terus"
"Iya gapapa. Aku bangga pacarku hebat berjuang buat keluarganya" puji Hara
"Doain Jojo sembuh ya dan keluargaku normal lagi"
"Amiiinnn"
Ia masih belum bisa menerima Tika. Namun ia merasa lega dan tenang mengetahui ibu kandungnya sehat dan bahagia.
Next?
Tika Jovan balikan gak nih?
KAMU SEDANG MEMBACA
AYAH JOVAN (jaeyong gs)
Fanfictionjadi single parent untuk dua jagoannya yang beranjak dewasa tidaklah mudah