Mereka semua sudah pindah ke rumah kakek atau lebih tepatnya rumah orang tua Tika.
"Jov, papa mau pensiun. Kamu mau kan gantiin papa?"
"Aku gak berhak, pa. Posisi itu seharusnya untuk Tika, keturunan Tika, Mika atau Jonathan. Jovan cuma menantu papa, sangat tidak layak untuk memimpin perusahaan sebesar milik papa"
"Tapi papa percaya kamu. Tika juga maunya kamu, Mika akan dilatih sambil berjalannya waktu"
"Iya, mas. Aku mau fokus ke keluarga kita. Banyak waktuku yang hilang buat keluarga. Aku bakalan dampingi mas kok, papa juga, jabatan tertinggi masih papa, mas dan aku hanya tangan kanan papa"
Jovan mengangguk setuju.
"Tolong buat surat perjanjian jika saya tidak akan mengambil apapun tanpa hak dan seizin papa atau Tika sendiri"
"Jo... Kamu takut?" Tanya sang mertua
"Saya hanya menghindari hal-hal yang seharusnya tidak terjadi, pa"
"Mas bisa resign kapan? Nanti kita adakan meeting komisaris"
"Bulan depan mungkin. Karna harus one month notice"
°
°
Sekarang Hara dan Mika sudah menjadi tetangga. Tiap hari mereka bertemu di taman perumahan."Seblak mulu kamu tuh. Melar ususnya ntar"
"Gak lah... Enak kok" jawab Hara
"Aku resign ya dari kafe papi kamu. Kata ayah aku harus belajar mimpin perusahaan"
"Wah... Kak Mika keren. Iya gapapa resign aja kak"
Mika mengambil kotak dari sakunya.
"Hara, makasih ya udah nemenin aku selama ini. Maaf aku sering minjem uang ke kamu, bahkan apa-apa malah kamu yang sering bayar"
"Kan kakak ganti.... Gapapa, makasih juga cincinnya"
"Sekarang kita makan dan kamu pilih resto yang kamu suka" ajak Mika
"Warung Indomie deket rumah kamu yang lama. Itu enak banget kwetiaunya!"
"Yang mahalan dikit dong sayang"
Hara berpikir sebentar.
"Bakso aci deket sekolah kamu! Aku suka baksonya seger banget!"
Mika terheran. Anak konglomerat seperti Hara hobinya jalan makanan rakyat jelata seperti itu.
°
°
Jonathan menghentikan langkahnya saat merasakan sakit di tulang belakangnya. Kepalanya juga sakit sekarang. Ia mendudukkan diri di lantai.
"Bu....bun...."
"Akkhhh bun...."
Ada yang mendesak kerongkongannya. Cairan merah itu mengucur begitu saja dari mulutnya.
"Aden.... Den Jonathan....."
"NYONYA! NYONYA TIKA!"
"Astagfirullah, bawa dia ke mobil!" Perintah sang kakek
Tika yang baru keluar dari kamar mandi langsung panik. Ia ikut ke rumah sakit sampai-sampai ia lupa memakai sandalnya.
"Tenang Tika tenang" ucap papanya
"Gimana aku bisa tenang, pa. Anak aku gimana ini hiks"
"Papa akan lakukan yang terbaik buat cucu papa"
Sepuluh menit mereka sampai di rumah sakit. Jojo langsung mendapat perawatan intensif.
"Pang...gil... Bu... Bun...da" ucap Jojo lemah
KAMU SEDANG MEMBACA
AYAH JOVAN (jaeyong gs)
Fanfictionjadi single parent untuk dua jagoannya yang beranjak dewasa tidaklah mudah