17

835 89 10
                                    


Hello again....

Habis ini Jaeyong pada mau gak ya?

Apa nomin?

Tika merapikan buku-buka di milik Jonathan. Di sana ada terselip foto seorang gadis dan Tika tidak asing dengannya.

"Nafisah kan ini, bang?"

"Iya, bun. Loh, itu ada bacaannya di belakang"

Aku suka kamu tapi aku takut bilangnya

Kamu cantik, baik, dan punya masa depan

Aku bukan gak bersyukur. Tapi, aku sadar diri

Buat jalan aja aku susah. Buat hidup sampai natal aja aku ragu

Nafisah, semoga kamu bahagia ya. Kamu cinta pertama aku tahu....

Ini fotonya nyolong waktu kamu makan di kantin. Yang fotoin Felix hehe

Hati tika merana. Anaknya harus merasakan hal seperti ini di usia yang muda.

"Aku bawa ya bun fotonya. Aku kasih lihat Nafisah"

"Kamu yakin? Kalau dia gak suka gimana?"

"Gapapa... yang penting dia tahu kalau Jojo suka dia"

Banyak sekali tulisan yang Jonathan tulis. Dari sewaktu tulisannya masih rapi saat masih sehat dan sampai tulisannya tak terbaca karna geraknya terhambat.


Hari penerimaan raport tiba. Mika lulus dengan nilai terbaik. Jovan dan Tika datang dengan bangga namun juga sedih. Pasalnya, mereka juga mengambil raport Jonathan yang sudah berpulang.

Semua murid dan wali murid berkumpul di hall sekolah. Jovan maju ke depan saat nama anaknya disebut.

"Mari sejenak kita mengenang keluarga, teman, dan adik kita... Jonathan Aulian. Semoga amal ibadahnya diterima di sisiNya, Amin. Dan kami ingin memberi penghargaan kepada Jonathan sebagai siswa berprestasi dibidang atletik"

Air mata tak bisa Jovan bendung saat menerima raport milik anaknya. Impian Jonathan hanya satu, ia hanya ingin lulus. Namun, impiannya tak bisa ia wujudkan.

Mikail dan Tika mendekati gadis yang memakai kerudung berwarna abu-abu itu.

"Nafisah ya?"

"Iya, tante Tika. Apa kabar?"

"Baik, tante.

Nafisah menatap Mika saat ia diberi sebuah foto. Ia mengambilnya dan menangis membaca suratnya.

"Jonathan naksir kamu... maaf ya aku yang mewakili buat bilang soalnya Jonathan udah di surga" ucap Mika

"Jonathan bodoh. Padahal kalau dia bilang suka aku bakalan bilang hal yang sama" tangisnya makin kencang

Tika langsung memeluk gadis itu.

"Kapan-kapan mau ikut ke makam Jonathan gak? Kita rencananya mau piknik di sana. Makamnya bagus, di pinggir danau di bukit"

"Boleh, tante?"

"Boleh dong... Jonathan pasti happy dikunjungi kamu"


Jovan kira yang paling akan rapuh saat kepergian Jonathan adalah Tika. Tapi, ia salah. Mikail ternyata jauh lebih hancur dari yang ia kira.

Ia sadar ia kurang perhatian ke anak sulungnya itu. Jovan merasa bersalah.

"Abang, sini tidur sama ayah sama bunda"

"Ayah...."

"Kenapa abang? Kok nangis?"

Mika terisak, ini tangisan tersakit dari Mika yang pernah Jovan dengar.

"Kenapa harus adik aku? Jonathan masih kecil ayah. Dia anak baik..."

"Tuhan ada gak sih? Kok rasanya doaku sia-sia!"

"Abang... adik udah gak sakit lagi. Kita harus ikhlas ya"

Tika ikut memeluk anaknya itu. Ibu mana yang tak sedih melihat anaknya seperti ini.

"Kita ke makam adek ya besok? Sama Nafisah juga ya" ajak Tika

"Jonathan pasti sekarang lagi kegeeran. Ternyata  abangnya sesayang itu sama dia" ledek Jovan

"Abang tidur ya. Besok kita berangkat pagi. Kita bagusin rumahnya adik"



Mereka menjemput Nafisah sebelum berangkat ke makam Jonathan yang ada di Karawang.

Tika langsung menyusun makanan di gazebo samping makam keluarganya.

"Adek, diapelin ayang nih"

"Salah siapa tidur di tanah. Jadi gak bisa nyapa ayang kan" ledek Mika

"Makam kamu jauh banget... aku mau kesini baru kesampaian. Kangen tahu!"

Mereka tertawa mendengar ucapan Nafisah. Gadis itu meletakkan bunga mawar putih di atas makan Jonathan.

"Ayo makan dulu" ajak Tika

"Kak Hara gak ikut?"

"Hara lagi umroh sekeluarga" jawab Mika

"Nafisah kalau mau kesini lagi bilang aja. Nanti tante anterin. Sering-sering main ke rumah ya"

"Iya tante. Makasih ya"

Mereka membersihkan makan Jonathan setelah makan selesai. Nafisah mengelus kayu salib yang terdapat nama Jonathan di situ.

"Kalau kamu masih hidup emang kita bisa bareng?"



Mika melihat akting orang-orang di depannya. Semuanya sudah sesuai dengan yang ia mau.

"OK CUT! Pemeran Jonathan udah bagus banget"

"Gak perlu ngulang scene kan?"

"Gak... Udah bagus" jawab Mika

Hara berjalan sambil menggandeng putri kecilnya menghampiri suaminya.

"Duh, anakmu lari-larian mulu. Gak tahu apa mamanya perutnya melendung begini susah gerak!"

"Kan aku udah bilang kamu di rumah aja sama bunda"

"Gak ya! Pemerannya cantik-cantik nanti kamu kepincut!" Sahut Hara

"Ya gak lah... istriku cantik dan hot begini loh. Ngapain sama yang lain"

10 tahun berlalu sejak kematian Jonathan. Keluarga kecil Jovan hidup dengan bahagia walaupun sayapnya patah satu.

Mikail sudah menikah dengan Hara dan akan mempunyai dua anak. Dan sekarang Mikail menjadi sutradara ternama.

Film ini ia tujukan untuk mengenang adiknya yang sudah berpulang. Ia ingin mengabadikan Jonathan dalam sebuah karya, ia ingin semua orang mengenang adiknya dalam karya yang ia buat.



THE END

Bingung endingnya gimana tapi semoga suka yaaaa

See you di cerita selanjutnya

Nomin?

Jaeyong?

AYAH JOVAN (jaeyong gs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang