6

2.6K 286 29
                                    

Double up nih

Komen lebih dari 20 triple up

Tika sibuk di dapur untuk memasak tanpa dibantu oleh asisten dapurnya.

"Ibu masak tumben banyak banget. Mau ada tamu ya?"

"Buat orang-orang yang saya sayang, bi. Doain mereka suka ya" jawab Tika

"Pasti mereka suka, bu. Saya udah lama gak lihat ibu senyum kaya gini"

Tanpa Tika sadari ia sendiri pun rindu kapan terakhir ia bahagia.

Selesai memasak Tika langsung mengantarkan makanan buatannya ke tempat Jovan bekerja.

"Mas, buat mas sama anak-anak"

"Ya ampun Tika, maaf ngrepotin"

"Apaan sih mas... Semoga anak-anak suka ya" ucap Tika

"Anak-anak suka kok, pasti.  Nanti aku videoin pas mereka makan"

"Mas, anak-anak suka makanan apa? Aku masakin sesuai yang mereka mau"

Jovan berpikir sejenak.

"Mika gak suka nasi. Jonathan gak bisa makan Tanpa nasi"

"Aku keinget waktu hamil Mikail. Tiap hari pingsan karna gak masuk nasi"

"Pas hamil Jonathan juga sama kan? Sampai harus pakai kursi roda"

Tika memandang wajah Jovan.  Cinta yang ia rasakan masih sama.

Jovan secara diam-diam memvideo anaknya yang sedang makan masakan bundanya.

"Enak gak?"

"Enak banget... ayah beli dimana deh?" Tanya Mikail

"Jauh. Tapi suka kan? Adek suka juga?"

"Suka. Beli disini lagi aja ya, yah. Enak banget soalnya "

Ia segera mengirimkan video anak-anaknya pada Tika.

"Adek ada keluhan apa akhir-akhir ini?"

"Maaf ayah ... Kayaknya nilai Adek turun drastis. Adek sering gak konsen dan gak nulis" ucap Jonathan sedih

"Gapapa. Yang penting Adek sehat dulu. Keluhan lain ada gak?"

"Gak ada"

"Bohong aja lo" sahut Mikail

"Kenapa, Mika?"

"Adek kemarin jatuh di sekolah, yah. Semalem juga jari-jari Adek mati rasa. Adek kenapa gak jujur aja sih?" Gemas Mika

"Benar Adek?"

Jonathan mengangguk dan Jovan langsung menggenggam tangan anaknya.

"Adek gak boleh bohong ya sama ayah. Ayah tahu niat Adek baik gak mau ayah sama abang khawatir tapi ayah makin khawatir kalau Adek ada sakit tapi gak bilang ke ayah"

"Kita ada buat Adek. Adek jangan sedih lagi" sambung Mika

Mereka bertiga berpelukan dalam waktu yang lama dan membagi sayang satu sama lain.


Jovan semakin intens berkirim pesan dengan mantan istrinya itu. Bahkan hampir setiap menit.

Flashback

Kandungan Tika menginjak tiga bulan dan saat ini mereka baru saja melangsungkan pemberitaan.

"Masih lemas dek?"

"Banget, mas. Pusing"

"Bobok aja ya. Gak usah nyalamin tamu"

Pernikahan mereka digelar Tanpa dihadiri orang tua Tika. Mereka mengutuk Tika yang hamil diluar nikah.

Dan pada akhirnya Tika memilih berpindah keyakinan mengikuti ajaran agama Jovan.

Hari-hari berlalu dengan cepat. Jovan bekerja sambil kuliah dan berusaha menangani keluarga kecilnya.

"Mas, beras habis"

"Nanti mas beli ya"

Kehidupan mereka begitu sederhana, bahkan serba kekurangan.  Untuk biaya persalinan saja Jovan harus kasbon ke bosnya.

Sampai di tahun pertama pernikahan mereka ternyata Tika hamil lagi. Keuangan mereka semakin berantakan.

"Kamu sekarang bahagia kan, dek?"

"Mas gak pernah benci kamu. Mas ikut bahagia kalau kamu bahagia"

Bahkan foto Tika selalu ada di dompetnya.


Jonathan tidak ikut pelajaran olahraga lagi. Ia memilih untuk ke UKS, ia pusing.

"Eh Jonathan" sapa Nafisa

"Kamu tiap hari di sini? Gak pelajaran?"

"Tadi aku di kelas sih. Pas lihat kamu gak ikut  olahraga aku keluar"

Nafisa memperhatikan Jonathan yang memainkan jari-jarinya.

"Tangan kamu sakit?"

"Kram aja sih...."

"Sini aku pijitin. Kamu kecapean kali"

Jonathan tiduran sambil tangannya dipijat oleh Nafisa.

"Jo, boleh curhat gak sih?"

"Boleh. Cerita aja"

"Mamaku menikah lagi dah aku gak mau tinggal sejumlah lagi sama mamaku"

"Terus kamu tinggal dimana sekarang?" Tanya Jonathan

"Ngekost"

"Kamu beruntung seenggaknya mamamu masih bisa kamu peluk, mamamu punya hak buat bahagia. Sedangkan aku, aku gak pernah ketemu ibuku"

Nafisa memandang wajah Jonathan.

"Terus, kamu gak nanya ayahmu?"

"Aku takut ayah terbebani, aku gak mau bikin ayah sedih. Pesanan satu, kita gak tahu seberapa banyak waktu yang bisa kita lalui sama orang yang kita sayang kan? Jadi saling memaafkan adalah kuncinya"

Mobil Tika berada di belakang mobil Jovan yang sedang menjemput anak-anaknya. Ia melihat bagaimana bahagianya anaknya berlari ke arah ayahnya.

"Gimana sekolahnya? Lancar kan?"

"Lancar dong. Kan ada doa ayah disetiap langkah kita" jawab Mika

"Adek juga lancar"

Jovan mengusap rambut kedua putranya dan tersenyum kearah mobil Tika.

"Abang, taruh ini di bagasi dong"

"Ahelah ayah"

Ia sengaja menyuruh Mika agar Tika bisa melihat jelas wajah Mikail.

"Aduh ini kasih ka Mika juga dek.  Ayah lupa"

Tika memfoto wajah tampan kedua anaknya.  Air matanya tak berhenti mengalir.

Semoga ada keajaiban ia bisa memeluk erat keluarga kecilnya lagi.

Next?

Udah ketebak kan ceritanya?

AYAH JOVAN (jaeyong gs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang