Halloo.....
Mikail membantu Jonathan naik ke ranjangnya. Dengan penuh perhatian sang kakak juga membantu adiknya mengganti baju tidur.
"Kak, mau tahu rahasia gak?"
"Rahasia apa?"
"Buka lemariku deh trus ambil alkitab. Ditengah-tengahnya ada nota"
Sang kakak melakukan apa yang sang adik ucapkan.
"Nota apa ini, dek?"
"Selamat ulang tahun, kakak"
"Ultah kakak masih lama loh. Kok udah ngasih kado sama ucapan sih" jujur Mikail tidak suka namun ia tak tega bilang ke adiknya
"Gapapa, aku mau jadi yang pertama ngucapin dan kasih kado. Kakak harus sehat, harus bahagia, punya keluarga kecil yang harmonis"
"Jo...."
Mata Jonathan sudah berair, pipinya basah dan bahu itu bergetar karna tangisnya.
"Aku bangga punya kakak... kakakku hebat"
"Kakak lebih bangga punya adik kaya Jonathan" ia pun menangis
"Jagain ayah bunda ya, kak"
Nafas Jonathan menjadi berat, dadanya naik turun dan darah mengalir dari mulutnya.
"JO! AYAH!"
Beruntung Jovan dan Tika belum terlelap. Mereka langsung membawa Jonathan ke rumah sakit.
Bahu Tika gemetar. Kondisi putranya kritis dan harapan untuk bertahan semakin kecil. Jovan berlutut di depan sang istri.
"Apapun hasilnya kita harus ikhlas ya...."
"Mas, aku gak mau" tangisnya makin kencang
"Dek, semua yang bernyawa pasti akan berpulang. Hanya cara dan waktunya saja yang berbeda. Kita berdoa aja ya, semua sesuai kehendak Allah"
Jovan memeluk bahu kurus istrinya. Tangannya terulur mengelus puncak kepala Mikail.
"Mika pulang ya.... Besok sekolah"
"Gak, yah. Biarin aku di sini, aku mau nemenin adek"
Bagaimana Mika bisa tenang berada di rumah saat adiknya belum jelas kondisinya.
"Ayah ke masjid dulu ya. Jagain bunda sama adik"
"Tolong bilang ke Tuhan, yah. Kalau mau ambil adikku tolong jangan bikin adik aku kesakitan. Ambil dalam keadaan bahagia dan tersenyum. Jangan dibuat sakit adiknya aku"
Kedua orang tua tersebut terenyuh.
"Iya, nanti ayah bilang ke Tuhan ya"
"Mas jangan lama-lama di masjidnya. Takut Jonathan nyari nanti"
Jovan mengangguk. Ia berjalan sambil menangis. Di masjid pun tangisnya makin keras. Ia berusaha kuat namun tak bisa.
Ia tak bisa menangis di depan keluarganya. Mereka pasti akan semakin hancur.
"Ya Allah, hamba pasrah. Tapi tolong jangan sakiti putra hamba. Ambil dia dalam keadaan tersenyum dan bahagia"
"Hamba ikhlas ya Allah. Tapi jangan sakiti putra hamba lagi"
Ia menghapus air matanya dan kembali ke ruangan Jonathan dan berusaha kuat. Anak istrinya membutuhkannya.
"Jovan"
"Yuda, Wiwik...."
"Nangis aja, Jov. Laki-laki nangis itu bukan lemah. Lo tenangin diri dulu di sini biar Tika ditemenin Wiwik. Lo juga harus istirahat dulu muka lo bengep gitu"
KAMU SEDANG MEMBACA
AYAH JOVAN (jaeyong gs)
Fanfictionjadi single parent untuk dua jagoannya yang beranjak dewasa tidaklah mudah