Hari ini kelas gue ada praktek kimia. Sebenernya gak mau sombong, tapi gue lumayan di mapel kimia. Gue suka kalau ada praktek gini. Tapi gue paling gak suka di bagian BIKIN LAPORANNYA.
Laporannya panjang. Dari judul sampai daftar pustaka harus lengkap dan gak boleh ada yang keliru. Terus kita dilarang memanipulasi hasil percobaan. Contohnya, kalau hasil percobaannya gak sesuai sama hipotesis, maka kita harus mencatat berdasarkan hasil percobaan yang didapat. Cuma masalahnya, kalau hasil percobaan kita enggak sesuai sama materi yang ada di buku, nilai kita bakal pas KKM. Makanya kita sekelas sering diem-diem menyesuaikan hasil percobaan dengan materi yang ada di buku.
Itu sebenarnya masih hal yang biasa banget sih.
Gue? Jangan ditanya. Ngapain gue perlu susah-susah baca artikel dan melakukan percobaan sampai sepuluh kali kalau gue punya backingan anak MIPA 1.
Gue punya Jiro. Kelas mereka biasanya praktek lebih dulu dari kelas gue.
Makanya sekarang, gue diem-diem main hape di bawah meja sesekali memantau Ibu Mela yang lagi menjelaskan beberapa hal sebelum praktek.
You
Ji, udah praktek kimia?
Bab 3.Jiro-an
Send a pict.Hehe. Masalah laporan pun selesai. Sebenarnya gue masih bisa ngerjain sendiri sih. Cuma kebiasaan Ibu Mela, hari ini praktek hari ini juga ngumpul laporannya.
Tolong, untuk para guru dan calon guru jangan ditiru. Kasihanilah kami para murid ini.
"Eh, udah laporan lo?" Jessica berbisik sambil melihat foto laporan yang gue dapet dari Jiro.
"Hm, udah. Gue terusin ke lo. Jangan dikasih ke anak lain."
"Siap." Jessica tersenyum sumringah lalu membuka room chat di hape dia. "Gila, Nay. Ibu Mela bisa ngasih seratus? Lo dapet ini dari kelas mana, anjir?"
Ketika gue mau jawab, Jessica menyela lebih dulu. "Masa sih lo punya temen selain gue?"
ASDFGHJKL.
PUNYALAH, MONYET!
Dikira gue ansos yang menderita trust issue sama mental health kali, ya?
"Laporan udah kelar. Tinggal praktek aja," ucap gue pelan. Tangan gue terulur mengecek kantong plastik berisi alat dan bahan praktek. "Ini lengkap 'kan, Jes?"
"Lengkap."
"Hm. Entar sebutin aja duit yang harus gue bayar."
"Iya. Santai."
Beberapa saat kemudian, praktek pun dimulai. Gue sama Jessica membaca dengan teliti langkah-langkah percobaan di LKPD sesekali ngobrol hal yang gak berguna.
Mau tau hal gak berguna apa yang kita omongin?
Yap, benar. Arthur.
KAYAK GAK ADA TOPIK LAIN AJA KAN??????
"Besok mereka tanding. Lo ikut sama gue, ya. Pulang sekolah kita langsung cus!" Jessica mulai senyam-senyum sinting. "Btw, poster buat nyemangatin Arthur udah selesai. Gue bikinnya pas gue gak masuk kemarin-kemarin."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ordinary : Kannaya
Teen FictionKannaya Clava Eloise hanya siswi biasa. Tidak populer, tidak begitu pintar, dan tidak begitu cantik. Cenderung suka berdiam diri di perpustakaan sambil ditemani buku-buku fiksi. Saking "biasa saja" di sekolah, orang-orang bahkan tidak tahu ada sisw...