CHAPTER : 14

5.7K 604 76
                                    

Hari sudah beranjak sore. Waktunya Lucius dan Mirabelle kembali kerumah setelah melakukan kegiatan belajar disekolah.

Kini, mereka tidak hanya berjalan berdua menuju Parkiran Mobil. Melainkan bersama dengan teman-temannya Lucius. Tidak juga mereka hanya diam-diaman saat perjalanan itu, tapi teman-teman Lucius asik menggoda Agler.

Ah, setelah kejadian dimana Agler membelikan Mirabelle pembalut sampai keluar sekolah—karena didalam sekolah ternyata tidak ada yang menjualnya—saat itulah Agler selalu menjadi bulan-bulanan teman-temannya, kecuali Lucius yang merasa tak suka.

Mirabelle tampak biasa saja, tapi Agler yang justru terlihat malu-malu kucing saat ini. Bahkan wajahnya tak berhenti tersipu dengan menggemaskan.

"Bukankah Mira dan Agler terlihat seperti pasangan muda yang sangat romantis?" Felix berkata seraya memberikan kedipan mata menggoda pada Agler.

"Kau benar," sahut Theodore. "Disaat kekasihnya sedang datang bulan, si lelaki dengan sigap membelikannya pembalut. Sangat menggemaskan, bukan?"

"Diam." Lucius berdesis pada teman-temannya.

Teman-temannya hanya tertawa saja melihat kekesalan Lucius.

"Ayolah, Bro, adikmu itu butuh pendamping. Dan hanya Agler yang memenuhi kriteria pasangan untuk Mira versi dirimu!" Kata Philips seraya merangkul pundak Lucius, yang tentunya langsung ditepis oleh putra pertama Isabella dan Louis tersebut.

"Adikku hanya butuh diriku saja." Lucius menekan kata-katanya.

"Nantinya kau akan sibuk dengan kekasihmu, lalu Mirabelle tidak ada yang menjaga. Apa kau tega?" ujar Felix.

"Aku tidak akan memiliki kekasih. Sampai kapanpun, aku akan selalu berada disamping Mirabelle."

"Kau gila?" kening Philips berkerut. "Kau tidak ingin memiliki anak atau keponakan, begitu?"

"Ingin."

"Jika ingin, kau dan Mira tentunya harus menikah dengan seseorang!" kata Theodore sedikit emosi.

"Aku dan Mira bisa mengangkat anak Bayi." Lucius menjawabnya dengan acuh.

"Dasar gila. Apa kau ini ... mengalami Sister complex ya?" cetus Philips.

"Mana mungkin aku memiliki kelainan itu!" Lucius jadi sewot.

"Tapi tindakanmu itu menunjukan segalanya, Bro." kata Felix.

Sedangkan yang dibicarakan, kini hanya diam saja mendengarkan. Mirabelle dan Agler tidak akan ikut menimbrung pembicaraan absurd para manusia itu. Terlalu membuang tenaga.

Ting!

Ponsel Mirabelle berdenting tanda ada sebuah pesan masuk. Mirabelle membukanya, dan ternyata itu dari sang Ibu yang memintanya untuk cepat pulang kerumah karena ada sesuatu yang harus mereka bicarakan.

Mirabelle pun segera mencolek bahu Kakaknya. "Mama menyuruh kita untuk cepat pulang."

Lucius mengangguk. Pamit pada teman-temannya dan segera masuk kedalam Mobil. Agler terus menatapi Mirabelle sampai Mobil yang ditumpangi kakak beradik itu hilang dari pandangannya.

Aku sudah jatuh terlalu dalam padamu, Mira..

***

Isabella melangkahkan kakinya masuk kedalam gedung Perusahaan suaminya. Senyuman cantik dan menggemaskan tidak pernah hilang dari wajahnya semenjak dia menginjakkan kakinya disini. Hatinya berdebar-debar membayangkan respon Louis saat melihatnya datang sembari membawakan makan siang.

Entah kenapa, akhir-akhir ini Isabella merasa Louis sedikit menjauh darinya. Mungkin karena belakangan ini mereka sama-sama sibuk karena Isabella baru saja membangun gedung untuk butik barunya. Dia juga sadar bahwa beberapa minggu ini sangat jarang memperhatikan Louis dan anak-anaknya.

FATE; Rebirth Of The Villaines || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang