Afka sampai disekolah SMAN 1 Wijatsa dimana dia menempuh pendidikan, mungkin. Dia turun dari motornya setelah membuka helm yang melekat di kepalanya lalu pemuda itu berjalan kedalam sekolah sambil memakan permen lolipop dimulutnya.
Sesekali Afka bersiul kearah perempuan yang membuat siswi lainnya berteriak karena malu. Afka terus berjalan menuju ke kelasnya sampai tiba-tiba ada yang menarik baju seragam Afka dari belakang membuat sang empu menatap kearah orang itu.
"Baju lu masukin," suruh Joo menatap Afka dan bajunya yang ga dimasukin.
Afka mengeluarkan permen lolipop yang dimulutnya. "Mau?" Tawar Afka menyodorkan permen yang sudah di makan di mulutnya.
"Atau ini?" Tanya Afka dengan seringainya sambil mengangkat baju seragamnya memperlihatkan perutnya yang terdapat sixpack yang belum terbentuk sempurna. Sontak para perempuan menjerit tertahan saat Afka membuka bajunya.
Joo mendekat maju satu langkah kearah Afka. "Emang boleh?" Tanya Joo balik dengan seringainya, sontak Afka memasukan baju seragamnya dengan wajah datar dan mendesis kearah Joo.
"Udah," jawab Afka singkat. Joo berjalan menghiraukan balasan Afka lalu masuk ke dalam kelas yang bersebelahan dengan kelas pemuda itu.
Afka menatap Joo yang sudah masuk kedalam kelas, dia mengeluarkan baju seragamnya lagi lalu berjalan masuk kedalam kelasnya sendiri.
"Bau-bau putus sama doi," celetuk Irsa kearah Afka yang baru masuk kedalam kelas. Afka langsung memasang wajah datar setelah menggoda teman perempuan dikelas dan mendengar ejekan teman-temannya.
"Ntar paling balikan lagi," ucap Ipan. Afka duduk dibangku bersebelahan dengan Aban, dia menatap teman-temannya malas.
"Ga, dia kek lonte." Jawab Afka dengan nada malas.
"Baru nyadar ternyata dia," timpal Nuno melirik kearah Afka.
"Jangan bilang lu pada udah tau, kalo dia matre, kok lu pada ga ngomong!" Seru Afka.
"Lah kita udah bilang sama lu sering, lunya aja yang ngeyel kalo dibilangin." Irsa mengiyakan ucapan Nuno membuat Afka menghela nafasnya malas.
"Terus gimana masalah perjodohan lu?" Tanya Aban yang sedari tadi diam menyimak.
"Ya gitu, gua ga bisa nolak."
"Terus lu yang diatas atau dibawah?" Celetuk Ipan kearah Afka membuat yang lain menatap kearahnya juga.
"Hah...? YA JELAS GUA DIATAS LAH!" Seru Afka menggeplak kepala Ipan.
"Tapi tubuh lu berkata lain.." ucap Irsa menatap Afka dari atas sampai bawah.
"Bangsat!!"
💐
"BU, MIE 5 YAA!" Teriak Irsa dari tempat duduk mereka dikantin kearah Bu Imah yang merupakan penjual dikantin.
"SIAP!" Teriak balik Bu Imah sambil mengacungkan jari jempolnya.
Jam istirahat kantin penuh dan ramai dengan siswa-siswi yang sedang makan. Disaat Afka dan yang lain sedang menunggu pesanan mereka, tiba-tiba ada seseorang duduk disebelah Afka membuat sang empu dan yang lainnya menatap ke arah orang itu.
"Lu ngap-
"Penuh noh," tunjuk Joo menatap kearah sekeliling yang penuh. Sontak Afka ikut menatap sekeliling yang emang penuh lalu menghela nafasnya malas yang hanya dilirik teman-temannya.
Lagi enak-enaknya ngobrol, tiba-tiba ada seseorang yang menyiram air minuman dari kepala Afka membuat pemuda itu melotot, begitu pun dengan Joo dan teman-temannya.
"Dasar homo! Gara-gara lo gua putus sama Joo!" Teriak Jia setelah menyiram air minuman kearah Afka, sontak Joo dan teman-temannya berdiri dari duduknya.
"Wah anjing, berani banget lu labrak sendirian." Celetuk Ipan kearah Jia.
"Bangsat, baju gua jadi kotor. LU MAU NYUCIIN HAH?!" Seru Afka setelah mengusap wajahnya yang ikut basah, dia berdiri menatap tajam kearah Jia yang berada didepannya.
Murid lainnya yang sedang dikantin mendengar ribut-ribut menatap kearah meja Afka dan yang lain.
"Jia lu apa-apaan si?!" Tanya Joo menatap Jia tajam.
"Apa?! Gara-gara dia kan lu mutusin gua!"
"Gua bilang gua mutusin lu karena kemauan nyokap gua!" Jawab Joo berusaha tenang.
"Jadi lu mending milih si homo dari pada gua?!" Tanya Jia menatap kearah Joo dengan wajah kesal.
"Berisik! Lu kalo ngebacot disaring dulu. Homo? Bapaklu homo!" Ucap Afka dengan penuh penekanan sambil menyiram air minum dari kepala Jia juga, dia membanting gelasnya dilantai lalu mencengkram wajah Jia supaya menatap kearahnya.
"Gua ingetin sekali lagi, gua terpaksa. Kalo lu mau pacaran sama si Joo juga sono gada yang larang, tapi emang Joo mau sama lu?" Tanya Afka dengan seringai dibibirnya, dia melepas cengramannya dengan kasar.
BUGH!
Afka mengusap sudut bibirnya yang dipukul Jia, kenapa dia yang dipukul terus si dari kemarin! Pemuda itu menatap tajam kearah Jia yang udah nangis dan yang lain hanya diam menatap terkejut apa yang baru saja Jia lakukan ke Afka.
"Anjing, BERANI LU PUKUL GUA HAH?!" Afka siap-siap berjalan kearah Jia sebelum Joo menahannya.
"Udah, Af, banyak yang liat!" Lerai Joo sambil menahan Afka yang terus memberontak.
"SIAPA TAKUT! GUA GA TAKUT SAMA HOMO KEK LO!" Teriak Jia yang juga ditahan oleh Ipan dan Nuno.
"BANGSAT! SIAPA YANG HOMO?! MANTAN LO YANG HOMO BUKAN GUA!" Teriak balik Afka tanpa sadar.
"STOP!" Teriak Joo dingin membuat kantin itu diam sunyi, sontak Afka melirik kearah Joo yang berada didepannya sedang menatap tajam kearahnya.
"Ada apa ini?! Kalian berdua ikut Bapak!" Teriak Pak Heru kearah Afka dan Jia selaku guru BK. Afka melepas tangan Joo yang menahan tubuhnya dengan kasar, tanpa banyak waktu dia berjalan keluar dari kantin dengan baju dan rambut yang basah.
💐
see u Jooafka.
Jangan lupa votmen.
KAMU SEDANG MEMBACA
JOOAFKA
Teen Fictionstatus : END WARNING : harshwords, boyslove, fluffy, sex scene etc. ___________________________________ Dua pemuda yang harus menerima nasib menyandang status nikah diusia muda karena paksaan dari kedua orang tuanya. 2022 ©boodrex.