JOOAFKA | The First Night

25.3K 1.9K 118
                                        

WARNING ; Contains a little sex!

💐

Joo memiring kepalanya sedikit dan mendekatkan bibirnya ke bibir pemuda didepannya yang hanya diam kaku, dia menempelkan bibirnya sebentar lalu melumat bibir atas dan bawah Afka sedikit bertenaga membuat sang empu ikut menutup kedua matanya.

Ciuman Joo mulai sedikit menuntut yang dibalas oleh pemuda dikungkungannya. Afka mulai terlena dengan ciuman yang diberikan Joo, pemuda didepannya sangat pintar dalam berciuman membuatnya sedikit mabuk.

Satu tangan Joo terulur menahan pinggang Afka lalu menariknya sampai menghapus jarak mereka berdua, dia melepaskan tautan ciumannya lalu menatap Afka sebentar yang menghirup nafasnya cepat.

Pemuda tinggi itu mulai mencium pipi kiri Afka lembut lalu beralih ketelinganya membuat sekujur tubuh Afka meremang saat nafas pemuda didepannya berhembus diarea telinganya, dia menggigit bibir bawahnya menahan suaranya dan tubuhnya sedikit gemetar saat Joo meniup area sensitifnya.

"Gua ga bakal ngelakuin sebelum lo siap," bisik rendah Joo ditelinga Afka.

Ga bakal ngelakuin tapi lu mancing gua setan! ; Umpat Afka didalam hatinya saat Joo dengan kurang ajarnya menggigit dan menjilat telinganya dengan sensual.

"Bacot, lu harus tanggung jawab." Bisik Afka rendah karena nafsunya sudah diujung.

Dia meremat belakang rambut Joo sampai pemuda itu menjauh dari telinganya, dengan cepat Afka mencium bibir pemuda didepannya yang dibalas oleh Joo dengan senang hati.

Ciuman mereka mulai panas dengan kedua lidah mereka yang saling bertamu ke dalam mulut. Joo mengangkat sebentar tubuh Afka lalu mendudukan pemuda itu dimeja rias, ciuman Joo beralih ke leher Afka, dia menngecup dan menyedotnya sampai meninggalkan tanda kemerahan.

Satu tangan Joo terulur membuka kancing kemeja yang Afka kenakan sampai terbuka semua. Joo menatap badan pemuda didepannya diam, pandanganya beralih kearah tulang selangka yang terlihat jelas menonjol, dia mendekatkan wajahnya dan menjilat tulang selangka Afka lalu menggigitnya sampai meninggalkan tanda gigitan.

Afka tersentak dan reflek melingkarkan kedua tangannya dileher Joo saat pemuda itu mengangkat badannya ala koala.

"We move to bed," ucap rendah Joo kearah pemuda yang dia gendong. Afka menatap wajah Joo, kedua tangannya terulur memegang wajah Joo dan mencium bibirnya yang dibalas sang empu.

Joo berjalan kearah kasur masih dengan tautan ciuman yang tidak terlepas, dia membaringkan badan Afka dengan lembut diatas kasur dan mengurungnya dibawah. Pemuda itu melepaskan ciumannya lalu menegakkan badannya, dia membuka kemejanya dan melempar kearah sembarangan memperlihatkan badan sixpacknya.

Afka menelan ludahnya dan memalingkan wajahnya yang terasa panas, dia tidak menyangka Joo yang terlihat pendiam disekolah bisa memiliki badan yang bagus.

Joo menopangkan kedua tangannya disamping kepala pemuda yang berada dibawahnya, tangannya terulur mengusap rahang Afka yang memalingkan wajahnya.

"Lu yakin?" Tanya Joo memastikan. Joo tidak akan memaksa jika Afka belum siap, dia juga tau pemuda dibawahnya belum memiliki rasa kepadanya.

"Lu nanya lagi, gua beneran ga mau." Desis Afka menatap kearah Joo, dia menopangkan badannya dengan kedua tangannya mendekat kearah Joo.

Satu tangan Afka terulur mengusap belakang leher Joo dan menariknya mendekat kearahnya. "Ambil apa yang jadi hak lu, gua ga bakal marah." Bisik Afka menatap kedua mata Joo dan langsung mencium bibirnya.

Joo membalas ciumannya menuntut yang diimbangi oleh Afka dengan satu tangannya yang meremat belakang rambut Joo, memperdalam ciuman mereka. Satu tangan Joo terulur memegang tangan Afka yang bebas, dia menyatukan tangannya dengan tangan pemuda dibawahnya dan menggenggamnya erat. Menyatukan perasaannya dengan pemuda dikungkungannya, memberikan perasaan yang belum pernah Afka rasakan.

Dia terus menatap wajah pemuda yang sudah menjadi pendamping hidupnya, dengan diiringi suara erangan dan nafas yang berat saling bersautan membuat Joo merasa sangat dekat dengan Afka, dia menyatu dengan pemudanya.

💐

Cahaya matahari mulai mengintip disela-sela jendela memperlihatkan dua pemuda dengan selimut menutupi badan mereka yang telanjang.

Afka membuka matanya sedikit dan menggercapkan kedua matanya beberapa kali, menyesuaikan cahaya. Terdapat banyak bercak merah dilehernya dan bahunya yang bisa kalian tebak sendiri, dia menatap kesamping memperlihatkan Joo yang masih tertidur pulas dengan satu lengannya yang menjadi bantal untuk Afka.

Pemuda itu menatap kearah jam dinding yang menunjukan pukul 10 pagi, dia memunggungi Joo berniat beranjak dari tidurnya sebelum tiba-tiba tangan kekar pemuda dibelakangnya menarik pinggang Afka sampai mendekat kearah Joo.

Joo menenggelamkan wajahnya diceruk leher Afka dari belakang dengan satu tangannya yang melingkar dipinggang pemuda itu. "Masih pagi," bisik Joo dengan suara seraknya.

"Udah siang, minggir." Ucap Afka berusaha melepaskan tangan Joo yang melingkar erat dipinggangnya.

"Jangan gerak, gua keras lagi." Celetuk Joo dengan suara rendahnya.

"Sial, jangan bikin gua pengen bunuh lu!" Ucap Afka sedikit meninggikan suaranya sambil menyikut perut Joo sampai tangan yang melingkar dipinggang Afka terlepas.

Joo terkekeh, dia membuka kedua matanya menatap Afka yang beranjak dari kasur dengan keadaan telanjang seperti dirinya. Joo menatap tubuh Afka yang mulai berjalan kearah toilet, tubuhnya penuh dengan tanda merah karena ulahnya tadi malam.

Mengingat kejadian tadi malam dimana Joo bisa melihat wajah menggoda Afka dan suara erangan rendahnya yang selalu memanggil namanya membuat dadanya seperti digelitiki, ada perasaan yang tidak bisa dia ucapkan.

Ntahlah, jika jujur dia sangat senang tapi juga dia sadar harus bertanggung jawab apa yang menjadi tanggung jawabnya sekarang. Afka sekarang tanggung jawabnya, orang tua Afka percaya kepadanya untuk menitipkan dan menjaga Anak satu-satunya mereka kepadanya, dia akan berusaha menjaganya dengan sebaik mungkin.


angkat kaki yang kecewa☝😀

💐

see u Jooafka.

Jangan lupa votmen.

JOOAFKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang