JOOAFKA | Wedding

15.9K 1.5K 58
                                    

Suara tepukan tangan terdengar nyaring di Aula diiringi suara siulan dan sorakan dari para tamu setelah kedua mempelai sudah mengucapkan janji suci. Afka menghela nafasnya panjang, kedua tangannya terkepal erat karena gugup.

Silahkan pasangan Joandra dan Kafka untuk saling bertukar cincin satu sama lain.

Joo menatap kearah Afka yang berdiri didepanya, Afka ikut menatap kearah Joo sesekali melirik kearah para tamu yang sedang melihat mereka berdua.

Pemuda itu mengambil satu cincin dengan ukuran yang sedikit lebih kecil dari jarinya, dia menatap kearah Afka lalu satu tangannya yang bebas terulur kearah pemuda didepannya.

Tanpa sadar Afka menelan ludahnya dengan susah payah karena gugup, dia menerima uluran Joo dengan tangan kirinya yang langsung digenggam oleh pemuda didepannya.

Joo meremat jari-jari Afka dengan usapan lembut membuat Afka menatap kearah Joo. "Relax okay, I am here." Bisik Joo menatap kedua mata Afka yang ditatap juga oleh sang empu.

Afka membasahi bibirnya yang kering sambil menghela nafasnya lirih, dia menganggukan kepalanya menuruti ucapan pemuda didepannya. Joo tersenyum, dia mulai memakaikan cincin perak kedalam jari manis Afka.

Begitupun sebaliknya, Afka mengambil cincin yang satu lalu memakaikan dijari manis milik Joo dan suara tepuk tangan terdengar lagi memenuhi Aula.

Dan sekarang yang ditunggu-tunggu, kissing session. Please both bride and groom to prove your love with a gentle kiss.

Sontak Afka menatap kearah pembawa acara saat mendengar yang barusan diucapkan, lalu pandangannya menatap kearah para tamu yang bersorak untuk berciuman.

Dia menatap kearah Joo yang berdiri didepannya. "Ciuman bibir?" Tanya Afka lirih dengan wajah polosnya kearah Joo.

"Lu pikir apa?" Bisik Joo sambil maju selangkah kearah Afka.

Satu tangan Joo terulur menarik pinggang Afka sampai mendekat kearahnya, sontak Afka menatap pemuda didepannya was-was.

"Gausah ciuman kan ga papa?" Bisik Afka menatap tajam kearah Joo sambil menahan bahunya saat pemuda itu mendekat kearahnya.

"But, I want it."

"Lu berani cium gua, abis-

Ucapan Afka terpotong saat pemuda didepannya membungkam mulutnya dengan bibir Joo, sontak Afka melebarkan kedua matanya menatap terkejut kearah Joo yang menutup kedua matanya.

Joo mulai menggerakan bibirnya, melumat lembut bibir atas dan bawah pemuda didepannya yang hanya diam kaku. Dia membuka kedua matanya tanpa melepaskan tautan ciumannya, membuat pemuda didepannya ikut menatap
kedua matanya.

Afka mulai menutup kedua matanya lalu membalas ciuman Joo dan tanpa banyak waktu Joo ikut membalas melumat bibir pemuda didepannya, satu tangan Joo yang bebas terulur menahan belakang leher Afka memperdalam ciumannya.

Manis ; Joo bisa tebak pemuda didepannya belum merokok sedari pagi. Joo melepaskan tautan ciuman mereka berdua diiringi suara tepukan dan sorakan dari para tamu.

"Lu mau kemana, Ban?" Tanya Irsa kearah Aban yang berdiri dari duduknya.

"Gua mau ketoilet," jawab Aban yang langsung berjalan kearah toilet. Irsa mengangkat bahunya tidak peduli lalu pandangannya menatap kearah Afka dan Joo lagi.

💐

Afka membuka pintu kamar hotel yang keluarganya sewa lalu masuk ke dalam dibuntuti oleh Joo yang langsung menutup pintunya, dia menatap kearah Afka yang sedang melepaskan dasi yang melilit dilehernya dan melepas jas yang dia pakai.

"Lu ngapain? Kita pisah kamar." Ucap Afka menatap kearah Joo yang berdiri menyandar dimeja rias.

"Lu pikir Bunda sama Ibu mau lepasin kita gitu aja? Noh ada cctv didepan pintu." Jawab Joo sambil melirik kearah pintu hotel yang tertutup.

"Masa?" Tanya Afka menatap Joo tidak percaya, dia berjalan kearah pintu dan membukanya. Afka mendongak menatap cctv yang terpasang disudut pojok atas tembok menghadap kearah pintu yang dia dan Joo tempati.

"Haisst...sial!" Umpat lirih Afka menatap cctv malas lalu menutup pintunya lagi.

Joo menatap kearah Afka yang berjalan kearahnya, dia mengambil rokok dimeja yang sempat dia minta ke karyawan hotel. Saat hendak membakar putung rokok tiba-tiba Joo mengambil rokok yang dikait oleh bibir Afka, membuat sang empu menatap bingung sekaligus kesal kearah Joo.

"Apasi? Gua mau ngerokok." Ucap Afka berniat mengambil rokok yang dipegang Joo sebelum pemuda itu mematahkan rokoknya lalu membuang ketong sampah.

"Buang kebiasaan lu ngerokok." Joo menatap kearah Afka yang berdiri disebelahnya.

"Siapa lu? Ga usah ngatur-ngatur kehidupan gua." Sarkas Afka menatap Joo kesal.

Joo menegakkan badannya, dia maju selangkah mendekat kearah Afka dan memojokannya dimeja membuat pemuda didepannya memundurkan badannya menatap Joo was-was.

"Gua suami lu, kalo lu lupa." Ucap Joo menatap kedua mata Afka.

"Nikah paksaan, gua sama lu cuma nikah paksaan." Sarkas Afka menatap Joo tajam, pemuda didepannya tidak menanggapi ucapan Afka. Joo terus mendekat kearah Afka dan berhenti didepannya dengan jarak dekat saat Afka terpojok dimeja.

Afka mengalihkan pandangannya saat kedua tangan Joo menopang dimeja mengurungnya. "Minggir!" Afka berusaha mendorong bahu Joo yang masih diam.

Joo melonggarkan dasi yang melekat dilehernya dan membuka dua kancing kemeja yang dia pakai, membuat Afka teringat dengan chat yang Joo kirim kemarin malam.

"Heh lu mau ngapain? Lu jan macem-macem sama gua Joo."

Joo menaikan satu alisnya. "Lu mau tau apa yang lebih enak dari rokok?" Tanya Joo kearah Afka membuat pemuda didepannya ikut bingung.

"Apa?"

Sontak Joo hanya diam menatap kearah Afka, pandangannya turun kearah bibir pemuda didepannya. Sadar Joo menatap kearah bibirnya, tanpa sadar Afka membasahi bibirnya karena gugup.








siap-siap dah besok buat kalian😀

💐

see u Jooafka.

Jangan lupa votmen.

JOOAFKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang