JOOAFKA | Sorry

20K 1.7K 31
                                    

JOO-ANCOK

Joo
Besok fitting baju pulang sekolah.

Afka
Ya

Joo
Marah lu sama gua?

Afka
Ya

Joo
Oh
Tadi lu pulang sendiri?

Afka
Ya.

Afka menatap layar handphone miliknya yang menampilkan chatan dia dan Joo dengan wajah heran, kenapa tu anak jadi sokap? Dia menaruh HP-nya dikasur lalu pandangan Afka teralihkan kearah pintu kamarnya yang dibuka oleh Aban, dengan membawa kompresan es.

"Sini gua liat kaki lu," suruh Aban supaya Afka mengangkat celananya sedikit. Dia berjongkok didepan Afka yang sedang duduk dipinggir kasur.

"Padahal lu gausah repot-repot, gua bisa sendiri." Ucap Afka sambil mengangkat celananya sampai lutut.

"Ga repot." Aban membantu mengompres kaki Afka yang sedikit memar.

Ceklek

Pandangan Afka dan Aban menatap kearah pintu kamar yang dibuka oleh seseorang. Joo menatap kearah Afka lalu pandangannya teralihkan kearah Aban yang sedang mengompres kaki Afka.

"Ngapain lu kesini?" Tanya Aban berdiri dari jongkoknya, dia berjalan mendekat kearah Joo lalu mencengkram kerah baju pemuda itu dan menatap tajam matanya.

"Gara-gara lu kaki Afka sampe memar, kalo lu ga suka sama dia seenggaknya lu bertanggung jawab apa yang Bunda titipin ke lu!" Ucap Aban sedikit meninggikan ucapannya.

"Kalo lu tau dia tanggung jawab gua, mendingan lu ga usah ikut campur." Joo menatap tajam kearah Aban, dia melepaskan pergelangan tangan Aban yang mencengkram kerah bajunya.

"Dia temen gua bangsat!" Umpat Aban dengan wajah memerah karena menahan emosi.

"Yakin lu nganggep dia temen?"

"Stop anjing! Lu berdua apa-apaan si? Kek lagi rebutin banci. Gua bukan banci, mending lu berdua balik!" Celetuk Afka dengan nada ketus, dia menatap dua pemuda didepannya dengan malas.

"Ka, gua-

"Balik."

"Oke, gua pamit." Pamit Aban berjalan mengambil tas miliknya lalu keluar dari kamar meninggalkan Afka dan Joo.

"Lu ngapain masih disini? Balik." Usir Afka menatap kearah Joo yang masih berdiri.

Joo meletakkan kresek yang dia bawa dimeja belajar Afka, dia berjalan mendekat kearah Afka yang masih duduk dikasur sedang menyalakan rokok.

"Gimana kaki lu?" Tanya Joo membuat Afka harus mendongak menatap kearah pemuda didepannya setelah menyebat rokoknya.

"Kaki gua cuma memar bukan patah, kenapa pada lebay si!" Cibir Afka menatap kearah balkon kamarnya, dia menyebat rokok yang dikait jari panjangnya lalu menghembuskan asap rokoknya.

Joo berjongkok lalu tangannya terulur menyentuh kaki ramping Afka yang hanya dilirik oleh sang empu. Afka tersenyum tipis saat mendapatkan ide buat jailin Joo.

Dia melepaskan kakinya dari genggaman Joo lalu Afka menaruh kakinya didada Joo yang berdetak dengan irama tenang. "Kaki gua memar gara-gara lu, gimana kalo lu yang pijetin." Ucap Afka sambil memiringkan kepalanya sedikit dengan rokok yang berada dijarinya.

Joo mendongak menatap Afka dengan pandangan tenang membuat Afka berpikir ; Ni bocah ga punya ekspresi apa gimana? Joo menyeringai kearah Afka lalu dia meraih kaki pemuda itu yang berada didadanya dan menariknya sampai sang empu terbaring tiduran dikasur.

Dia berdiri dari jongkoknya lalu menaruh kaki kanan Afka yang memar tadi dipundaknya. "Tapi mungkin sedikit sakit." Balas Joo dengan seringainya membuat Afka menatap Joo tajam.

Afka menopang badan atasnya dengan kedua tangannya dibelakang yang masih terdapat rokok di jari tangan kanannya. "Lu-" ucapan Afka terpotong saat pintu kamarnya tiba-tiba terbuka.

"Ow sorry, Bunda ganggu." Sontak Afka dan Joo menatap kearah pintu kamar dimana Bundanya-Via berdiri diambang pintu dengan cengirannya lalu Via menutup pintu kamarnya lagi meninggalkan dua pemuda yang masih diam.

"Jadi mijitin?" Tanya Afka dengan usil menaruh telapak kakinya dipipi kanan Joo.

"Kaki lu ga parah," ucap Joo sambil menyingkirkan kaki Afka dari wajahnya membuat Afka mendesis menatap Joo malas.

Joo berjalan kearah meja belajar Afka, dia mengambil kresek yang dibawa tadi lalu dia mendekat kearah Afka lagi. Joo menaruh kresek tadi diatas perut Afka yang masih tiduran dikasur sambil merokok, aneh emang. Afka sedikit terkejut lalu menatap bertanya kearah pemuda didepannya.

"Makan, gua pulang." Ucap Joo yang langsung keluar dari kamar Afka tanpa menunggu balasan darinya.

"Apaan ni?" Afka membuka kreseknya yang ternyata berisi makanan. Pandangan Afka terfokus kearah secarik nota kecil yang terletak diatas kotak makanan, dia mengambil nota itu dan membacanya.

Maaf.

"Ppfttt kek bocah, tapi mayan si gua juga laper." Afka berniat memakan makanan yang diberi Joo sebelum tiba-tiba handphone miliknya bergetar, dia mengambil Hp-nya yang tergeletak di sebelahnya lalu membuka WA.

JOO-ANCOK

Joo
Gua gatau makanan kesukaan lu.

Afka
Ga suka emang.

Joo
Serius?
Buang kalo ga enak.

Afka
Canda, enak kok makasih.
Gua maafin.

Joo
Sip😚
Kepencet.

Afka tidak memperdulikan jawaban dari Joo, dia melanjutkan makannya lagi. Selesai makan dia keluar dari kamar setelah mengganti bajunya dan mandi, lalu Afka berjalan kearah ruang TV berniat pamit ke Bundanya buat main.

"Mau kemana lagi A'a malem-malem?" Tanya Via kearah Afka yang sudah berdiri disampingnya dengan cengiran.

"Mau main, A'a pamit ya." Pamit Afka setelah mencium pipi Bundanya lalu berjalan keluar rumah dengan helm yang sudah ditangannya.

"GA BARENG SAMA JOO?!" Teriak Bunda dari dalam rumah.

"GA!" Jawab Afka dengan nada meninggi juga dari luar rumah, dia memasang helm setelah naik diatas motornya dan menyalakannya. Afka menarik gas motor yang dia naiki meninggalkan perkarangan rumahnya.










💐

see u Jooafka.

Jangan lupa votmen.

JOOAFKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang