0.17

2.8K 171 10
                                    

Happy reading 💗



11.05

Tin.. tin...

"Iya den sebentar" seru pak satpam.

"Makasih pak"

"Sama-sama den"

Akhirnya Xaviera dan Gracio sampai di rumah dengan selamat tanpa lecet sedikitpun.

Setelah Gracio memarkirkan motor Vespa kesayangannya itu, mereka berdua langsung cuci tangan dan kaki mereka di kran air samping rumah, bertujuan supaya mereka tidak membawa virus dari luar.

Saat memarkirkan motornya tadi, Gracio melihat bahwa mobil milik ayahnya terparkir rapi di garasi rumah, yang berarti ayahnya itu sudah pulang dari tugasnya.

'Hufff nasib, pasti bentar lagi ayah bakalan memonopoli kakak hiih'. Batin Gracio jengkel.

Ceklek

"Assalamualaikum...."

"Waalaikumsalam" jawab orang yang tadi di batin oleh Gracio, yaa siapa lagi kalau bukan tuan Reynand Abraham.

Xaviera yang mendengar suara sang ayah pun langsung berlari dan memeluk ayahnya itu.

"Aduhh.. aduh... Princess kecil ayah... Darimana nihh, ayahnya pulang malah di tinggal pergi" seru ayah Rey.

"Alun-alun kota" jawab Gracio

"Ohh... Hai boy, gimana kabarnya?" Tanya ayah Rey

"Kurang baik, karena ayah pulang dan akan memonopoli kakak" jawab Gracio ketus, namun sebelum ia pergi ke kamar untuk membersihkan badannya, Gracio sempat mengalami tangan sang ayah. Se kesal-kesalnya Gracio ia tetap menyayangi ayahnya.

"Dasar tuyul" desis ayah Rey.

"Kalau aku tuyul, berarti ayah itu ayahnya tuyul" jawab Gracio dari anak tangga menuju kamarnya.

"Huuh sudahlah, ini princess ayah gimana kabarnya? Baik? Sehat?"tanya ayah Rey kepada Xaviera yang kini tengah berada dalam dekapannya.

"He emm" jawab Xaviera di sertai anggukan beberapa kali.

"Yaa.., udah sana mandi gih. Princess ayah bau acemm" seru ayah Rey sambil menutupi hidungnya.

"Ayahhhhh" rengek Xaviera lirih.

"Hahahaha... Udah-udah sekarang mandi dulu, takut nanti kamu sakit, soalnya di luaran sana banyak kuman"

dah.. sana gih mandi, nanti peluk-peluk ayah lagi sepuasnya kakak" lanjut ayah Rey.

Xaviera pun akhirnya melepaskan pelukannya dari sang ayah, sebelum pergi ke kamarnya Xaviera menyempatkan diri untuk mencium pipi ayah Rey.

Cup

****

Saat ini keluarga kecil Abraham tengah berkumpul di ruang keluarga guna membahas kegiatan sehari-hari mereka, dan hanya waktu-waktu inilah Xaviera berani membuka suaranya, walaupun tidak secerewet bunda dan adiknya.

Ayah, bunda, dan Gracio pun memahami serta menerima keputusan Xaviera, walaupun kadang mereka merindukan nada-nada ceria milik anak perempuan mereka.

Namun apalah daya, rasa trauma masih memenuhi pikiran Xaviera bahkan tak jarang saat tengah malah Xaviera selalu menangis histeris karena mimpi buruk yang mengingatkannya akan kenangan masa lalunya.

Sudah berulang kali Xaviera berobat ke psikiater, namun hasilnya nihil.

Keluarga Abraham hanya dapat berusaha dan  menunggu keajaiban Tuhan.

XAVIERA (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang