07

20.4K 1.3K 1
                                    

"Guys!" seru Alka di depan kelas yang membuat teman-teman sekelasnya langsung terdiam, memperhatikan, menunggu apa yang akan Alka sampaikan. "Jadi gini, Jum'at nanti kan tanggal merah tuh, yang berarti kita libur tiga hari berturut-turut. Nah, salah satu temen kita ada yang nawarin buat liburan bareng di pulau pribadinya. Gimana, pada mau gak?"

"Iya, gratis kok, khusus buat anak kelas XI IPA-1." Resy yang memberikan tawaran tersebut menambahkan penjelasan dari ketua kelas.

"Wuih, kayaknya seru tuh!" sahut Faro dengan wajah antusias. "Ayo deh, gass!"

"Aku sih, gak mungkin nolak," jawab Fea yang sebenarnya ikut andil dalam memberikan ide untuk liburan bersama tersebut.

"Terus nanti ke sananya naik apa?" tanya Mela tanpa melihat Alka. YouTuber cantik itu tengah sibuk membenahi dandanan di wajahnya.

"Gimana kalau pakai kapal pesiar keluarga gue?" tawar Zieon yang membuat teman-teman sekelasnya langsung terdiam. Semua kompak langsung menoleh pada murid baru tersebut. 'Kapal pesiar keluarga' katanya? Wow! Ternyata murid baru itu bukan hanya kaya, tapi 'sangat' kaya.

Dengan kepindahannya yang tiba-tiba bahkan di semester yang tidak memungkinkan, memang besar kemungkinan jika Zieon berasal dari keluarga berada.

Namun, fakta jika laki-laki itu memiliki kapal pesiar pribadi, tentunya itu menjadi berita yang luar biasa, terutama untuk anak-anak kelas IPA-1 yang sangat mementingkan status dalam pergaulan. Bukan hanya diterima sebagai teman sekelas, menjadi sahabat karib pun mereka akan langsung menerimanya.

Ingat? Kecerdasan dan kekayaan adalah penentu kehidupan di SMA Cendekia.

Beberapa murid diam-diam langsung mengusung senyum puasnya. Memang beginilah seharusnya. Meski hanya teman sekelas, mereka harus tetap berada di level yang sama agar tak menimbulkan perbedaan yang menonjol, hingga dapat memunculkan masalah internal yang tak diinginkan.

"Setuju!" sahut Resy dan Faro dengan penuh semangat.

"Okey, nanti gue yang bawa bahan buat BBQ-nya!" Mela menutup kaca lipat yang tadi ia gunakan, ia menatap teman-temannya dengan seringaian kecil.

"Yang lain gimana?"

"Apa perlu dijawab?" Gale yang tadi sibuk tidur mengangkat wajahnya. Ia bertopang dagu dengan seringaian kecil yang ia usung.

Alka dan murid-murid lain ikut menyeringai. Meski jarang memberikan usulan, tapi laki-laki itu selalu berkontribusi banyak dalam hal konsumsi. Jadi, tak perlu ditanya apa dia akan ikut atau tidak, karena jawabannya tentu saja "ya".

Jerry dan Vito yang tadi tengah bermain game bersama di pojok belakang, kini kompak maju. Dua orang itu menghampiri Zieon yang duduk di bangkunya, di barisan ketiga dari arah pintu dan di deret ketiga. Mereka serentak merangkul Zieon yang tengah melipat kedua tangannya di depan dada dengan gaya cool.

"Well, sebagai kelas yang dicap paling kompak, gak mungkin kan kita ngelewatin acara sambutan untuk temen baru kita?" Vito menatap Jerry dengan seringaian kecilnya.

"Betul banget! Sebagai kelas yang paling kompak, kita harus ngadain acara sambutan buat temen kita!" sahut Jerry dengan penuh semangat.

"Setuju! Kita harus bikin acara sambutan yang meriah buat temen baru kita!" Resy ikut menyahuti.

"Jadi, pada ikut nih?" tanya Alka sekali lagi. Tatapannya berhenti pada Neria yang sedari tadi sibuk membaca buku. "Ner," panggilannya pelan.

Neria mengangkat wajahnya. Gadis dengan rambut sebahu itu kebingungan untuk beberapa saat, sebelum akhirnya menjawab, "Oh, iya ikut, Al."

"Lan, ikut, kan?" Resy menatap 'sahabat'-nya yang masih memperhatikan dengan tenang.

Wulan yang ditanya langsung menoleh pada Resy. Ia tersenyum manis. "Iya, ikut kok, Res."

MILIKKU (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang