18

12.4K 980 21
                                    

Kelopak mata Elisa mengerjap lambat menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya. Ia menggeram pelan begitu merasa tak nyaman pada tubuhnya yang tengah terikat kuat di sebuah kursi kayu. Kepala Elisa mendongak, mengamati keadaan sekitar. Sebuah ruang kosong yang gelap dan pengap dengan dirinya yang berada di tengah-tengah ruangan tersebut, tak ada siapapun atau apapun selain dirinya.

Elisa mulai mengingat-ingat kembali kejadian sebelumnya. Saat dirinya yang dikejar oleh Zieon, diselamatkan oleh Ren, dan berujung berhasil ditangkap oleh Zieon. Elisa ingat. Dan setidaknya, ia sempat menitipkan benda itu pada Ren. Bukan hanya alat pelacak, di ponsel itu juga terdapat pesan mengenai kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi. Misalnya ....

"Ternyata kamu udah bangun," ucap seseorang dari arah belakang. Itu Zieon. Laki-laki itu berjalan dengan langkah tenang mendekati Elisa yang masih belum mengeluarkan suaranya.

Tanpa mau repot-repot menoleh ke belakang, Elisa lebih memilih untuk diam dalam posisinya yang masih terikat hingga Zieon sendiri yang berjalan ke depannya.

"Dunia Arsga." Zieon memulai ceritanya. "Dunia tempat dimana makhluk yang dianggap mitos oleh manusia, nyata adanya." Zieon berdiri tegap di depan Elisa, memperhatikan gadis itu yang tampak masih setengah sadar.

"Dwarf, elf, duyung, peri, penyihir, manusia serigala, dan ... vampir. Di sinilah kamu berada, di dunia Arsga, dunia kami para makhluk mitos yang keberadaannya nyata," ucap Zieon datar yang membuat Elisa menoleh padanya.

... Elisa diculik ke dunia makhluk itu. Itu kemungkinan terburuk yang bisa Elisa pikirkan. Dan sialnya, justru kemungkinan terburuk itu yang kini tengah menimpa Elisa.

"Aku yakin, setidaknya kamu pasti sempat mencurigai kami," tebak Zieon tepat sasaran. Karena meski tak yakin, tapi Elisa memang sempat berpikir demikian. Zieon diam beberapa saat, menunggu respon Elisa.

Namun, sayangnya Elisa masih enggan membuka suara. Selain karena masih merasa lemas, menanggapi ucapan Zieon juga hanya akan membuat laki-laki itu semakin menjadi. Dan lagi, apa yang sedang Zieon jelaskan juga rasanya cukup penting untuk mengetahui alasan kenapa laki-laki itu terus mengganggu hidupnya.

"Kamu pasti penasaran, kenapa kamu bisa ngalamin kejadian itu. Terus-terusan di teror sama salah satu makhluk dunia Arsga," jelas Zieon yang sudah sangat dinanti oleh Elisa. "Aku bakal jelasin, tapi sebelum itu, kamu harus tahu ini dulu." Zieon menyembunyikan telapak tangannya ke dalam saku celana. Ia menatap Elisa dengan seringaian kecil, dan dengan posisi berdiri yang tegap. Tampak menawan, hanya jika mereka sedang berada di situasi yang normal. Dan sayangnya, mereka sedang tak berada di situasi yang normal.

"Dua dari tujuh makhluk inti dunia Arsga, yaitu manusia serigala dan vampir, mereka punya sesuatu yang istimewa dibanding makhluk lain. Belahan jiwa, itu yang vampir dan manusia serigala punya dan gak dimilikin sama makhluk lain." Tatapan Zieon mulai serius kali ini.

"Tapi bedanya ...." Laki-laki itu maju selangkah mendekati Elisa dengan badan yang sedikit condong ke arah Elisa. Iris coklat laki-laki itu menyorot dalam mata kelam Elisa."Ikatan vampir dan belahan jiwanya jauh lebih kuat dan mengikat daripada manusia serigala." Ada jeda sesaat sebelum eringaian kecil Zieon menghilang, diiringi dengan tatapannya yang semakin tampak serius.

Zieon menegakkan tubuhnya dengan tatapan serius yang masih setia di wajah tampan laki-laki itu. "Dan kuatnya ikatan itu, kadang justru berujung pada sifat obsesif yang dipenuhi oleh nafsu memiliki. Vampir yang udah sampai di tahap obsesif dan gak bisa mengendaliin nafsunya, kadang bakal ngelakuin apa aja demi ngedapetin belahan jiwanya dan ngelakuin ritual pengikatan.

"Sama halnya kayak manusia, makhluk dunia Arsga juga punya ritual untuk mengikat pasangannya. Tapi bedanya, ritual ini disertai sumpah dan petaka bagi yang melanggarnya. Oleh karena itu, vampir disebut-sebut sebagai makhluk paling setia di dunia Arsga.

MILIKKU (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang