06

22.2K 1.3K 10
                                    

Jari lentik Elisa membalik lembar buku yang tengah ia pegang. Matanya teratur membaca deretan kata di kertas buku yang kecoklatan. Itu salah satu buku koleksi kakeknya yang ia temukan di perpustakaan bawah tanah rumahnya. Buku itu bercerita mengenai tujuh makhluk mitos, yakni vampir, werewolf, penyihir, peri, duyung, elf, dan dwarf.

Setelah membalik buku, tangan Elisa kini mulai menyambar croissant di piring kayu yang memang tadi ia sediakan. Segelas coklat panas juga disiapkan untuk menjadi teman si croissant. Beberapa camilan lainnya pun ikut menemani kegiatan membaca gadis itu, seperti potongan buah-buahan, roti kering, dan sepotong toblerone dark chocolate yang memang menjadi coklat favoritnya.

Sekarang ini, Elisa tengah bersantai di belakang rumahnya, tepat di samping danau dan di bawah pohon rimbun dengan sepotong kain yang menjadi alas duduknya. Sebenarnya tadi Halla sempat mengundang Elisa untuk bermain golf bersama di belakang mansion keluarga besar Halla. Namun, Elisa sedang malas untuk melakukan aktivitas berat, jadilah undangan itu ia tolak.

Lagi pula, hari Minggu nanti juga Elisa akan main ke rumah Halla, dan kemungkinan besar sahabatnya itu akan mengajaknya bermain golf. Itu permainan favorit Halla. Jadi Elisa tak terlalu merasa bersalah karena menolak undangan tadi.

Dahi Elisa berkerut halus begitu mendapati sebaris kalimat menarik yang tertulis di buku yang ia baca itu. "Tak menutup kemungkinan, jika seorang vampir atau werewolf akan mendapatkan belahan jiwa seorang manusia," ucap pelan Elisa yang membaca kalimat menarik itu.

"Namun bedanya, seorang vampir kadang kala kesulitan dalam mengendalikan nafsunya. Dari beberapa kasus, vampir bisa saja terus menerus menghisap darah belahan jiwanya yang terasa lebih manis dari darah makhluk lain, hingga membuat belahan jiwanya meninggal karena kehabisan darah."

Elisa refleks langsung memegangi lehernya, tempat dimana tadi ia melihat bekas gigitan makhluk bertaring. Ia menelan ludahnya kasar.

Tatapannya berpindah pada lembar yang menceritakan tentang bagaimana seorang vampir memperlakukan belahan jiwanya. "Berbeda dengan makhluk lainnya, vampir adalah makhluk paling posesif dan obsesif pada belahan jiwanya." Detak jantung Elisa rasanya mulai menggila. Keringat dingin mulai memenuhi wajahnya. "Mereka akan melakukan apapun untuk mendapatkan belahan jiwanya, dan tak akan segan melakukan berbagai cara demi menjauhkan makhluk yang dianggapnya sebagai ancaman ... dari sang belahan jiwa."

Wush!

Angin berembus kencang, membuat Elisa langsung mengangkat wajahnya. Ia mengedarkan pandangan melihat sekelilingnya yang kini terasa sedikit menyeramkan. Ada aura aneh yang membuat Elisa tiba-tiba merasa tak nyaman. Namun, tak ada apapun dan siapapun yang mencurigakan di sana. Hanya ada dirinya sendiri dengan berbagai makanan dan pemandangan alam yang menemaninya.

Tanpa banyak pikir lagi, Elisa yang semakin tak nyaman langsung berdiri dari duduknya. Ia mulai membereskan barang-barang yang tadi ia bawa. Begitu selesai, dengan langkah cepat Elisa langsung masuk ke rumahnya.

Setelah Elisa sudah masuk ke dalam rumah, tiba-tiba muncul sesosok makhluk berjenis kelamin laki-laki dengan rambut hitam kelam dan iris mata yang merah menyala. Ia berdiri tepat di tempat Elisa duduk tadi. Sosok itu menyeringai kecil mengingat ucapan Elisa beberapa menit lalu. "Posesif dan obsesif, ya? Hm, tidak buruk."

***

Setelah selesai mandi, Elisa yang kelaparan langsung turun ke dapur hendak memasak menu simpel untuk mengganjal perutnya yang lapar. Elisa mengeluarkan sepotong salmon yang ia beli kemarin malam, juga bumbu-bumbu yang nantinya dibutuhkan.

Dengan gerakan lihai, Elisa memasukkan satu-persatu bumbu yang tadi ia keluarkan, hendak membuat saos. Gadis itu mengaduk bumbu tersebut di atas pan dengan api sedang. Setelah dirasa matang, Elisa beralih pada salmon yang tadi sudah ia lumuri dengan lemon dan berbagai bumbu penyedap. Ia memasak sebentar salmon tersebut di atas pan lain, sebelum akhirnya mencampurkan saos yang tadi ia buat ke dalam sana.

MILIKKU (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang