Hari terus berlalu dan tidak terasa kalau kehamilan Jennie sudah memasuki bulan ke9 namun Jennie masih belum sadar dari komanya.
Sekarang Sean lagi berada diruangan Dokter Sowon dengan suasana hati yang khawatir"Ada apa Dok? Apa sesuatu yang buruk terjadi sama Jennie?"
"Seperti yang kamu tahu,waktu kelahiran Jennie sudah tiba"sahut Dokter Sowon
"Tapi Jennie belum sadar Dok. Gimana dia bisa melahirkan?"bingung Sean
Dokter Sowon tersenyum tipis"Gara gara ini juga kami membutuhkan persetujuan dari kamu untuk melakukan operasi mengeluarkan bayi. Kami takut kalau terlambat,sesuatu yang buruk bisa terjadi sama bayinya"jelasnya
Sean mengusap wajahnya dengan kasar"Apa itu beresiko untuk Jennie?"
"Setiap operasi ada resikonya dan kita hanya bisa menyerahkan segalanya kepada Tuhan"sahut Dokter Sowon
Helaan nafas kasar Sean kedengaran dengan jelas"Kalau itu yang terbaik buat Jennie dan anak saya,lakukan saja Dok. Saya percaya sama Dokter"
"Baiklah. Sila tandatangan berkas ini"
Dengan rasa takutnya Sean menandatangani berkas yang ada didepannya itu"Semoga ini yang terbaik" batinnya.
Dengan suasana hati yang tidak tenang,Sean menunggu didepan ruangan persalinan. Sedari tadi juga dia terus berdoa agar operasi Jennie berjalan dengan lancar dan Jennie sama anaknya itu bakalan baik baik saja.
"Sean"Eunwoo menghampiri Sean dan mendudukkan dirinya disamping Sean
"Jennie lagi dioperasi. Dokter bilang anak gue harus dikeluarkan dengan segera"lirih Sean
Eunwoo mengusap punggung Sean"Tenang Sean. Kita doain saja yang terbaik untuk mereka"
"Kalau terjadi sesuatu yang buruk sama Jennie,g-gue tidak akan memaafkan diri gue sendiri"ujar Sean dengan suara bergetar.
Eunwoo hanya mampu mengusap punggung Sean bagi menenangkan sahabatnya itu.
Beberapa jam berlalu,pintu ruangan operasi dibuka dan keluarlah seorang suster"Dengan suami Jennie-ssi?"
"Saya Dok!"sahut Sean cepat
"Dokter Sowon meminta anda masuk kedalam"ujar suster itu
"Woo,gue masuk dulu ya"pamit Sean
"Iya"sahut Eunwoo
Dengan langkah terburu buru Sean memasuki ruangan operasi. Sebelum menghampiri Jennie,dia dipakaikan pakaian khusus duluan.
"Dok"panggil Sean
"Arseanno-ssi. Anak kamu selamat dilahirkan"ujar Dokter Sowon menunjukkan bayi yang digendong olehnya itu.
Sean menatap sosok bayi mungil itu dengan mata berkaca kaca"Anak Daddy"gumamnya
"Selamat,anak kamu cewek"ujar Dokter Sowon.
Sean tidak peduli sama kelamin anaknya itu. Dia tetap saja bersyukur karena mempunyai anak dari wanita yang dia cintai.
"Tapi,kondisi anak kamu lemah"lanjut Dokter Sowon
"M-maksud Dokter?"
"Dia dilahirkan dengan kondisi jantung yang lemah. Ianya mungkin resiko atas kecelakaan yang terjadi sama Jennie-ssi"
Sean menelan ludahnya dengan kasar"Ya Tuhan"gumamnya"Apa tidak ada cara untuk kesembuhan anak saya?"
"Untuk sekarang anak kamu masih bisa bertahan hidup. Setelah dia membesar,dia membutuhkan pendonor jantung. Kalian harus memantau anak kalian ini agar dia tidak terlalu capek. Kalau dia capek,itu bisa bikin dadanya sakit"
Sean mengangguk paham"Baiklah Dok"sahutnya
:
:Sean memasuki ruang inap Jennie dengan perasaan yang sulit diartikan. Dia bahagia karena anaknya sudah lahir namun dia juga sedih karena wanita yang dia cintai itu masih terbaring koma.
"J"digenggamnya tangan Jennie dengan penuh rasa cinta"Ayo bangun. Anak kita sudah menunggu kamu. Dia cewek,cantik banget. Sekarang aku sudah membuka satu cafe untuk menafkahi kamu sama anak kita. Kita harus menikah ya. Aku janji akan berusaha membahagiakan kamu sama anak kita itu"dikecupnya tangan Jennie berkali kali.
Seminggu berlalu dan Jennie akhirnya sadar dari komanya. Sean sontak merasa bahagia ketika melihat wanita yang dicintai olehnya itu akhirnya sadar.
Sejak membuka matanya,Jennie hanya diam dengan tatapan kosongnya. Dia sama sekali tidak peduli dengan Sean yang terus mengajaknya berbicara itu.
"J,kamu mau makan?"tanya Sean
Jennie menatap Sean dengan wajah yang datar"Kenapa elo tidak membiarkan gue mati saja?!"
"Jen,hidup kamu itu bermakna. Tidak seharusnya kamu menyakiti diri kamu sendiri"
Jennie terkekeh sinis"Kalau hidup gue bermakna,elo tidak akan melakukan perbuatan kejam itu!"sarkasnya
Sean menghela nafasnya dengan kasar"Tunggu sebentar"Sean berganjak keluar dari ruang inap Jennie.
Dia akan membawa sang bayi ketemu sama Jennie dan berharap agar bayi itu bisa meluluhkan hati Jennie.
Tidak butuh waktu yang lama,Sean kembali dengan sosok bayi yang digendong olehnya. Dia menghampiri Jennie"Jen,ini anak kita. Dia cantik seperti kamu"ujar Sean
Jennie menatap bayi itu dengan tatapan yang sulit diartikan"Namanya Rosie Gabriel. Apa kamu suka sama nama itu?"lanjut Sean namun Jennie hanya diam"Ini,coba kamu gendong. Rosie pasti senang digendong sama Mommynya"
Baru saja Sean ingin menyerahkan Rosie kepada Jennie,wanita itu malah menolak"Jauhkan bayi itu dari gue!"dingin Jennie
"Jen,ini anak kamu"ujar Sean
"Gue tidak punya anak! Bawa anak ini pergi dari gue! Gue benci dia sama elo!"teriak Jennie marah.
Mendengar teriakan Jennie,sang bayi sontak menangis dengan keras.
Sean menghela nafasnya dengan kasar"Jen,kamu tenang dulu ya"dia akhirnya berganjak keluar dari ruang inap Jennie dan berusaha menenangkan si bayi.
Cerita baru Chaennie(Jentop) sudah dipublish. Judulnya "Because You're Mine" kalian bisa mampir ya🥰
Tapi skrg aku masih punya ide buat cerita baru🗿
Yang ini tentang persaudaraan antara Jennie sama Rosie si. Dan disini Rosie cuek + dingin gitu. Kira kira kapan dipublish??🌝
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumit✅
FanfictionTerlahir dari kesalahan sang Daddy bukanlah sesuatu yang diminta oleh sosok bocah kecil ini. Namun,apa dia salah kalau dia hanya menginginkan kasih sayang dari sang Mommy? Baby Rosie📌 Chaennie📌 Fanfiction📌