-17-

1K 180 6
                                    

Seperti janjinya,Jennie membawa Rosie berjalan jalan di mall sekalian makan siang mereka. Sebelum berangkat,Jennie sudah mengirim pesan untuk Daddy nya Rosie duluan kok dan beruntung sekali Daddy nya Rosie memberi izin membuatkan Jennie bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama Rosie.

"Kita ke restaurant duluan ya. Sekarang sudah jam makan siang. Mommy juga mau kenalin kamu sama teman Mommy" ujar Jennie.

Rosie yang digandeng oleh Jennie hanya mengangguk patuh dan mereka akhirnya memasuki salah satu restaurant "Joy" panggil Jennie menghampiri sahabatnya.

"Eh,Jen" sahut Joy

Jennie duduk dibangku didepan Joy dan dia ikut mendudukkan Rosie disampingnya "Joy,ini Rosie yang sering gue cerita sama elo itu" ujarnya

"Hai Tante" sapa Rosie

"Hai juga Rosie" sahut Joy tersenyum tipis. Joy terus menatap Rosie dengan tatapan yang sulit diartikan. Dia tahu kalau Rosie memang anak kandung Jennie soalnya Sean sudah menjelaskan semuanya kepadanya.

Flashback on

Dengan langkah anggunnya Joy memasuki salah satu cafe untuk membeli secangkir chocolate panas soalnya cuaca diluar memang lagi dingin.

"Saya pesan hot chocolate saja ya" ujar Joy

"Baiklah Nona, silakan ditunggu" pelayan itu berjalan menjauh dari Joy.

Sedetik kemudian Joy memicingkan matanya ketika melihat sosok yang tidak asing dimatanya "I-itu Sean bukan?" gumamnya

Dengan segera dia bangkit dan berjalan menghampiri Sean "Sean" panggilnya.

Dapat dia lihat kalau raut wajah Sean berubah "J-Joy"

Joy menghela nafasnya dengan kasar "Akhirnya setelah sekian lama kita ketemu"

"Memangnya ada apa elo mencari gue?" tanya Sean

"Lo pikir gue tidak tahu apa yang sudah elo lakukan sama Jennie?"

Sean menelan ludahnya dengan kasar "Gue sadar kalau gue memang brengsek dan gue benar benar merasa bersalah sama Jennie"

"Gue mau ngobrol sama elo"

"Arreosso. Kita duduk saja"

Mereka memilih untuk duduk di bangku yang paling pojok agar tidak ada yang mengganggu percakapan mereka.

"So,ada apa?" tanya Sean.

"Sejak Jennie kabur setelah melahirkan anak elo, dia tidak sengaja ketemuan sama gue. Gue yang menyembunyikan dia diapartment agar elo tidak menemukan keberadaan dia"

"Terus,kenapa sekarang lo ngomong sama gue dimana keberadaan Jennie? Apa elo tidak takut kalau gue kembali mencari Jennie?" tanya Sean.

Joy menggedikkan bahunya dengan acuh "Gue sudah tidak takut si soalnya sudah ada yang bisa menjaga Jennie"

"Maksud elo?"

"Jennie sudah menikah sama Limario"

Deg

Nafas Sean memburu. Dia beralih menatap Joy dengan matanya yang sudah berkaca kaca "J-jangan bercanda"

"Gue tidak bercanda kok. Setelah 5 bulan dia kabur dari elo, dia kembali bersama Limario dan mereka akhirnya menikah"

"Jadi Lim tahu apa yang terjadi sama Jennie?"

Joy menggeleng "Sayangnya dia tidak tahu. Selama ini Jennie berbohong sama Lim dan Lim bahkan tidak tahu kalau Jennie pernah melahirkan"

Sean terdiam. Hatinya benar benar sakit setelah mengetahui fakta kalau wanita yang dia cintai sudah menjadi milik orang lain.

"Dimana anak Jennie?" tanya Joy.

"Bersama Jennie"

"Hah?! Gimana bisa?"

"Waktu itu Rosie lagi jalan jalan di mall sama babysitternya. Dan dia tidak sengaja ketemu sama Jennie. Sejak itu juga dia mereka sering ketemu secara tidak sengaja dan Jennie sepertinya sudah sayang sama Rosie tapi dia tidak tahu kalau Rosie itu anak kandungnya. Gue terpaksa berbohong sama Jennie agar Rosie bisa mendapatkan kasih sayang Jennie"

"Tapi,gimana Rosie bisa tahu kalau Jennie itu Mommy?"

Sean tersenyum tipis "Setiap hari gue memperlihatkan photo Jennie kepada Rosie dan gue bilang sama Rosie kalau Mommy nya itu sibuk kerja makanya tidak bisa pulang"

Joy menghela nafasnya dengan kasar "Kasian sama Rosie. Dia bahkan tidak tahu apa apa yang terjadi sama kalian. Gue hanya berharap agar Jennie bisa menerima Rosie kalau dia tahu Rosie itu anak cowok yang sudah menghancurkan hidup dia"

"Gue juga berharap seperti itu si" lirih Sean "By the way, apa Jennie sama Lim sudah punya anak?"

Joy menggeleng "Sampai saat ini mereka masih belum punya anak"

"Itu karena Jennie memang tidak boleh hamil" sambar Sean.

"Maksud elo?" bingung Joy.

"Sepertinya elo juga tahu kalau Jennie pernah berusaha membunuh dirinya disaat Rosie masih berada didalam kandungan dia. Setelah Rosie berhasil dikeluarkan dari perut Jennie, Dokter terpaksa mengangkat rahim Jennie karena itu bisa mengancam nyawa Jennie. Sayangnya Jennie tidak tahu soal itu karena dia langsung pergi tinggalin gue sama Rosie sebelum gue menjelaskan semuanya"

Kali ini Joy yang terdiam dengan matanya yang berkaca kaca. Dia menyayangi Jennie sebagai sahabatnya dan sudah pasti hatinya ikut terluka saat ini "Kenapa harus Jennie? Kenapa harus sosok sebaik dia yang harus menerima perlakuan kejam elo?"

Sean menunduk "Gue menyesal dan gue sadar kalau gue memang tidak berhak untuk mendapatkan maaf dari dia"

Flashback off

"Joy?" panggilan dari Jennie membuyarkan Joy dari lamunannya "Mikirin apaan si?" tanya Jennie.

"Eoh,tidak ada apa apa kok" sahut Joy "Muka Rosie seperti elo ya" pancingnya.

Jennie tersenyum "Andai saja dia anak gue sama Lim"

Deg

Joy sontak terdiam dengan perasaan bersalahanya. Apa dia harus jujur saat ini? Kalau dia jujur,dia tidak yakin apa Jennie masih akan menerima Rosie.






100 vote aku publish chapter seterusnya:)

  Tekan
    👇

Rumit✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang