Selesai makan siang dan berbelanja, Jennie akhirnya menghantarkan Rosie pulang. Sedari tadi juga Rosie meminta Jennie agar tinggal bersama dengannya namun Jennie menolaknya dengan pelbaygai alasan.
"Ayo dong Mommy. Aku mau tinggal sama Daddy dan juga Mommy. Aku mau seperti anak anak yang lain" rengek Rosie.
Sekarang mobil Jennie sudah terparkir didepan rumah Sean "Maaf sayang, Mommy tidak bisa. Mommy masih ada kerja" tolak Jennie.
"Jadi kerja Mommy lebih penting dari aku?"
"Aniyo. Kamu bahkan lebih penting" sambar Jennie dengan cepat "Tapi sekarang Mommy benaran sibuk. Rosie anak yang baik dan penurut bukan? Ikutin kata kata Mommy ya"
Rosie menghela nafasnya dengan kasar "Ya sudah deh. Maafin aku karena sudah memaksa Mommy"
"Tidak apa apa sayang, Mommy mengerti. Mendingan sekarang kamu masuk. Daddy kamu pasti sudah kangen sama kamu"
"Tapi,apa nanti kita masih bisa ketemu?"
"Pasti bisa dong"
Rosie tersenyum dan beralih mengecup pipi Jennie "Mommy, apa pun yang terjadi, Mommy harus ingat kalau aku sayang banget sama Mommy dan aku akan terus ada disamping Mommy disaat Mommy membutuhkan aku"
Jennie terharu dengan penuturan bocah polos didepannya itu. Kali ini dia yang beralih mengecup pipi Rosie "Mommy juga sayang kamu dan Mommy akan sentiasa membutuhkan kamu"
"Ya sudah, aku masuk duluan ya. Bye bye Mommy" Rosie berganjak keluar dari mobil Jennie dengan menggendong tasnya dipunggung.
Jennie menatap kepergian Rosie dengan tatapan sendu. Tidak tahu kenapa, hatinya seakan tidak rela untuk berjauhan dari bocah polos yang gemesin itu.
Dengan langkah lesunya Jennie berjalan memasuki rumahnya. Secara tiba tiba, dia dikagetkan dengan sosok Limario yang sudah berdiri didepannya "Honey?! Kamu sudah pulang?!"
"Miss me?" tanya Limario merentangkan tangannya.
Jennie langsung saja masuk kedalam dakapan hangat sang suami "I miss you so bad"
Limario terkekeh kecil "I miss you too"
Pelukan dilepaskan "Bukannya kamu masih lama di Italy?"
"Beruntung sekali masalah perusahan disana sudah selesai jadi aku bisa langsung pulang deh. Lagian aku juga sudah kangen sama kamu"
"Kamu sudah makan siang?"
Limario menggeleng dengan mempoutkan bibirnya "Aku kangen masakan kamu"
"Arreosso. Aku masak dulu ya" Jennie bergegas kedapur untuk menyediakan makanan kepada suami tercintanya.
:
:Disisi lain,terlihatlah Sean yang hanya melamun dibalkon kamarnya. Dia masih ingat dengan jelas pertemuannya dengan Joy beberapa hari yang lalu.
Hah~
Rasanya sakit ya setelah tahu kalau wanita yang dia cintai sudah menjadi milik orang lain.
"J, apa segitu bencinya kamu sama aku sampai kamu memilih untuk melupakan aku?" lirih Sean dengan sendu.
"Daddy"
Dengan segera Sean memasang senyuman palsunya "Eh, anak Daddy sudah pulang hurm" dia menganggkat Rosie dan mendudukkan anaknya diatas pangkuannya "Apa seru tinggal sama Mommy?"
"Seru banget Dad! Aku tidur sama Mommy terus paginya Mommy siapin sarapan untuk aku" ujar Rosie dengan antuasis.
"Loh, biasanya dirumah ini Bibi Jung yang menyiapkan sarapan juga bukan?"
"Beda Dad. Masakan Mommy paling enak!"
Sean tersenyum. Apa yang dikatakan oleh anaknya itu memang ada benarnya kok. Dulu sewaktu dia masih temanan sama Jennie, dia selalu memakan makanan yang dimasak Oleh Jennie.
"Tapi tadi Mommy bilang Mommy tidak boleh tinggal sama kita. Dia bilang dia masih sibuk" lanjut Rosie dengan sendu.
"Mommy memang sibuk jadi kamu harus jadi anak yang pengertian ya. Lagian Mommy juga pasti akan kembali datang buat bawa kamu jalan jalan"
"Aku hanya mau tinggal bareng kalian sebelum aku dipanggil pulang sama Tuhan"
"Rosie! Jangan ngomong seperti itu! Daddy tidak suka!" tegur Sean sedikit marah.
"Sorry Daddy" cicit Rosie dengan pelan.
Sean menghela nafasnya dengan kasar. Dia membawa Rosie kedalam pelukannya "Jangan ngomong seperti itu lagi ya. Apa pun yang terjadi, Daddy akan berusaha mencari pendonor jantung buat kamu. Daddy sayang banget sama kamu dan Daddy tidak mau kehilangan kamu"ujarnya lembut.
"Aku juga sayang Daddy dan aku juga berharap aku bisa bersama Daddy dan Mommy sampai aku tua"
"Jadi kamu harus bertahan ya. Daddy yakin anak Daddy ini akan sembuh!"
Rosie tersenyum "Daddy,aku punya permintaan sama Daddy"
"Oh ya? Apa itu?"
"Aku mau naik bianglala sama Daddy"
Sean mengernyit "Bianglala?"
"Iya Daddy. Aku melihatnya di tv dan itu kelihatan seru si makanya aku mau naik bareng Daddy"
Sean mengacak rambut Rosie dengan gemas "Nanti pas Daddy tidak sibuk, kita naik bianglala bersama ya"
"Okay Daddy!"
"Tadi Tante Krystal mencari kamu dicafe loh"
"Tante Krystal? Aku kangen Tante Krystal! Sudah lama juga aku tidak ketemuan sama Tante Krystal"
"Kalau Tante Krystal menjadi Mommy kamu, apa kamu setuju?" tanya Sean untuk melihat reaksi sang anak.
"Daddy sudah tidak sayang sama Mommy?!" marah Rosie.
Nah loh! Sepertinya Sean lupa nih kalau Rosie ini pawangnya Jennie.
"B-bukan seperti itu maksud Daddy. Daddy sayang kok sama Mommy. Daddy hanya bercanda"
"Awas saja kalau Daddy mau nikah sama Tante Krystal, aku bakalan tinggalin Daddy dan tinggal sama Mommy!" ancam Rosie.
"Kalau sama Tante Suzy, apa boleh?"
"DADDY!!!! " akhirnya rumah itu dipenuhi dengan teriakan kesal sang bocah.
Hufft!! Sean suka banget si jahilin Rosie.
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumit✅
FanfictionTerlahir dari kesalahan sang Daddy bukanlah sesuatu yang diminta oleh sosok bocah kecil ini. Namun,apa dia salah kalau dia hanya menginginkan kasih sayang dari sang Mommy? Baby Rosie📌 Chaennie📌 Fanfiction📌