10 - Tekanan

36 0 0
                                    

-Bagiku, kamu adalah awal hidup ku-

♥♥♥

"TEH! MAU ES TEJUS SATU YA!!" Teriak Malik dari tempatnya.

"Teh Farel mau mie rebus satu pakai telor dan jangan lupa pake cabe lima ya!" Tambah Farel ditempatnya.

"Lo makan mie mulu si Rel, kayak gak ada makanan lain aja. Kan si Teteh juga jualan nasi rames, kenapa gak mesen itu aja?" Tanya Arka yang selalu memperhatikan sahabatnya itu makan mie hampir setiap kali mereka nongkrong di Warteh alias warung teteh.

"Duit gue pas-pasan. Cuma bisa buat beli mie rebus sama minun aqua botol. Jadi, mending jangan memaksakan untuk ngutang kayak si ono noh!" Sindir Farel dengan mata yang memandang Malik.

"Idih, gue bukan ngutang ya! Cuma bayar telat doang!" Balas Malik yang tengah bermain ponsel.

"Sama aja tai! Sama-sama ngutang namanya!" Cibir Anjar.

"Terserah kalian lah, kalian gak akan paham," ucap Malik yang kembali fokus akan ponselnya.

Sementara itu, Aksara terus saja memperhatikan tingkah para anggotanya itu. Memang terkadang ada-ada saja, namun, dengan adanya mereka membuat hidup Aksara terasa lebih bermakna.

"Rel, pesen aja nasi rames, nanti gue yang bayar," ujar Aksara membuat mata Farel berbinar.

"Lo seriusan Sa?" Tanyanya terlihat exited.

"Iya seriusan. Dan yang lain kalau mau juga pesen aja, nanti tinggal itung-itungan sama si teteh."

"Aksara anjay propesional sonal slebew!" Ujar Arka dengan logatnya itu. "Gue juga mau ah, mumpung gratis," lanjut lelaki itu seraya cepat-cepat turun dari bale yang tersedia di samping warteh.

"TEH ARKA MAU NASI RAMES DUA BUNGKUS!!" Teriak Arka dengan semangat penuh.

"Siap!! Tunggu dulu ya, teteh buat mie Farel dulu," ujar Teteh dengan nada lembutnya itu.

"Teh, Farel juga nambah nasi rames deh sebungkus. Aksa yang bayarin," ujar Farel dengan kedua alis yang naik turun.

"Kesempatan emas nih, mau juga ah!" Dengan gerakan kilat Anjar langsung turun dari bale dan bergegas untuk mengantri pada warung teteh untuk memesan makanan.

"Lik, lo gak makan?" Tanya Aksara yang sedaritadi memperhatikan Malik yang hanya fokus pada ponselnya.

"Nanti aja ah. Cewek-cewek lebih narik perhatian gue dibandingkan makanan," jawab Malik dengan santai. Dasar buaya cap kampak!

Aksara hanya geleng-geleng kepala mendengar penuturan Malik. Memang ya, cowok buaya tuh memang begitu. Cewek nomor satu, urusan lain itu nanti-nanti saja.

Fokus Aksara beralih menatap Samudra yang sedaritadi fokus dengan layar laptopnya. Jika Malik buaya cap kampak, beda halnya dengan Samudra yang hanya setia dengan satu gadis bernama Lunaira Maharani. Ah lupa, ada satu prioritas Samudra selain Luna, yaitu tugas-tugasnya. Kata Sam sih, kalau gak ada tugas tuh hidupnya terasa hampa. Membosankan dan gak bisa ngapa-ngapain.

Cowok produktif memang beda yaa.

"Sa, gue balik duluan. Dania drop." Giandra tiba-tiba saja datang dengan tergesa seraya berucap demikian. Fokus Aksara menatap Giandra, lelaki itu sedang memakai jaketnya dan bergegas untuk menaiki motor hitamnya itu.

"Dia masuk rumah sakit?" Tanya Aksara dengan cemas. Pasalnya, Dania itu salah satu gadis yang begitu dekat dengan inti Ryder.

"Iya, tadi bokapnya ngasih tau. Gue duluan," ujar Andra dan setelahnya lelaki itu bergegas pergi.

AKSARA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang