25 - Sejahat itukah?

27 1 0
                                    

—Bagiku, kamu adalah awal hidup ku—

♥♥♥

Acara jerit malam telah tiba, seluruh murid kini tengah berkumpul pada lapangan luas yang berada di dalam hotel. Semuanya tengah mencari pasangan siapa yang akan menjadi pendamping mereka untuk acara jerit malam dalam persamaan angka.

Senja melihat bola ditangannya, angka delapan, siapa juga orang yang sama-sama mempunyai angka delapan?

"Angka kita sama."

Suara bariton itu jelas membuat Senja terperanjat kaget. Gadis itu menoleh kebelakang dan lantas menabok bahu Aksara.

"Ngagetin aja deh lo!" Sentak Senja dengan pandangan kesal.

Bukannya minta maaf, lelaki itu justru tersenyum tanpa dosa. "Seneng kan lo satu tim sama gue?"

"Idih, pd gile lo!" Senja memutar bola matanya malas.

Aksara berdecak. "Ck, jujur apa susahnya sih?" Tanya Aksara sedikit membungkuk badannya supaya wajahnya sejajar dengan Senja.

Ditatap seperti itu jelas membuat Senja tertegun. Sial! Lagi dan lagi degup jantungnya berdebar.

Karena tak mau dilihat salting, akhirnya Senja meraup wajah Aksara lalu disingkirkan. "Gak usah natap kayak gitu!"

"Kenapa? Takut suka ya?" Tanya Aksara yang malah makin menggoda.

"Yakin banget lo kalau gue bakal suka sama lo?"

"Ya yakin lah! Mana ada cewek yang gak suka sama gue." Aksara membenarkan kerah kemejanya bangga.

Melihat itu justru membuat Senja menatap Aksara remeh. "Dasar cowok tebar pesona! Benar-benar mirip sama temen-temen lo itu."

"Tapi gue ganteng kan?"

"Menurut lo?" Balas Senja menatap Aksara.

Lagi, Aksara kembali membungkukkan badannya dan mulai menatap Senja secara intens. "Menurut gue, ya gue cakep. Bahkan, mungkin masuk tipikal cowok lo?"

Senja masih terdiam. Alis itu, hidung itu, mata teduh itu, bibir kecil itu, BENAR-BENAR MEMBUAT SENJA GILA!!

Aksara merubah posisinya. "Yeu, malah diem lagi. Barti, beneran kan gue cakep? Makanya lo sampai speechless kayak gitu."

"Idih, najong!" Balas Senja memutar bola matanya malas lalu pergi begitu saja meninggalkan Aksara.

Aksara ditempatnya terkekeh. Tangannya terulur untuk memijat alisnya.

"Cewek kalau salting kenapa lucu banget si," gumam lelaki itu yang masih senyum-senyum sendiri layaknya orang gila.

Iya, kan Aksara memang sudah gila karena Senja.

Semua tim sudah bersama partnernya masing-masing. Tadinya, Luna cemberut karena nomor angkanya tak sama dengan Samudra. Karena tak mau melihat Luna marah, akhirnya Samudra menukarkan nomornya dengan Arka yang kebetulan mempunyai angka sama dengan Luna. Dan ternyata nomor yang tadi Samudra kasih, membuat Arka akhirnya disatukan bersama Nadin. Kebetulan yang begitu menyenangkan bagi Arka.

Sementara Dania, gadis itu kebetulan satu tim dengan Andra. Bahkan, gadis manis itu tampak tak memudarkan senyumnya sedaritadi. Sebahagia itu hanya karena satu tim dengan Andra.

Semuanya sudah diikat oleh kain yang akhirnya menyatukan tangan mereka. Katanya sih, biar tidak ketinggalan jejak.

Tak lama semuanya mulai berjalan pada masing-masing jalan yang sudah ditentukan dari guru pembimbing.

AKSARA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang