23 - Day one study tour

30 1 0
                                    

—Bagiku, kamu adalah awal hidup ku—

♥♥♥

Pagi telah tiba. Mentari telah berdiri tepat pada garis edarnya. Seluruh siswa SMA Kejora kini sedang senam pagi. Dari kelas IPS 3, Arka, Anjar, Malik dan juga Farel sudah seperti reog. Mereka berempat menggoyangkan tubuhnya tak tau aturan, sama sekali tidak mengikuti tempo musik saat ini. Intinya, mereka semua bahagia.

Arsha yang merupakan ketua OSIS SMA Kejora berdiri pada podium untuk menjadi komando semuanya. Seluruh OSIS juga senam di bagian depan berhadapan dengan siswa lainnya.

Senja, gadis itu tiba-tiba saja di tarik Arsha untuk naik keatas podium membuat sorakan heboh itu terdengar.

"AYOK SEMUANYA LEBIH SEMANGAT!! SEKARANG SUDAH ADA PEREMPUAN CAKEP DI SAMPING SAYA!" Teriak Arsha lantang membuat Senja ngeblush di tempatnya.

"GEBET TERUSS SHA!!" Teriak salah satu murid lelaki membuat Arsha lantas tersenyum.

"Kak, malu ih!" Senja menarik-narik lengan Arsha dengan wajah menahan malunya. Percayalah, menari di depan seluruh siswa saja sudah malu, dan ini diajak untuk naik keatas podium benar-benar membuatnya makin malu.

"Udah jangan malu, kan ada aku di sini," bisik Arsha tepat di belakang telinga Senja membuat gadis itu tertegun untuk beberapa saat.

Musik senam masih terus berjalan. Seluruhnya juga masih joget-joget tak jelas. Intinya, sekarang semuanya menikmati senam pagi ini. Walau, ada beberapa cewek-cewek yang kaku. Harus tetap anggunly and slayy, begitulah.

Beberapa menit berjalan, semuanya di istirahatkan membuat Senja akhirnya buru-buru turun dari atas podium.

Arsha terkekeh kecil melihat itu. Entah mengapa, Senja selalu tampak lucu di setiap harinya.

Di lain tempat, Senja kini sudah berada di dekat teman-temannya. Luna tersenyum tak jelas dengan mata aneh memandang Senja.

Senja mengerutkan keningnya tak paham. "Kenapa sih?"

"Ciee... Acieee.." Luna menyenggol bahu Senja membuat Senja makin merasa aneh dengan wanita di sampingnya itu.

Karena terlanjur kesal, akhirnya Senja mendorong Luna sampai gadis itu hampir saja terjatuh jika tidak di tahan Dania.

"Gak jelas lo ah! Cie cie! Garing!" Tukas Senja menatap Luna sinis.

"Ciee yang di ajak keatas podium sama kakak ketos, mana cakep lagi, hadeuhh." Luna menaruh tangannya di kening seolah benar-benar pusing melihat ketampanan seorang Arshaka Mahendra.

"Kalau suka mah bilang Lun," cetus Nadin yang sedang membenarkan kuncir rambutnya itu.

"Oh jelas... semua cogan itu wajib masuk list crush gue!" Balas Luna tersenyum bangga.

"Sam noh Sam! Cogan bae!" Cibir Nadin lagi.

"Sam mah tetap nomor satu. Lagian juga, crush sama jatuh cinta itu beda ya!"

"Terserah lo aja dah." Nadin memutar bola matanya malas. Pokoknya, bagi Luna cogan itu diatas segalanya.

Pandangan Senja tak sengaja menangkap sesosok lelaki yang saat ini berdiri tak jauh darinya. Entah mengapa, sekarang fokus Senja hanya terus memandang Aksara.

Walau hanya minun saja, mengapa lelaki itu tampak terlihat luar biasa?

Bahkan, bukan hanya Senja saja yang memfokuskan pandangannya kearah Aksara. Namun, ada beberapa gadis lainnya yang terus memandang Aksara diam-diam. Contohnya saja Syla.

AKSARA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang