35 - Buruknya sifat egois

25 0 0
                                    

—Bagiku, kamu adalah awal hidup ku—

♥♥♥

"Kamu udah berapa lama dekat sama Aksa?" Tanya Anggun yang sukses membuat pandangan Senja teralihkan.

"Semenjak awal Senja masuk sekolah?" Jawab Senja ragu-ragu.

"Kamu nyaman sama dia?" Tanya Anggun lagi membuat Senja terdiam untuk beberapa saat.

"Kenapa mama nanya kayak gitu?" Tanya balik Senja.

Pandangan Anggun terus teralih menatap jalan. Ya, Senja memang pulang bersama Anggun kali ini. Dasar ibu-ibu, tadi pagi Senja izin dibolehin, namun tadi secara paksa Anggun meminta Senja untuk pulang bersamanya. Aneh bukan?

"Mama liat kamu sama dia kayak bukan teman biasa. Kalian ada hubungan?" Tanya Anggun memandang Senja.

Senja yang di tatap seperti itu jelas langsung kalang kabut sendiri. Jujur demi apapun, Senja bingung harus jawab apa.

"Kenapa diam? Apa benar ucapan mama?"

"E—enggak. Senja gak ada hubungan apa-apa sama Aksa. Cuka sebatas teman doang," elak Senja mengalihkan pandangannya.

Tak lama kekehan kecil terdengar membuat Senja terus memandang Anggun. Wanita itu tampak mengukir sebuah senyuman tipis membuat alis Senja menaut.

"Kenapa mama ketawa?" Tanya Senja dengan wajah bingungnya.

"Seorang anak itu gak bisa boong sama orang tuanya apalagi sama seorang ibu. Dari kecil kamu udah sama mama, jadi kebohongan sekecil apapun itu ketara banget dari mimik wajah kamu," ujar Anggun namun membuat Senja terdiam.

"Senja gak boong kok."

"Jawab aja, mama gak akan marah juga," ucap Anggun membuat Senja akhirnya menghembus napas panjang.

"Kalau Senja ada hubungan sama Aksa, mama merestui?"

♥♥♥

Senja kini tengah berdiri tepat dihadapan sebuah kalender yang terpajang di tembok kamarnya. Gadis itu menghembus napas berat dengan pandangan yang tak lepas dari jejeran tanggal itu.

"Hari ini tepat lima tahun kepergian papa," gumam Senja.

Tak lama Senja berbalik badan. Mungkin Senja baru bisa ke makam nanti pulang sekolah. Namun, apa sekarang Anggun bisa untuk ikut bersamanya? Karena dari sebelumnya, Anggun tak pernah datang ke makam papa Senja dengan alasan sibuk kerja.

Senja berjalan menuruni tiap anak tangga rumahnya dan tak lama langkahnya terhenti di meja makan. Senja terdiam seraya terus menatap Anggun. Wanita itu bahkan tak berucap apapun dan hanya sibuk menuangkan beberapa makanan diatas wadah.

"Cepat makan abis itu berangkat sekolah. Jangan buang-buang waktu," ucap Anggun tampak tergesa.

"Iya mah," balas Senja yang kini sudah duduk di kursi.

Dalam diam Senja terus memperhatikan Anggun. Kenapa wanita itu tak mengucapkan apapun tentang hari ini? Atau mungkin Anggun lupa?

Namun, apa iya sebegitunya Anggun sampai lupa dengan hari kematian suaminya sendiri?

Anggun yang merasa diperhatikan lantas kembali menatap Senja. "Ada apa?" Tanyanya terdengar ketus.

"Gak ada apa-apa," balas Senja tampak acuh.

"Yaudah cepetan abisin. Gak perlu liatin mama kayak gitu. Waktu terus berjalan dan kalau kamu lelet kayak gini sama aja kamu buang-buang waktu," ujar Anggun membuat Senja hanya fokus sama makanannya. Ibaratkan, masuk kuping kanan keluar kuping kiri.

AKSARA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang