Ch. 12

468 57 8
                                    

Sawamura mengangkat kakinya tinggi, pandangan mata tajam tertuju pada batter yang kini tampak geram. Dalam hati menghitung sampai 3 kemudian mengayunkan tangannya, bola meluncur cepat sebelum akhirnya berbelok ke arah yang diinginkan. Sorakan kegembiraan ditengah panas kejam yang menguras energi memberikan semangat bagi tim. Seidou tersenyum lebar, mengusap pelan keringat dengan tangan sebelum kembali berjaga.

Pertandingan berbalik dengan sangat cepat, akademi akikawa menjadi waspada dengan munculnya pitcher baru yang mengacaukan kemenangan mereka. Bisik-bisik terdengar, pelatih Akademi akikawa mendengar nama yang cukup familiar. Dia melipat tangan didada dengan otak berpikir keras.

".....itu sawamura Eijun, bukan?" Mereka menyadari saat Sawamura melepas topinya dan mengikat rambutnya. Ciri khas yang sangat jelas bagi penikmat Baseball. Sawamura terkenal akan kesukaannya mengikat rambutnya ditengah lapangan. Kemampuan yang menakutkan untuk seorang remaja membuat Sawamura menjadi sangat terkenal, dia tidak pernah melakukan wawancara seperti pemain yang sedang naik daun tetapi semua mata tertuju padanya. Tentu saja penggemar Baseball secara khusus.

Bisik-bisik semakin kuat, "Sial! Itu Sawamura Eijun, Pitcher muda terbaik se-jepang." Seru salah satu penonton.

Semua pandangan anggota tim menjadi gelisah, mereka tau bahwa meyakinkan Sawamura untuk meletakkan kakinya diatas mound sangat sulit terutama Yips yang dideritanya masih belum sembuh total. Yūki Tetsuya berjalan mengangkat tangannya sebelum mendekati Eijun. Dia memberi kode kepada Miyuki untuk mendekat juga.

Detak jantung Sawamura meningkat tajam, namanya diserukan oleh penonton. Panas yang sebelumnya tidak mempengaruhi perlahan mengambil alih. Dia meletakkan tangan yang bersarung glove ke dada, mengerjapkan mata berulang kali. Pikiran-pikiran masuk dan mulai mengacaukan konsentrasinya, suara-suara itu terdengar, tangisan dan sebagainya berdengung dengan keras.

Miyuki, Kuramochi dan kapten, mengerubungi sawamura, memanggil namanya dengan lembut. Melihat situasi yang ada, rei mendekati wasit dan berbicara dengannya agar memberikan sedikit kompromi akan situasi yang ada.

"Bakasawa, bernafas." Bisik Miyuki. Dia merangkulnya, ini bahkan belum setengah permainan tetapi pacarnya telah terpicu.

Kapten ikut menenangkan, mereka sudah mendengar dari Chris tentang kondisi Sawamura yang juga menjadi alasan mengapa dia berhenti bermain baseball. Ketakutan akan orang-orang yang mengetahui kekejamannya dalam bermain, menghancurkan keberanian berdiri diatas gundukan. "......ingat apa yang dikatakan oleh Chris, kamu bisa mengabaikan apapun dan menjadikan satu objek sebagai fokus. Tapi untuk itu dimulai dengan bernafas."

"A-aku tidak bisa, bagaimana jika menyakiti orang lagi?" Bisiknya dengan suara serak. Sawamura tidak bisa membedakan suara-suara dalam kepalanya. Suara riuh masih terdengar dengan jelas, namanya berhasil membuat keributan ini. Sebanyak yang diusahakannya untuk menghapus jejak masa lalu, sebanyak itu pula usaha masa lalu menamparnya pada kenyataan.

Tangannya mencengkram erat lengan Miyuki yang terus menerus mengirimkan sugesti bahwa dia bisa melakukannya. "Hanya bernafas, aku berada dibelakang batter. Aku akan menangkap semua lemparanmu. Tidak ada yang akan terluka, percaya padaku." Ucap Miyuki berusaha meyakinkan. Lemparan Sawamura selalu membuatnya waspada karena tidak seperti lemparan furuya yang cepat dan kuat, lemparan Sawamura kuat dan tidak berarah.

Berpikir, ia mulai men-sugesti kepalanya sendiri, meyakinkan bahwa Miyuki akan menangani lemparannya dengan mudah. Mengusap wajahnya sekali lagi dengan senyuman lebar disana, mengabaikan kepucat pasihan wajahnya. "Kupikir aku sudah siap. Ayo selesaikan ini dengan cepat." Katanya.

Kapten dan Miyuki saling menatap sesaat sebelum akhirnya kembali ke tempat masing-masing. Memberikan kode kepada wasit bahwa mereka telah siap untuk memulai kembali.

Play With me | MiyusawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang