Play With me | Miyusawa

Ch. 13

Kemenangan yang diberikan membuat Tim Seidou percaya diri, sempat terlintas ketakutan saat furuya mulai menunjukkan kelelahan akibat terbakar matahari tetapi semua sirna ketika sawamura menginjakkan kaki di atas gundukan. Harapan naik tinggi memberikan kemenangan mutlak dan memberikan semangat membara bagi para pemain. Pertandingan demi pertandingan akan di lewati dengan mudah tetapi latihan tetap terus dilakukan.

Lapangan Tim Seidou kembali di isi dengan lapangan intensif.

Sawamura memegang glove ditangan kanan dan tangan lainnya memegang bola. Dia mulai melemparkan bola ke atas dengan pikiran melayang-layang pada beberapa tahun lalu saat pertama kali dia mulai mencintai bola baseball.

"Sudah cukup lama ternyata aku bermain baseball. Jika aku mengejar mimpi menjadi raja baseball dan menjadi sangat egois mungkin saat ini sudah menjadi pemain profesional," Dengus Sawamura pelan. Dengan lemparan bola super cepat dan pengambilan sudut yang bagus sangat mudah mematahkan para batter, disaat yang sama  hal tersebut menjadi senjata mematikan.

Senyum datar tersisa diwajah Sawamura saat menyadari siapa yang sejak tadi meniru kegiatannya. Melepaskan glove sebelum mengusap wajahnya pelan dengan harapan menutupi kekesalannya, sawamura melirik furuya.

"Jadi apa tips agar bisa melempar dengan sempurna?" Tanya Furuya langsung pada intinya. Melihat permainan Sawamura telah membuka mata Furuya, dia bersinar dengan terang di atas gundukan—tidak ada yang menghalanginya memenangkan permainan dan membawanya menjadi pahlawan bagi tim. Ia juga ingin merasakan hal yang sama menjadi pemain yang bisa diandalkan oleh tim.

"Tidak ada tips lakukan dengan caramu sendiri," jawab Sawamura.

"Aku tidak percaya sebelum melihatnya dengan mata kepalaku sendiri," putus Furuya.

Rambut coklatnya jatuh ke bawah menutup penglihatan, Sawamura merogoh karet yang sering digunakannya untuk mengikat rambutnya lalu mulai mengumpulkan mereka dalam satu genggaman dan mengikatnya agar tidak menghalangi penglihatan. "Setiap pemain punya cara mereka sendiri, meniruku tidak akan membuatmu menemukan caramu sendiri dalam melempar," dia berdiri dan mulai meregangkan kakinya sebelum turun ke lapangan untuk melempar, "—cepat ke lapangan, aku tidak mau harus diam disini seharian."

"Apa kamu putus dengan Miyuki-senpai? Kalian tidak saling bicara sudah cukup lama," tanya Furuya. Sudah ada 2 atau 3 pertandingan terlewati dan hubungan Miyusawa begitu dingin, tidak ada sapa atau bertukar omong kosong. Tidak ada yang berani bertanya karena untuk pertama kali Miyuki kazuya bertingkah seperti pangeran es yang tidak tersentuh. Hal ini cukup menakuti anggota lainnya karena mereka pikir dengan kecanggungan kedua pemain berbakat akan melumpuhkan tim. Nyatanya keduanya bertingkah profesional.

Menghentikan langkah kakinya, Sawamura melemparkan bola dengan cepat ke arah gawang yang sering digunakan para pitcher. "Putus? Aku dan dia? Kami bahkan tidak berpacaran," ucap Sawamura dengan suara keras. Dia tidak ingin mengingat kekesalannya pada Miyuki yang seenaknya memutuskan bahwa ia bisa mengingkari janjinya, si brengsek itu harus diberi pelajaran. "Ayo Furuya dan jangan sebut nama orang itu atau bolaku akan menghancurkan kepalamu."

Walaupun hanya bermaksud sebagai sebuah candaan Furuya ketakutan dan hal ini lah yang memulai persahabatan aneh antara Furuya Satoru dan Sawamura Eijun.

———————————————————
Diamond no Ace ダイヤのA ©Yūji Terajima
Miyuki Kazuya × Sawamura Eijun
Semi-Canon, Romance, Comedy, Out of Character (Ooc)
———————————————————

Miyuki tidak berhenti memelototi Furuya karena semakin dekat dengan Sawamura, dia memakan makan siangnya dengan ganas dengan harapan akan diperhatikan oleh Sawamura. Tapi sayangnya bukan memperhatikan dia malah dianggap hantu yang tidak terlihat membuat Miyuki nampak semakin menyedihkan dimata teman-teman seangkatannya.