Allahuakbar.... Allahuakbar... Allahuakbar
Kumandang takbir terus berbunyi, sejak malam, dilanjut subuh kini. Sorak riang para insan bumi yang merayakan terus tertampang. Tentunya berlaku hal yang sama pada apartemen andalan kita semua, yang sejak dini hari sudah membuat sakit telinga para tetangga.
"SHIROU, CEPETAN MANDI!!"
"Gamis aing teh dimana?"
"ELI, JANGAN DIMAKAN DULU OPORNYA!"
"MAMAAAA, ADA MONYET!"
"Ya Archon, capek banget"
"Ai, jangan murtad!!"
Ramai, begitu ramai. Sampai bukan ramai lagi namanya. Sudah seperti konser rock. Entah kenapa apartemen ini tidak pernah hening, tidur pun juga sama halnya. Sama-sama gila. Padahal baru sebentar tetangga merasakan kedamaian yang luar biasa saat beberapa penghuni nya pergi melaksanakan sholat Ied, tapi semua sirna tatkala salam dari Yuki mewakili sebagian member yang telah pulang dari sholatnya.
"Eli, tadi gaada yang aneh kan pas kami pergi?" Itu Hatsu yang nanya.
"Kalau joko yang berkeliaran itu termasuk ga aneh, maka iya, gaada yang aneh 👍" Eli memberi jempol sembari tetap setia mencomot opor yang seharusnya dimakan nanti.
BONK
"Aw!"
Rena datang bersama centong di tangannya, dengan gagah berani mem-bonk kepala Eli penuh kasih sayang.
"Itu opor jangan dimakan dulu! Tunggu dagingnya!"
"Ya habis dagingnya lama banget"
Hatsu yang sedang membuat sirup langsung noleh, "Lah, belum selesai?"
Eli sama Rena kompakan geleng-geleng seperti encok leher, dilanjut Rena yang nunjuk ke arah luar apartemen. "Noh, yang mau motong sibuk debat"
Yang dibilang Rena memang ga salah. Diluar apartemen, tepatnya di halaman, ada Risa yang lagi diikat, Wawa Yuki yang ngamuk ngamuk, Koga yang ikut ngamuk karena Wawa ngamuk, Naoko dengan hp kesayangannya, serta para penonton dan para kuli (tiba-tiba).
"GA BOLEH! POKOKNYA GA BOLEHHH! RISA GA BOLEH DISEMBELIH!" Yuki berucap.
"HAH? TADI SIAPA YANG MINTA KURBAN?" Koga mengamuk.
"HEH ANJING JADI-JADIAN, RISA DOMBA! BUKAN SAPI!" Wawa menolak.
Mereka terus berdebat, tapi tenang aja! Pita suara mereka ga bakal putus kayak hubungan kalian dengan husbu kok! Toh, mereka bukan manusia asli. Ga tahu spesies apa.
"Permisi...."
Di tengah-tengah kebisingan itu, seorang lelaki dengan paras rupawan yang membuat hati para hawa langsung meleleh tiba-tiba datang. Pakaiannya wuuuuuhhhh, sangat mempesona! Ga pakai apa-apa kecuali sarung sebagai bawahan. Mempesona sangatlah. Siapa lagi kalau bukan.....
"Lho, pak bandol?"
"Badrol, Rein! Bukan bandol!" Liz mengoreksi dengan bisikan.
Pak Badrol sendiri cuma ketawa-ketawa kecil, sudah hafal dengan tingkah laku penghuni apartemen ini.
"Siapa?" Nah, ini Nico yang lagi bisik-bisikan sama Meru.
"Pak Badrol, anaknya pak RT."
"Kok dipanggil pak?"
"Ga tahu, keliatan tua, mungkin."
Nico ngangguk-angguk paham. Ga sadar kalau Pak Badrol sendiri dengar bisikan mereka. Kasian.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐚𝐢𝐥𝐲 𝐋𝐢𝐦𝐞𝐏𝐫𝐨
Fanfictionhanya berisi keseharian para penghuni apartemen Limerence yang pastinya bukan makhluk halus apalagi makhluk ghoib. mereka hanya manusia biasa yang mengejar mimpi untuk bersanding dengan pasangan idaman mereka. penasaran ? ayo lihat isi buku ini kami...