*
*
*
"Kamu serius Mew?" tanya Papih yang masih tidak percaya.
"Mew serius Pih, sangat serius!"
"Gila lu ya!! Gue masih sekolah sat, gue juga masih dibawah umur. Lagi pula gue juga nggak suka dan nggak ma.."
"Sekolah dimana? Kafe, tongkrongan, pinggir jalan, atau? Dan satu hal yang harus lu tau. Gue nggak butuh persetujuan dari lu,"
"Pih jadi bagaimana, apakah boleh Mew menikahi Gulf hari ini?" tanya Mew dengan wajah seriusnya.
"Pih jangan dengerin orang gila Pih, dia itu sakit Pih. Awas loh nanti dia ambil semua harta punya Papih."
Mew yang mendengar ucapan Gulf pun langsung menariknya lalu mencengkeram kuat kerah baju milik Gulf.
"Harta bokap lu itu ya elu anjir!!" murka Mew melepaskan cengkeramannya lalu mendorong tubuh Gulf hingga terjatuh keatas lantai.
Gulf seketika terdiam. Baru kali ini ada orang yang berani menyentuhnya dihadapan sang Papih, Gila. Memang pria yang berda dihadapannya adalah orang yang sangat gila. Gulf yakin, pasti sang Papih akan membelanya dan langsung memberikan pelajaran kepada pria yang kini berada dihadapannya.
"Mew!!" tegur Papih yang langsung menatap Mew tajam.
"Maaf Pih Mew kelepasan, tapi Gulf memang sudah seharusnya dididik yang benar sekarang. Gulf sudah dewasa Pih." sesal Mew menunduk.
"Mew, kamu tau apa yang kamu ucapkan? Pernikahan bukan lah hal yang bisa kamu permainkan begitu saja."
"Omelin aja Pih, nggak ada otak emang!!"
"Mew tau Pih, dan Mew serius." jawab Mew dengan wajahnya yang juga serius meyakinkan sang Papih.
"Kamu sudah ijin sama Ayah kamu?"
"Pih apaan sih!!" bentak Gulf tak terima.
"Setelah ini Mew akan pulang dan minta ijin sama Ayah dan Bunda, Pih."
Gulf menarik lengan Mew kasar lalu mendorongnya kencang hingga pingang Mew terbentur ke ujung meja kerja sang Papih kencang.
"Nggak usah sok kepedean deh lu. Nikah-nikah. Nikah sana sama bokap gue!"
"Lu mau gue jadi Papah tiri lu?" tanya Mew yang membuat Gulf semakin emosi dan langsung memukul wajahnya kencang sampai membuat ujung bibir Mew mengeluarkan darah.
"Sudah-sudah, kalian berdua kerjaanya ribut saja. Mew, Papih tidak mengijinkan kamu menikah sama Gulf." tegas Papih yang membuat Gulf tertawa puas.
"Mampus lu!!"
"Papih akan melihat perubahan Gulf dalam waktu enam bulan kedepan. Sekarang Papih serahin Gulf ke kamu. Terserah kamu mau didik Gulf dengan cara apa dan seperti apa, Papih percaya sama kamu."
"Loh Pih, nggak gini konsepnya!" protes Gulf tak terima yang langsung menghadap ke sang Papih refleks mencengkeram kuat kerah baju sang Papih.
"GULF!!" teriak Mew membentak Gulf yang langsung menarik Gulf menjauh dari Papihnya.
"Pih, Mew janji kejadian seperti ini nggak akan pernah terulang kembali. Mew ijin bawa Gulf kekontrakan Mew ya Pih. Dan oh iya, Mew minta tolong banget sama Papih untuk mencabut semua fasilitas yang sudah Papih berikan ke Gulf. Biar semua kebutuhan Gulf Mew yang menanggung sekarang." pinta Mew sopan yang dibalas anggukan oleh Papih Gulf.
"Lu gila ya! Punya apa lu sampe mau ngebiayain hidup gue?"
"Berisik, ayo sekarang cepetan ikut gue pulang."
