Jennie dan Lisa

3.7K 300 17
                                    

Ketukan dari sebuah pintu membuat Jungkook mempersilahkannya masuk saat seseorang membuka pintunya ternyata itu adalah Eunha.

"Kenapa kau datang lagi?" Eunha tersenyum.

"Kau menabrak ku, kakiku masih sakit tuan." Jungkook mengangkat sebelah alis nya, ia baru melihat gadis itu kemarin dan tidak mengenalnya, hanya tidak sengaja menabraknya di pinggir jalan.

"Lalu? Mau aku ganti rugi, katakan saja berapapun yang kau mau!" Eunha menggeleng.

"Aku hanya butuh pertanggungjawaban dari mu tuan, mungkin merawatku hingga pulih." Jungkook menatap datar hingga Taehyung datang, Jungkook yang sadar meminta Taehyung membantunya.

"Ah chagiya ouh apakah dia mengganggumu?" Taehyung bergelayut manja di tangan Jungkook dan menatap tajam pada Eunha.

"Heh J*Lang jangan berharap kekasihku mau dengan wanita murahan sepertimu!" Eunha menganga apa mereka Gay? Astaga ia tidak tau.

"K-alian..."

"Iya, kami sepasang kekasih, kau itu tidak pantas merusak suasana romantis kami, pergi sanah!" Usir Taehyung menatap Jungkook seolah ia benar-benar menyukainya membuat Eunha bergidik ngeri dan lari.

Setelah pintu tertutup Taehyung tertawa dan Jungkook tersenyum, sedikit terhibur juga dirinya dengan hal itu.

Eunha menggeram marah ia menendang apapun hingga sebuah kaleng terlempar olehnya hingga mengenai seorang gadis.

Trukk

"Aishhh siapa yang berani lempar kaleng ke kepala gue??" Teriak Lisa dengan garang.

"Ehh mianhae itu...gue gak sengaja tadi." Lisa mendelik tidak suka.

"Ngapain Lo dipinggir jalan tendang begituan, untung kena gue kalau kena preman sini Lo di culik dan di jual!" Eunha bergidik.

"Itu iya gue sadar diri, gue kesel aja tadi gue mau modus sama CEO Jeon Company eh malah ternyata dia gay." Ujarnya membayangkan kembali peristiwa tadi.

"Hah! Jinjja Jadi bener CEO nya sinting?" Tanya Jennie menimpali.

"Ne, apalagi yang CEO Kim Group itu ihh sampai meluk-meluk, jijik gue liatnya, untung gue gak diterima pertanggungjawaban nya kalo sampe berabe hidup gue." Ucap Eunha.

"Haish...Lo hati-hati makannya pilih sasaran, ouh ya gue saranin Lo incer tuan Lee aja katanya orangnya impoten sedangkan Lo kayanya agresif." Ucap Lisa membuat Eunha berbinar.

"Beneran Lo? Ah kalau duitnya banyak gue bakal gas aja asal gak menyimpang, kalo gitu gumawo udah kasih infonya, gue duluan bay." Lisa dan Jennie terkekeh masih ada saja orang yang mengincar dengan cara zaman dulu.

"Eh beneran gitu ya Gay?" Jennie bergidik acuh toh ia tidak ada minat dengan para petinggi itu, asal ia punya pekerjaan ia sudah bersyukur.

....

Kini Lisa dan Jennie mereka pulang ke rumah mereka masing-masing, terlihat di kediaman Park mereka tengah mengadakan barbeque an di luar.

"Eh Lis." Lisa menoleh dan menatap ke arah Rose.

"Mwo? Eonn, jangan bilang nyuruh gue ambilin camilan, Lo lagi gak bunting gue males!" Ujar Lisa ketus.

"Muka asem, itu gue mau cerita sama Lo tapi simak yang apik biar Lo gak salah paham sama gue." Lisa mengangguk saja toh ia tidak sedang sibuk.

"Gue ada misi sama Lo, tapi ya sebenernya ini juga titah suami gue buat sampein ke Lo, kalau Lo mau itu bagus kalah enggak gue gak maksa." Lisa mengangguk.

"Jadi, suami gue bilang demi bertahannya perusahaan dia Lo harus mau pacaran sama CEO Jeon, Lo tau kan dia gay dan Lo harus pisahin mereka." Lisa menatap terkejut, astaga baru saja ia mendengar kabar itu tapi sudah ada sangkut paut nya saja hari ini.

"Ih males gue." Ucap Lisa.

"Eh Lo jangan salah paham, itu cuman agar dia kembali normal juga, sebenernya bukan cuman Lo aja yang gue suruh tapi Jennie juga." Lisa seketika load mendengarnya.

Jennie tertawa. "Eonn nyuruh gue deketin cowok gay hahaha.....sumpah humornya anjlok." Jisoo menatap adiknya dengan pasrah dia selalu saja menganggapnya candaan.

"Yang dikatakan Eonni kamu benar Jen." Kini Jennie terdiam setelah Jin yang buka suara.

"Bantulah adik tiri saya supaya dia kembali normal." Jennie terdiam.

"Sendiri gituh? Gak! Emangnya gak ada kerjaan lain, masalah duit tiap hari gue ngalir di rekening, gak perlu duit siapapun." Jin termenung.

"Oppa tidak mengharapkan itu Jen, tapi cuman kamu yang bisa diandalkan dan dipercaya, Oppa gak mau liat Appa sakit karena memikirkan anaknya yang menyimpang." Jennie jadi sedikit kasihan juga.

"Kamu tenang aja, lagian Lisa akan ikut terjun, dia bantu Jimin-ah sedangkan kamu membantu Oppa." Tambah Jin.

"Lisa ikut juga?" Jisoo mengangguk.

"Eonn udah bicara sama Rose tadi siang, dia katanya mau berusaha bujuk Lisa." Jennie mengetuk dagunya.

"Eumm yaudah tunggu Lisa setuju aja, Jennie sih ikut aja." Jisoo memeluk adiknya senang. "Khamsahamnida Jennie-ya." Jennie mengangguk saja toh ia hanya ingin membuat pria itu normal saja kan.

Malamnya Jennie menelpon Lisa.

"Lo udah dikasih kabar itu? Terus Lo mau terima?" Jennie kini sedang men cat kukunya karena sudah lama ia menghapusnya.

"Udah, gue kira Rose Eonnie cuman bercanda masalah ini eh ternyata Lo yang bilang sendiri gue yakin sih dia serius."

"Iyalah serius, apalagi mereka kayaknya bener-bener pingin keluarganya jadi bener dan gak belok."

"Gue takut aja gagal, yang gue tau cowok gay itu selalu jijik liat cewek kan gue jadi berprasangka ini gak akan sebentar, dan gue belum tau caranya gimana."

"Alah gampang itu mah, cara biar gue yang pikirin sekarang Lo istirahat aja sebelum besok kita ngobrolin caranya."

"Iya deh gue mah bisa apa, Eonni gue paling keren sih kayaknya gak tertekan gitu." Jennie tertawa.

"Gue udah bilang, gak usah bilang Eonni walau usia kita beda 3 tahun tetep aja gue gak suka dipanggil Eonn kita sahabatan oke."

"Iya iya Jennie imot, gue cuman bercanda tadi, dan gue percayakan semuanya sama Lo, gue tinggal makan nasinya aja."

"Seenak Lo!"

"Hehe bercanda Napa, sensi amat lagi..."

"Iya gue PMS mau ngasih apa Lo sama gue?"

"Elah gue tutup ah gak seru Lo jadi tukang marah, gue bilangin noh sama bang Jupri kalau Lo suka."

"Idih najis mending ke yang gay aja lebih banyak duit."

"CK, mukannya juga Lo belum tau, sok pilih-pilih, tau dia gendut Lo lari kan!" Jennie cengengesan disana.

"Tau aja lu."

Lisa merebahkan tubuhnya di kasur menatap langit kamar lalu ia pun melihat pukul 10 malam, ah ia akan tidur saja walau sebenarnya ia masih sulit memejamkan mata.

"Semoga aja dia nanti gak bikin gue syok, kalau ia damn gue berhasil dibuat syok sama orang yang gak gue kenal." Gumam Lisa.

TBC.

Ini cerita aku dalam versi yang berbeda, mohon maklum jika banyak kesalahan yuk di vote dan jangan lupa follow😂✌️

Hello Both Mr. Gay(Lizkook/Taenie)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang