Tiffany kini sudah menghampiri calon menantunya karena hari-hari sebelumnya ia memutuskan membuat calon menantunya nyaman dengannya, walau mereka tau atau pernah bertemu namun dulu Tiffany lebih dekat pada Jisoo yang sudah menjadi menantunya.
"Jisoo apakah putra dan putrimu sudah mulai belajar?" Jisoo mengangguk mendapat pertanyaan dari Ibu mertuanya.
"Ne Eomma, Jinsu dan Jake mulai aktif, mereka sudah mulai bisa membedakan angka sedangan Haera masih belajar berjalan dengan lancar." Tiffany mengangguk dan bahagia jika memang menantu dan cucunya bisa bahagia.
"Ah mengenai itu, apakah kamu mendapati Jennie?" Jisoo mengangguk.
"Jennie baru saja keluar katanya ia ada urusan dengan beberapa desain yang sudah ia jual." Tiffany mengangguk kembali ia bangga jika memiliki menantu yang mandiri, terbukti Jisoo dulu hanya seorang pemilik Cafe mini itupun ia bangun sendiri tanpa campur tangan kedua orang tuanya.
"Bagaimana keadaan Eomma dan Appa?"
"Appa sakit Eomma, baru saja kemarin cake up bersama Eomma, mereka harus pulang pergi keluar kota hanya untuk kesembuhan Appa yang masih berlanjut." Tiffany mengangguk mengerti.
"Semoga tuhan memberikannya kesehatan." Jisoo mengangguk.
"Suamimu kemana?" Tiffany nampak mencari keberadaan putra tirinya karena ia pun rindu jarang bertemu.
"Jin Oppa sedang keluar kota karena ada pembukaan cabang baru, jadi mungkin Lusa baru akan pulang." Tiffany menggenggam tangan menantunya.
"Khamsahamnida sudah merawat serta memberikan aku cucu, Jisoo aku sangat bahagia memiliki menantu seperti mu." Jisoo mengangguk dan memeluk Tiffany dengan erat. "Jisoo juga bahagia mendapat mertua sebaik Eomma." Balasnya.
...
"Khamchagiya!!" Pekik Jennie saat seseorang membuatnya terkejut dari arah belakang.
"Hahaha...sorry Jen, oh ya Lo sendiri aja tumben gak sama berstai Lo, siapa tuh Lusa ya, ah kaya nama hari depan aja?" Mendengar ucapan ngaur sahabatnya Jennie menepuk kepalanya dengan geram.
"Heh kelinci Lo gak boleh gitu sama sahabat tersayang gue, bagaimanapun dia itu selalu bikin gue bahagia, gak kaya Lo bikin gue jantungan!" Gadis itu terkekeh.
"Lo lagi.."
"IM NAYEON!!" Mendengar teriakan itu Jennie dan Nayeon menoleh bersamaan. "Ah Mina usaha panggil Gue, good luck buat gambaran Lo, gue harap desainnya bisa gue pake itu cocok di gue." Ucap Nayeon Dan pergi, gadis itu teman kuliahnya dan Nayeon kini bekerja menjadi seorang model di Lee entertainment.
Jennie yang sibuk dengan berkasnya mendapati seorang wanita menyiram sebuah kopi ke desain yang ia letakkan di meja.
Byurr
"What the f*CK! Are you kidding, what's wrong b*tch!" Kesal Jennie melihat wanita di depannya yang tersenyum angkuh.
"Lo yang b*tch, beraninya Lo mau saingin gue itu gak akan pernah terjadi ya, dan gue kasih Lo kesempatan atau Lo akan menyesal mau rebut kekasih gue!" Semua orang memandang mereka bergantian.
"Nona Kim apakah anda terluka?" Tanya Lee.
"Ouh Mr. Lee bisakah anda mengusirnya, ouh atau dia bekerja disini, sayangnya di terlalu naif, lihatlah pekerjaanku hancur dalam sekejap dan jika itu benar saya permisi! Kerja sama ini batal." Jennie segera pergi dengan kesal membawa semua pekerjaannya yang rusak.
"Nona Kim, kami meminta maaf, tapi bisakah..."
"Tuan Lee, aku rasa kau tidak serendah..." Ucapan Rara seketika berhenti saat atasannya menatapnya penuh dengan penekanan.
"Keep your mouth shut, or you will suffer the consequences!" Ucapnya dengan menunjuk wajah Rara dengan amarahnya, bagaimana tidak seorang Jennie Kim hanya bisa melakukan kontrak saat dirinya mau dan ya karyanya sangat diminati, jika gagal maka kesempatan kedua tidak akan pernah datang lagi.
"Sial, aku bisa dikalahkan oleh PKJ Entertainment, dan ini semua salah mu Rara! Kau dipecat." Kesal Lee dan meninggalkan Rara yang terkejut.
"Tuan...aku..."
"Usir dia, jangan biarkan dia bekerja disini lagi, dan jangan biarkan kakinya masuk ke gedung ini lagi." Rara akhirnya diseret dengan paksa keluar gedung.
"Arghh!! Jennie tunggu pembalasan gue!" Ucap Rara penuh dendam.
Esoknya Jennie sudah bersiap karena Taehyung berkata mereka akan makan di hotel setelah tau jika Taehyung akan memperkenalkan kolegannya sekalian.
Bee🥰
Aku sudah menunggu, kau dimana Honey?Honey😎
OtwSetelah berbalas pesan Jennie segera mengambil beberapa barang yang diperlukan, perjalanan memang sangat jauh karena hotelnya ada di pusat.
Setelah satu jam akhirnya sampai ia segera berjalan masuk ke dalamnya pakaian yang mewah membuatnya terkesan wanita yang elegan dan berkarishmatik.
"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya resepsionis.
"Dimana meja tuan Kim Group?" Mendengar itu resepsionis memberi arahan dan Jennie faham, sampai disana ia tidak menemukan keberadaan sang kekasih, hanya ada sekertarisnya.
"Yeonjun apakah kau tidak melihat Taehyung?" Yeonjun yang mendapat pertanyaan itu mendongkak.
"Ah Nona Jennie, kebetulan beberapa menit yang lalu Me sedang ke toilet, saya sedikit cemas juga karena sudah 20 menit beliau belum kembali, apalagi 15 menit lagi kolegan akan kemari." Mendapati hal itu Jennie mengangguk dan meminta Yeonjun tetap disana untuk memberikan sambutan pada kolegan.
"Aku akan menyusulnya kau tetap disini!" Yeonjun mengangguk mengerti.
Jennie kini berjalan menuju toilet namun tidak menemukan kekasihnya, saat mendengar suara gebrakan ia penasaran, ia segera mencari asal suara dan terdapat pada kamar nomor 302 ia segera membukanya dan matanya membelalak sempurna saat Taehyung sudah terlelap tanpa busana dan disebelahnya wanita yang bernama Rara tersenyum kemenangan dengan pakaian yang tergeletak di bawah.
"Selamat menikmati kehancurannya Nona Kim, karena kini Tae milikku." Jennie menjatuhkan dirinya ke lantai dan menutup mulutnya tidak percaya.
"Hiks...apa yang kau lakukan dengan kekasihku sialan!"
Rara senang, inilah yang ingin ia lihat kesengsaraan Jennie, setelah merebut pekerjaannya ia tidak ingin Tae pun direbut olehnya, Rara berjongkok di depan Jennie.
"Ini adalah sebuah takdir dan kau tidak pantas memilikinya, accept your defeat!" Bisik Rara dengan penuh penekanan Jennie menggenggam tangannya erat dan berdiri.
"Oke lakukanlah sesukamu padanya, kau menang Rata heh untuk hari ini!" Jennie segera pergi dengan air matanya yang sudah tidak bisa ia tahan.
5 menit kemudian
Taehyung tersadar, kepalanya sangat pusing. "Dimana aku..." Ucap Taehyung sambil memegang kepalanya yang terasa sakit.
"Ah sayang kau sudah bangun, membutuhkan kembali pijatanku?" Taehyung menatap tajam ke arah Rara.
"Apa yang kau lakukan hah! Sialan beraninya kau membius ku!" Teriak Taehyung dengan wajah memerah karena marah, sedangkan Rara duduk di pinggir ranjangnya dengan menyalakan sebuah rokok lalu menghembuskan nya dengan bebas.
"Hah sudahlah, lagipula aku memang Tae, gadismu itu sudah mengaku kalah hahaha..."
"Apa maksudmu b*tch!" Taehyung menarik kasar rambut Rara dan menatapnya dengan sorot mata tajam.
"Lakukanlah maka aku akan membalasnya 1000 kali lipat dari apa yang tidak pernah kamu bayangkan." Setelah menghempas kasar kepala Rara Taehyung langsung pergi dengan mengambil pakaiannya yang tergeletak.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Both Mr. Gay(Lizkook/Taenie)
FanficJalan cerita yang penuh kesalah pahaman, dimana Jungkook dan Taehyung di gadang adalah seorang Gay atau penyuka sesama jenis, hingga terdengar ke seluruh penjuru negaranya, apalagi mereka pembisnis yang terkenal, karena mereka tidak pernah dekat den...