Lisa Pov.
aku benar benar berhenti. Dia sangat mengabaikanku selama seminggu terakhir ini. Sungguh
aku tak akan pernah menyesal pernah mengenalnya bahkan mencintainya dia pergi hanya karna salah paham. Dan hasil sialan itu membuat dia pergi. Aku sempat membenci diriku sendiri andai waktu dapat ku ulang aku takan menyuruh petugas itu memberikan nya pada Jennie. Tapi apakah semua ini takdir? Semua seolah sedang tak berpihak padaku. Cintaku pergi aku tak bisa tanpa nya. Hidupku hampa seolah semua tak berarti. Aku kehilangan separuh diriku. Tapi dia sakit saat melihatku berada di sekitarnya. Bukankah menjauh lebih baik untuk saat ini.Saat aku ingin menyerah dengan hidup ku sendiri aku tersadar jika aku masih memiliki baby el. Dia penguatku saat ini, saat aku hendak kehilangan arah. Dan saat itu Semua orang begitu peduli padaku aku tak ingin mati hanya karna cinta. ROSÈ dia selalu meperingatiku dia takut aku melakukan hal bodoh! Tapi aku tak akan sebodoh itu aku hanya ingin menghabiskan waktu dengan minuman hanya mereka pereda pusing di kepalaku
Saat ini.Berbicara tentang Rosè dia sangat peduli padaku. Dia sangat memperhatikanku dan selalu ada untukku aku sangat berterimakasih untuk itu dia bahkan mengcancle segala job Manggung nya hanya ingin mememaniku karna dia sangat takut aku bertindak bodoh. Dia tak membiarkanku pergi walaupun hanya kekantorku.
Dia sama seperti Jennie. Posesif.
Bicara tentang Jennie cintaku.
Dia sekarang terlihat sangat dekat dengan dokter Taehyung sialan itu. Dia seperti memanfaatkan situasi sialan ini.Mereka terlihat semakin dekat saat aku setiap hari datang ke rumah sakit hanya untuk menemuinya. Dan yang kulihat jennie begitu bahagia saat bersamanya. Apakah dia hanya berdandiwara di depanku saja!
"Hei apa yang sedang kau Pikirkan" seketika Rosè datang membuyarkan lamunanku
"Tidak.aku hanya memikirkan mmm liburan ke Thailand" ucap ku berbohong
"Thailand" dia terlihat girang
"Eum." Gumamku
"Kau akan pergi kesana? Kapan? Bersama siapa? Bolehkah aku ikut?" Dia bertanya seolah tak ada jeda
"Tentu. Kau boleh ikut. Aku akan mengajak teman temanku juga" ucapku lalu dia duduk di sebelahku dan membetulkan Rambutnya
Jujur dia terlihat cantik pagi ini. Dia lebih ke ibuan sekarang dan tak terlalu memikirkan karir nya seperti dulu. Bahkan skil masaknya terus bertambah apa dia kursus memasak ? Ntahlah.
Istri idaman bukan. Dia bercerita jika dia menolak perasaan Sehun sahabat karibnya itu. Aku juga aneh mengapa Rosè menolaknya bukankah laki laki itu baik jika dari sudut pandangku.
Mungkin Rosè merasa kurang cocok dengan nya. Kuharap persahabatan nya akan terus terjalin.
"Lisaaaa" panggilnya dan kalian tau suaranya begitu merdu di telingaku
"Apa?" Tanyaku lantas ku melihatnya yang menahan senyum
"Lisaaaaaaa..........." dia kembali merengek
"Ada apa hmm? Kau ingin sesuatu biar aku belikan" tawarku dia lalu menggeleng
Aku semakin bingung."Lisa.... sampai kapan kita akan seperti ini?mmm maksudku apa status kita sebenarnya apakah teman atau hanya sekedar mantan istrimu saja" Dia bertanya Raut wajah nya berubah murung
Aku bahkan tak tau. Status apa yang saat ini aku jalani dengan Rosè. Satu minggu ini kita tinggal bersama apakah Hanya Ella alasan nya atau memang ada yang lain? Aku tak bisa memastikan perasaan ku saat ini. Jujur dia cantik baik dan tentu saja ibu dari anakku tapi aku masih mencintai jennie dia segalanya untuku dia cintaku. Tapi sampai kapan seperti ini? Apakah aku akan terus menunggunya kembali apaa usahaku selama ini kurang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Three jealous wives posesif (Jenlisa)
Contotakdir macam apa ini aku harus bermain dengan takdir seperti ini dimana aku harus membagi cinta dan perhatian ku terhadap 3 wanita sekaligus, bisakah aku adil dalam membagi nya bahkan dihatiku hanya ada satu wanita lalisa manoban