15: Dimana ia?

27 4 0
                                    

Manik nya jelalatan mencari keberadaan seseorang yang tak kunjungi ia temui dimana dia gerangan berada.

"Dimana nuna Yoora?" Pertanyaan dari Jimin sontak membuat Yoongi menoleh.

"Entahlah. Aku sedang mencarinya." Ia lantas melanjutkan untuk mencari keberadaan wanita yang tengah hamil tua itu.

Tadi selepas ia memasuki gedung, dia sempat bertanya pada Jungkook melalui pesan teks pribadinya, apakah Yoora sedang bersama Hani di ruangan make-up. Namun pesan itu belum juga di balas oleh Jungkook. Hingga kini ia dibuat untuk mencarinya saja sembari menunggu balasan itu.

Sudah berangsur lima menit kiranya, ia tak menemukan keberadaan Yoora maupun Shadiq yang mungkin saja berkeliaran kesana-kemari. Ditemani oleh Jimin yang juga ikut mencarinya, lelaki itu tentu merasa bingung dengan adanya Yoongi yang semakin dibuat panik kala mereka tak berhasil menemukannya.

Lelaki bernama Park Jimin ini merasa jika ada suatu hal yang mungkin tengah disembunyikan oleh Yoongi sekarang. Karena tak mungkin Yoongi niat mencari keberadaan Yoora dimana hingga sejauh ini, sedangkan saja Yoongi berkata padanya jika Yoora sedang bersama Hani sejak malam tadi karena menginap.

"Kenapa kau tidak bertanya saja pada Hani? Bukankah Hani menginapkan nuna Yoora bersama Shadiq malam tadi?" Pertanyaan itu lantas terlontarkan setelah ia memikirkan demikian.

Langkah Yoongi lantas berhenti sejenak, kembali menoleh ke arah Jimin yang sejak tadi setia di sampingnya. Lantas saja rasa penyesalan hadir dalam benaknya kala ia mengingat jika dirinya tengah berbohong pada semua, jika Yoora sebenarnya sudah bersama Hani sejak kemarin malam.

Padahal tidak tahu saja, jika itu terjadi pada Yoora, tidak mungkin pula Yoongi capek-capek berjalan tanpa tujuan di gedung ini seperti orang hilang untuk bisa menemui wanita itu sesegera mungkin.

Karena batinnya berkata, jika hari ini adalah hari yang sedang tidak baik-baik saja untuk perasaan nya.

Bukan tertuju pada hari resepsi pernikahan pujaannya yang sampai detik ini masih terdapat menyimpan rasa di hati. Namun, hal ini lebih mengarah kepada Yoora maupun Shadiq yang sudah mengangkat kaki dari rumah nya lusa lalu.

Bertepatan dengan itu sebelum Yoongi menjawab pertanyaan Jimin. Notifikasi dari Jungkook yang kini sudah mengirimkan balasan pesan teks muncul pada layar ponsel yang sejak tadi ia genggam.

Jungkookie: Tidak ada. Bukankah seharusnya dia bersamamu, hyung?

Balasan itu bukannya memberi jawaban sesuai ekspektasi, namun nyatanya justru membuat ia semakin dibuat gelisah.

Jimin melirik apa yang sedang dibaca oleh Yoongi. Lantas saja, ia tentu tidak mengetahui apa maksud dari balasan tersebut.

"Jika dia bersamamu sudah pasti kita tidak akan mencarinya." Jawab Jimin sendiri nya.

Sepersekon kemudian, Jimin langsung menemukan maksud dari itu. Meskipun tak sepenuhnya benar, namun setidaknya sebagian yang ia terka menjadi kebenaran yang belum terungkap oleh Yoongi.

Yoongi hendak melangkah kembali setelah menaruh ponselnya kedalam saku jas.

"Apa sebenarnya mereka tidak menginap bersama Hani dan Jungkook?"

Selang beberapa detik, perlahan Yoongi menoleh ke arah Jimin dengan ragu dan tatapan yang tidak bisa dibohongi lagi jika itu memang benar adanya. Tanpa Yoongi bersuara sekalipun guna menjawab pertanyaan tersebut, Jimin lantas menghembuskan napasnya panjang, seolah ia langsung ikut dibuat bimbang usai menyadari jika Yoora memang tidak sedang bersama laki-laki itu lagi sejak kemarin.

"Lalu dimana ia?"

Banyak pertanyaan yang terus terlintas dipikiran Jimin saat itu juga. Namun yang dapat ia lakukan sekarang hanyalah menyuruh Yoongi untuk tetap tenang saat ini, meski keadaan memang sangat tidak memungkinkan untuk tenang.

"Ya sudah, tenanglah, hyung. Aku akan membantumu untuk mencari nuna Yoora saat ini." Ucap Jimin seraya menepuk dua kali pundak Yoongi, berusaha agar lelaki itu yakin bila dirinya memang berniat untuk membantu Yoongi.

Bahkan mereka seakan kini telah lupa apa maksud dari kedatangan mereka ke dalam gedung ini. Yang seharusnya menghampiri Jungkook guna memberikan salam hangat dan kata selamat atas pernikahannya untuk kesekian kalinya pula, tapi justru saat ini mereka telah melupakannya hanya karena ketidakhadiran Yoora lah menjadi penyebabnya.

"Namun kini sebaiknya kau jujur padaku lebih dulu, hyung. Apa yang sebenarnya terjadi sebelum ini? Mengapa, kau justru mencari nuna Yoora kepada Jungkook, sedangkan Jungkook saja tidak tahu keberadaannya dimana sekarang juga?"

Tidak menutup kemungkinan bagi Jimin jika ia tidak begitu penasaran dengan apa yang terjadi sebelumnya. Seakan terdapat hal penting yang disembunyikan oleh lelaki disampingnya ini, hingga tidak ingin ada seorang pun yang tahu akan kejadian yang sebenarnya, pun termasuk dengan diri nya yang juga samasekali tidak diberitahukan barang secuil informasi darinya tentang wanita yang sedang dicarinya ini.

Tampak lelaki manis yang sedang murung itu hanya terus terdiam, tak berani untuk menatap manik indah milik sahabatnya yang sedang menunggu jawaban atas pertanyaan itu.

Hingga beberapa sekon kemudian, Yoongi barulah berani menatap Jimin dengan tatapan ragu sembari menjawabnya.

"Aku akan memberitahumu, tapi tidak untuk sekarang, Jimin. Ku harap kau memaklumi hal ini."

Helaan napas tipis keluar begitu saja dari bibir nya. Jimin hanya bisa berpasrah atas apa yang baru saja dikatakan Yoongi. Tidak mungkin rasanya ia memaksakan lelaki itu untuk menjawab pertanyaannya sekarang juga. Keadaan sangat tidak memungkinkan untuk mendesakkan hal ini.

"Sudah hubungi nuna Yoora lebih dulu sebelumnya? Barangkali ia memang sedang keluar bersama Shadiq untuk menghirup udara pagi."

Yoongi menggeleng kepalanya kecil.

Rasa-rasanya, sangat tidak sopan untuk menghubungi Yoora karena sudah pasti disana terdapat Jinyeon yang sedang bersamanya. Yoongi takut, lelaki itu masih membencinya yang sudah membawa dan menginapkan sang adik tanpa ijin lebih dulu darinya.

Lagipula, Yoongi juga tidak tahu jika Yoora memang mempunyai kakak laki-laki yang bekerja di Daegu. Jika saja ia tahu, kemungkinan ia akan meminta ijin kepadanya, meski harapan untuk mendapatkan ijin itu kecil. Namun tak masalah bagi Yoongi selagi itu yang terbaik untuk kedepannya.

Coba saja jika saat itu dia meminta ijin lebih dulu pada Jinyeon bila Yoora akan menempatkan diri di kediaman runahnya, dan disaat itu pula Jinyoung telah mengijinkannya, sudah dipastikan hal ini takkan pernah terjadi dan terlintas di hari yang bahagia untuk semuanya.

Jinyeon pasti masih murka terhadapnya. Maka dari itu, Yoora tak sama sekali memberikannya sedikit pesan walaupun hanya memberitahu jika wanita itu sedang baik-baik saja bersama Shadiq. Jinyeon juga pasti telah memberitahukan kepada Yoora untuk tidak usah lagi menghubungi nya karena kemurkaan yang ia rasakan terhadap Yoongi begitu besar.

"Sial, kepalaku jadi pusing sekarang!" Decak nya sembari memegangi pelipisnya.

Jimin cepat-cepat memegangi bahu Yoongi, takut-takut jika lelaki itu akan tumbang karena pening yang dirasakan.

"Hyung, lebih baik kita sudahi dulu pencarian nuna Yoora. Aku yakin kau tadi belum sarapan pagi, maka dari itu kau pusing. Sebaiknya kita pergi untuk mencari makanan sembari menghirup udara segar diluar sana. Acara akan dimulai satu jam lagi, jadi tak apa jika kita keluar sebentar saja dari sini. Oke?"

Sangking keterusan memikirkan dimana keberadaan Yoora, ia sampai lupa jika tadi dirinya belum melakukan sarapan di pagi hari. Hanya diisi segelas air mineral saja, pantas ia merasa jika tubuhnya agak sedikit lemas. Ditambah ia sudah berjalan kesana kemari meski tanpa hasil yang didapatkan nya.

"Baiklah, Jimin. Terimakasih karena kau sudah memberikan perhatian lebih padaku."

"Tidak apa, hyung. Ayo pergi!"

Yoongi mengangguk dan tersenyum kecil. Tanpa disadarinya, memang hanya Jimin lah yang senantiasa berada di sampingnya dikala ia merasa kesusahan seperti ini. Bukan berarti yang lain juga tidak membantu, tetapi memang Jimin seorang lah yang terus-terusan memberikan perhatian lebih serta kata-kata yang akan menjadikannya motivasi dikala ia sedang merasakan gundah karena cinta ataupun karena wanita. Seperti saat ini lah contohnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SeesawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang