Atmosfer diantara mereka tentu sudah dikatakan lebih baik dari yang kemarin. Hingga untuk sekedar tersenyum saja rasanya tidak ada kecanggungan yang melanda. Mereka sudah akur, dan kini mereka sedang mengunjungi toko perlengkapan bayi untuk membeli kebutuhan calon bayi yang sedang dikandung Yoora.
Namun bukan hanya Yoora dan Yoongi saja yang pergi, melainkan terdapat nyonya Min yang juga ingin memilih perlengkapan bayi yang begitu lucu itu, dan Geumjae yang diajak sendiri oleh nyonya Min untuk ditugaskan membawa semua barang yang telah dibeli nanti.
"Seperti babu, ya, kita." Geumjae berucap kepada Yoongi dengan nada seperti menahan kesal.
Yoongi yang bersisian dengan Geumjae pun menoleh pada kakak nya itu yang sejak tadi menampilkan ekspresi malasnya karena disuruh untuk membawa beberapa barang yang sudah dibeli oleh mereka.
Dan Yoongi hanya tertawa kecil mendapati itu.
"Memangnya kau tidak merasa kesal, karena kau juga membawa banyak sekali barang ini, huh?"
"Tidak, aku justru senang."
Geumjae memutar bola matanya, "kau memang aneh."
Biasanya jika Yoongi dikatakan aneh oleh kakaknya ini, ia akan marah atupun kesal, lantas balik mengatakan hal aneh serupa seperti itu. Tapi untuk kali ini Yoongi merasa jika itu tidak membuatnya kesal itu dikarenakan suasana hatinya begitu senang entah kenapa.
Entah, sejak ia melihat-lihat dan memilih barang barang bayi tadi, ia begitu antusias dan semangat saat memilih banyaknya barang yang identik dengan anak laki-laki. Seolah dia memang benar-benar sedang menanti buah hatinya yang akan lahir ke dunia.
"Nanti kira-kira Shadiq ingin memberikan nama apa untuk adik bayi?" Yoongi bertanya kepada Shadiq yang juga sedang ia gendong.
Shadiq seketika menoleh dan memberhentikan aktivitas memakan donatnya yang memiliki rasa coklat strawberry.
"Eummm?"
Yoongi tak kuasa untuk tidak mengakak kala melihat pipi Shadiq yang gembul ternyata sudah berlumuran saus coklat yang ada di donat itu. Hingga membuat Geumjae merasa bingung karena tiba-tiba saja Yoongi seperti orang yang sedang tidak waras, namun beberapa detik kemudian saat melihat Shadiq yang juga ikut tertawa, pun Geumjae tak kalah keras saat tertawa.
"Coba iiiii, tunjukkan gigi mu?" Geumjae menyuruh Shadiq untuk meringis sembari dirinya yang terus tertawa tanpa henti.
"Iiiiii."
"HA-HA-HA."
Gigi Shadiq terlihat banyak sekali bekas saus coklat yang menempel disana. Membuat dirinya seperti anak yang memiliki gigi ompong, ditambah dengan pipinya yang gembul berubah warna menjadi coklat.
"Aishhh, mereka itu kenapa jika tertawa keras sekali?" Nyonya Min sampai dibuat terheran dengan tingkah kedua putranya itu yang tertawa mengakak tanpa melihat tempat. Bahkan ini di tempat umum, pusat perbelanjaan baju, dan mereka tertawa keras tanpa mempedulikan pengunjung lainnya. Nyonya Min rasanya ingin tidak mengakui jika mereka adalah putranya.
Yoora yang berjalan beriringan bersama nyonya Min pun ikut dibuat tertawa. Bukan karena juga ikut terheran seperti nyonya Min, lebih tepatnya Yoora tak kuasa untuk menahan tawanya kala mendengar mereka yang tertawa keras begitu terasa geli baginya. Anggap saja Yoora tertular oleh mereka, meski Yoora belum tahu apa penyebab dari mereka.
"Kau tertawa?"
"Iya eommonim, mereka tertawa sepertinya memang membuatku ikut tertular."
"Kau terkena happy virus sepertinya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Seesaw
Fanfiction"Aku menaiki jungkat-jungkit ini tanpamu." Ungkapnya sebelum menyadari bahwa ternyata masih ada seseorang yang bisa menemani nya dalam bermain jungkat-jungkit tersebut. Meski demikian, seseorang itu juga merasakan terjebak dalam permainan ini. Terj...