Bab 11 || Perfect Timing

78 24 6
                                    

Crazy Dish Lady[Update Setiap Hari]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Crazy Dish Lady
[Update Setiap Hari]

🍀Story by Ana Latifa 🍀
Instagram: Onlyana23 | Wattpad: Onlyana23 | GWP: Onlyana23 | Link: onlyana23.carrd.co

🥩

Diberitahu punya kakak sedarah setelah belasan tahun Merapi hidup, mungkin itu kejutan terindah sekaligus terburuk yang pernah Merapi dapatkan. Tadinya Merapi merasa Abby adalah ancaman. Dengan atau tanpa sengaja, Abby pasti akan melengserkan tahta raja Merapi di rumah. Namun selama proses adaptasi tinggal di rumah yang sama, Merapi tidak menemukan yang dia takuti. Dia malah menemukan hal lain. Merapi tetap jadi pusat rotasi, membuatnya bersimpati pada Abby.

Ternyata nasib mbaknya ini tidak secerah segala sikapnya.

"Mbak beneran mau pulang?"

Mungkin sudah dua puluh kali Merapi bertanya. Abby kesal juga lama-lama.

"Iya, Appi! Bawel banget, sih!"

Di lorong panjang apartemen, detak jantung Merapi jadi terdengar ramai sekali. Namun, sepertinya itu tidak menjangkau telinga mbaknya. Denyut jantungnya selalu meningkat setiap dia khawatir.

"Chef El itu orang yang mbak cari-cari. Kenapa ditinggalin?"

"Mana bisa mbak tinggalin dia, Pi? Sudah lima tahun, mbak cari cowok idaman mbak ke seluruh Indonesia." Abby berdecak geli. Menertawakan dirinya sendiri. "Ternyata di ibu kota!"

"Loh? Terus?"

Merapi mengernyit mendapati ada tiket pesawat lain di genggaman Abby. Seharusnya dia hanya punya tiket penerbangan ke Yogyakarta. Sadar apa yang terjadi, Merapi membelalak. "Mbak mau terbang lagi ke Labuan Bajo?"

Abby mengangguk. Kepalanya lurus ke depan. "Mbak mau istirahat. Refleksi diri. Lagian Mas El itu sepupu dari nenek kita, Appi. Mbak juga nggak seyakin itu buat nikah sama sepupu sendiri."

Merapi mendengkus. Lelucon yang sangat tidak lucu. Bila sudah punya keinginan, mbaknya ini kayak banteng! Segala hal yang merah bisa dengan mudah diseruduk. Merapi jadi ingat bapak mereka yang bisa-bisanya mendua padahal sudah berkeluarga. Ternyata buah memang tidak jatuh jauh dari pohonnya.

"Kenapa? Chef El nyakitin hati mbak atau sewaktu di Bali, dia ngapa-ngapain--"

"ENGGAK!" tampik Abby. "Enak saja! Dari dulu dia sayang sama mbak. Dia suka jagain mbak."

Cowok semester satu itu tersedak tawa. "Iya-iya, Appi percaya. Lagian Chef El mana nafsu lihat mbak. Mantannya saja Raline Rattaya yang aduh, nggak usah dijelasin, semua cowok juga suka lihat dia." Merapi perlu menunduk untuk meneliti Abby. "Kalau ini, sih, bonsai beringin. Sudah cebol, angker lagi!" ledeknya.

"APPI!"

Merapi kontan berlari sebelum kepalan tangan mbaknya menghantam kepalanya. Merapi tertawa di sepanjang lorong. Kaki pendek mbaknya tidak akan mampu mengejarnya. Merapi pun terpaksa berhenti melihat Cokro keluar mendadak dari tangga darurat.

Crazy Dish LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang