Bab 4 || El and His Philosophy

120 35 15
                                    

Crazy Dish Lady[Update Setiap Hari]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Crazy Dish Lady
[Update Setiap Hari]

🍀Story by Ana Latifa 🍀
Instagram: Onlyana23 | Wattpad: Onlyana23 | GWP: Onlyana23 | Link: onlyana23.carrd.co

🥩

"Apa nggak terlalu menor, ya?"

"Di depan kamera nanti nggak kelihatan, Mbak. Udah cantik, kok. Nggak lebay. Percaya, deh."

Abby manggut-manggut mencoba percaya seraya meneliti pantulan dirinya di cermin. "Makasih, Mbak Mir."

Penata rias di stasiun televisi nasional itu tersenyum lebar. Kemudian mencari mangsa untuk dia dandani.

Abby di-calling untuk datang pukul 15:00 WIB. Ini kali ketiga dia diundang ke televisi setelah lima tahun berkarir sebagai food traveller dan vlogger. Kalau saja waktu itu dia tidak sakit demam berdarah yang mengharuskan dia dirawat di Batam, mungkin tawaran menjadi host acara kuliner akan menjadi miliknya. Setelah sadar betapa mahalnya kesehatan dan sakit bisa membuat hilangnya kesempatan, Abby bertekad tidak pernah ingin sakit lagi.

Selepas salat asar, Abby baru membolehkan riasan tebal menghias wajahnya. Abby dipaksa menunggu karena talk-show diundur dua jam lagi. Dia menunggu di ruang ganti artis. Ketika ruangan mulai disesaki banyak orang, Abby memilih keluar mengelilingi gedung. Dia tidak suka keramaian. Energinya hanya akan habis duluan.

"Apa? Tinggal satu setengah jam lagi, Yo! Gimana bisa kita cari talent lain sekarang?"

Abby berbelok di lorong yang sunyi. Dia dekati perlahan-lahan dua orang berseragam stasiun NYT. Karena takut disangka menguping, Abby menekuri jam tangannya yang tidak bermasalah—sembari menajamkan pendengaran.

"Maaf, Bang Mul. Namanya juga musibah. Nggak bisa, apa, cuma Kak Abby aja yang jadi bintang tamu?"

Pletak! Abby meringis mendengar suara pukulan Bang Mul pada Rio. Sebenarnya hanya gulungan kertas yang melayang ke pucuk kepala pemuda itu, tetapi cincin batu akik Bang Mul yang menciptakan suara indah itu.

"Nggak bisa! Bakal kurang jam tayang-nya. Mau lo tambal pake apa, hah? Kayak anak baru lahir aja lo di sini. Kita butuh dua bintang tamu. Dan gue cuma mau chef!"

"Ya terus siapa, Bang?" Rio menepuk-nepuk dadanya. "Saya aja gimana? Saya pernah sekolah tata boga, Bang!"

Rio memejam pasrah melihat pergerakan tangan Bang Mul.

"Eh, saya punya kenalan chef!"

Abby memekik. Dia memelesat untuk menahan sebelah tangan Bang Mul dan menurunkannya agar tidak memukul kepala Rio. Seragam Bang Mul panjang, kalau tidak kepepet juga Abby tidak akan refleks menyentuh pria itu.

"Kamu ... Abby?"

Abby mengangguk. "Ya, salam kenal pak produser, saya yang dikabari Rio buat jadi bintang tamu hari ini."

Crazy Dish LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang