Jaemin membuka matanya perlahan saat sinar matahari pagi masuk menembus jendela kamar nya dan Jisung. Melihat sebelahnya, Jaemin tidak menemukan Jisung disampingnya. Mengubah posisinya menjadi duduk Jaemin pun beranjak dari ranjang dan pergi mencari Jisung.
Menuruni anak tangga dengan terburu-buru, Jaemin memanggil nama Jisung namun masih tidak ada jawaban dari Jisung. Beberapa pelayan yang ada disitu Jaemin tanyai dan salah satu dari mereka mengatakan Jisung keluar tadi dan sedang bermain dengan kelinci-kelinci milik Yeonjun dihalaman depan rumah.
"Terimakasih" ucap Jaemin setelah mendapatkan informasi yang ia dapatkan. Ia membungkuk kecil pada para pelayan itu dan melangkah cepat menuju teras.
Jaemin menghela napas lega saat melihat punggung Jisung yang tengah memberi makan kelinci-kelinci Yeonjun dihalaman depan seperti yang dikatakan pelayan tadi. Jaemin melangkahkan kakinya mendekati Jisung bermaksud ingin mengejutkan Jisung namun rencananya itu batal saat mendengar curhatan Jisung pada kelinci-kelinci itu.
"Kalian tahu kak Jaemin? Itu salah satu spesies dari kalian juga hanya saja dia versi manusianya. Dia sangat tampan dan baik. Dia merawat dan menjagaku dengan baik dan aku sangat menyukai ahh tidak aku sangat mencintai nya. Andai saja kalian bisa berubah menjadi manusia dan mirip seperti kak Jaemin atau mungkin lebih tampan dari kak Jaemin aku pasti akan merelakan kak Jaemin dan memutuskan hubungan terlarang kami. Aneh kan? Aku jatuh cinta pada kakak sepupu ku sendiri. Aku merasa sangat bersalah tetapi aku juga ingin merasakan bahagia karena cintaku terbalaskan..." Jisung menjeda ucapannya untuk menghapus air matanya yang mengalir membasahi pipinya.
"Tidak ada yang mendukung cinta kami. Dunia akan sangat menentang nya dan menganggap kami terkutuk. Takdir memang sejahat itu 'kan? Aku juga ingin bahagia dengan orang yang ku cintai tetapi tidak ada yang akan mengerti itu. Aku sudah berusaha melupakan kak Jaemin sebelumnya dengan menjalin pendekatan dengan perempuan dan laki-laki sebelum aku datang ke Seoul lagi tetapi tidak ada yang membuat ku benar-benar bisa melupakannya. Pesonanya memang sekuat itu. Saat aku bertemu lagi dengannya aku tidak bisa menahan diriku sendiri sampai akhirnya kak Jaemin terlibat dalam kesalahan yang aku lakukan. Aku menghancurkan dunia kecilnya, aku memang jahat 'kan? Tapi aku sungguh sangat mencintai kak Jaemin"
"Aku juga mencintaimu"
Deg!!
Jisung refleks berbalik saat mendengar sahutan dibelakangnya. Jaemin yang mendengar curhatan Jisung sedari tadi tersenyum tipis dan menyugar rambutnya ke belakang yang masih acak-acakan karena bangun tidur.
"Kak Jaemin mendengar nya?"
"Menurut mu?" Jaemin melangkah mendekati Jisung dan menghapus sisa-sisa air mata Jisung yang membasahi pipinya itu.
"Bayi besar kakak tidak boleh menangis. Ini bukan salah mu, jadi jangan merasa bersalah. Ini keinginan kakak sendiri untuk membuka hati jadi kau tidak perlu merasa kalau kau yang membuat kesalahan ini"
Jisung melengkungkan bibirnya ke bawah, manik nya berkaca-kaca ingin menangis lagi. Berhadapan dengan Jaemin yang tenang membuat Jisung sangat sensitif. Kata-kata Jaemin sangat lembut dan memporak-porandakan emosinya. Bagi Jisung, Jaemin itu sungguh malaikat nya.
"Jangan menangis, sayang" ucap Jaemin lembut saat melihat air mata Jisung kembali jatuh basahi pipinya.
"Maaf" Jisung berucap pelan sembari menghapus cepat air matanya yang jatuh itu. Jisung tidak ingin mengecewakan Jaemin dengan menangis. Jisung tidak ingin membuat Jaemin sedih.
"Kita berjanji untuk saling menjaga dan kita berjanji untuk menghadapi semuanya bersama-sama. Percayalah happy ending itu ada dalam kisah kita, jadi jangan bersedih. Kau mengerti 'kan bayi besar?"
Jisung mengangguk lucu dan tersenyum pada Jaemin. Jaemin ikut membalas senyuman Jisung, ia mengusap lembut kepala Jisung sebelum kemudian mencubit gemas pipi mochi Jisung.
"Oh iya apa maksudmu dengan kelinci-kelinci itu jika mereka berubah jadi manusia kau akan memutuskan hubungan dengan kakak?"
"Hah? Kakak mendengar nya?"
"Kakak mendengar semuanya. Jadi, bayi besar sudah mulai nakal ya?" Jaemin tersenyum. Senyum yang memiliki arti tersendiri bagi Jisung.
"Ah itu...bukan...anu... maksudnya--"
"Anak nakal harus mendapatkan hukuman 'kan?"
Glek!!
•
•
•
•
•
•
•
•"Bagaimana? Sudah kau dapatkan gambar nya?" Yeonjun bertanya pada anak buahnya.
"Berhasil tuan muda, ini hasilnya" jawabnya sembari menunjukkan bukti pekerjaan nya itu.
Sebuah foto dimana Soobin mencium Yeonjun pagi tadi membuat Yeonjun menyeringai. Anak buahnya itu telah melakukan pekerjaan sempurna seperti yang ia harapkan. Dengan begini Yeonjun yakin bisa membuat Soobin tunduk padanya.
"Pekerjaan mu bagus, kau boleh pergi"
"Baik tuan muda"
Sepeninggal nya orang suruhan nya tadi, Yeonjun kembali memperhatikan foto itu. Ia berpikir untuk memajang foto itu dikamar nya mengingat itu adalah ciuman pertamanya dengan seorang lelaki manis yang berhasil mencuri hatinya.
"Kau harus berterimakasih padaku, Jaemin. Aku telah melakukan pekerjaan dengan baik disini. Awas saja jika cinta kalian kandas ditengah jalan, ku bunuh kau" monolog Yeonjun saat teringat sahabatnya -Jaemin- yang beberapa hari ini tidak ia temui.
"Sekarang bagaimana aku memancing lelaki manis ku dan perempuan ular itu masuk ke dalam rencana ku? Urusan Soobin tinggal sedikit lagi tetapi perempuan ular itu harus ku usir untuk menjauh, dia sangat berbahaya. Kasian adik manis ku nanti jika sahabat gila ku itu direbut perempuan ular itu" Yeonjun memasang wajah berpikir.
"Aku harus cari tahu tentang perempuan ular itu malam ini. Ya, aku harus bisa mengalahkan nya" Yeonjun berucap yakin.
TBC.
See you next chap 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Naughty Cousin 🔞
FanfictionSalah apa sih Jaemin di masa lalu sampai punya adik sepupu binal? Dapatkah di sebut sebuah kesialan jika Jaemin sendiri menikmatinya? Hanya kisah Jaemin dan Jisung yang menjalani hubungan yang rumit. Saling mencintai namun terhalang restu keluarga k...