Seorang lelaki turun dari mobil dan berterimakasih pada supir taksi yang mengantar nya sampai ke alamat yang ia tuju. Supir itu kembali menjalankan mobilnya setelah lelaki itu memberikan uang untuk bayarannya.
Lelaki itu masuk kedalam halaman rumah dan menatap kagum bangunan di depannya.
"Mereka ada di rumah kan?" lelaki itu bertanya pada satpam yang menjaga rumah itu.
Satpam itu mengangguk "tuan muda Jaemin dan tuan muda Jisung ada di dalam rumah, tuan" ucap satpam itu yang di jawab anggukan kepala oleh lelaki itu.
"Aku masuk dulu" ucap lelaki itu lalu menggeret kopernya menaiki teras rumah Jaemin.
Lelaki itu memencet bel nya namun tidak ada respon dari dalam rumah. Beberapa kali ia memencet bel rumah namun masih sama pintu itu masih saja tertutup.
Lelaki itu mengambil ponselnya dari dalam saku bajunya lalu mencari kontak Jisung untuk ia hubungi.
Drrrtttt! Drrrtttt! Drrrtttt!
Jisung menggeliat pelan dalam pelukan Jaemin saat mendengar ponselnya berbunyi. Mengerjapkan maniknya pelan untuk menyesuaikan pandangannya lalu kemudian mengambil ponsel yang ada di atas meja nakas yang ada di samping tempat tidurnya.
Maniknya membulat sempurna saat melihat nama pemanggil di layar ponselnya.
"H-hallo kak"
"Jisung, kau dimana? Ini aku sudah ada di depan rumah Jaemin. Segera bukakan pintu untukku, aku sudah lama berdiri disini"
Jisung menjatuhkan rahangnya saat tahu kalau kakak kandungnya akan menyusul nya ke rumah Jaemin.
"Kenapa diam? Segera bukakan pintu untukku!"
"E-eh i-iya sebentar kak, aku akan segera turun untuk membukakan pintu"
Tut tut tut tut
"Kak Jaemin" Jisung menepuk pelan pipi Jaemin beberapa kali untuk membangunkan kakak sepupunya itu "kak Jaemin, bangun!"
Jaemin menggeliat lalu membuka kelopak matanya dan mengerjapkan matanya pelan untuk menyesuaikan pandangannya.
"Kenapa sayang, hm?" tanya Jaemin sebelum mengecup singkat bibir Jisung.
"Kak, ada kak Doyoung di teras tolong bukakan pintu ya aku ingin mandi dulu" mohon Jisung.
Jaemin melebarkan matanya sesaat saat tahu kakak kandung Jisung datang mengunjungi mereka. Menganggukkan kepalanya sebagai jawaban lalu kemudian beranjak dari kasur dan melangkah ke kamar mandi untuk mencuci mukanya.
Setelah mengenakan baju kaosnya yang tercecer di lantai, Jaemin melangkah mendekati Jisung lalu mencium bibir adik sepupunya itu. Melumatnya lembut dan menyesap bibir atas dan bawahnya bergantian. Jisung meremas bahu Jaemin dan mengerang di sela ciuman mereka saat tangan Jaemin memainkan nipplenya yang menegang.
"Nghhh.....kakhhh...."
Jaemin memundurkan wajahnya lalu menjilat bibir Jisung dan tersenyum lembut padanya. Sedang Jisung menundukkan wajahnya, tidak ingin Jaemin melihat rona merah di pipinya.
"Karya kakak sangat banyak di tubuhmu, jadi pakailah pakaian yang tertutup agar kak Doyoung tidak melihatnya" Jaemin berucap lalu mengacak lembut rambut Jisung dan berbalik pergi dari situ.
Setelah Jaemin menutup pintu kamarnya dari luar barulah Jisung mengangkat wajahnya dan tersenyum lebar. Jisung menarik selimutnya untuk menutupi wajahnya yang sudah memerah malu sembari berteriak senang.
*****
Jaemin membuka lebar pintu rumahnya lalu mempersilahkan orang yang berdiri di depan pintu dengan wajah tertekuk kesal itu untuk masuk.
"Kenapa lama sekali? Jangan bilang kalian buat anak dulu! Ah... tidak-tidak itu tidak mungkin karena kalian adalah sepupu" lelaki itu menggeret kopernya masuk kedalam rumah Jaemin tanpa memperhatikan Jaemin yang tersenyum tipis karena ucapannya.
"Kak Doyoung, kenapa kemari? Apa Jepang tidak lagi menarik?"
Lelaki yang di panggil -Doyoung- itu berbalik menghadap Jaemin. Alisnya terangkat sebelah, sedikit tidak suka dengan pertanyaan adik sepupunya itu yang seolah-olah tidak menerimanya disini.
"Aku ingin menjenguk adikku, untuk memastikan apa dia masih utuh atau tidak tinggal bersamamu" Doyoung berucap sembari mendudukkan dirinya di sofa empuk Jaemin "lalu dimana, Jisung?"
"Di kamarnya mungkin masih tidur atau mungkin juga sedang mandi" jawab Jaemin sembari mendudukkan dirinya di sofa yang berseberangan dengan Doyoung.
Doyoung menganggukkan kepalanya "kau pasti kerepotan karena dia sangat manja" ucap Doyoung yang membuat Jaemin tersenyum kecil.
"Ya dia sangat manja" Jaemin setuju.
'dan binal' sambung Jaemin dalam hati karena tidak mungkin baginya mengucapkannya langsung.
Tidak lama terlihat Jisung menuruni tangga. Jaemin tersenyum saat adik sepupunya itu benar-benar mengikuti ucapannya untuk mengenakan pakaian tertutup.
"Kak Doyoung, kenapa tidak bilang dulu kalau mau kemari?" Jisung bertanya dan langsung memeluk manja kakaknya itu.
"Kakak ingin memberi kejutan untuk adik bungsu kakak ini"
Jisung mempoutkan bibirnya lucu yang membuat Doyoung gemas dan langsung mencium kedua pipi mochi Jisung bergantian. Tanpa keduanya sadari Jaemin memperhatikan keduanya dengan tatapan datarnya dan beberapakali menjilat bibir bawahnya yang terasa kering.
"Kak Doyoung akan berapa lama tinggal disini?" Jaemin bertanya untuk menghentikan aksi Doyoung yang terus menghujani Jisung dengan ciuman.
"Entahlah mungkin 2-3 minggu" jawab Doyoung.
"oh ya Jisung, apa kau sudah memberitahu Jaemin tentang itu?"
Jisung tersentak. Ia hampir melupakan masalah itu.
"Memberitahukan apa?" Jaemin penasaran.
"Tentang pertuna--"
"Kak Doyoung lelah kan? Ayo istirahat dulu di kamar kak Jaemin soalnya kamarku masih sangat berantakan" potong Jisung cepat.
"Atau di kamar tamu yang berada di sebelah sana" tunjuk Jaemin kearah pintu yang berada di dekat tangga.
"Baiklah kakak beristirahat di kamar tamu saja, Jisung jangan lupa beritahu Jaemin tentang itu ya karena dia akan datang hari ini ke Seoul" ucap Doyoung yang di jawab anggukan oleh Jisung.
Doyoung beranjak dari duduknya sembari menggeret kopernya dan melangkah menuju kamar tamu yang ditunjukkan Jaemin tadi.
"Memberitahukan apa?" Jaemin bertanya setelah Doyoung meninggalkan mereka berdua saja.
Jisung menundukkan wajahnya, tidak berani menatap Jaemin yang saat ini sedang menatapnya datar.
"Kim Jisung, aku bertanya pada mu" suara Jaemin terdengar dingin membuat Jisung bergidik takut.
Jisung masih diam. Ia mengigit bibir bawahnya berusaha menahan agar tangisannya tidak terdengar oleh Jaemin. Namun sebuah usapan lembut di kepalanya membuat Jisung refleks mengangkat wajahnya.
"Katakan sayang. Ada apa, hm?" Jaemin bertanya lembut sembari sesekali mencium pipi Jisung yang basah karena air matanya.
"Kak Jaemin hikss janji jangan marah sama Jwii ya? Jangan jauhi Jwii juga"
Jaemin tersenyum sembari menganggukkan kepalanya sebagai jawaban atas perkataan Jisung.
"Kak Jaemin hiksss Jwii telah dijodohkan dengan seseorang dan hari ini hiksss dia akan menemui Jwii"
Deg!
~TBC~
KAMU SEDANG MEMBACA
Naughty Cousin 🔞
FanfictionSalah apa sih Jaemin di masa lalu sampai punya adik sepupu binal? Dapatkah di sebut sebuah kesialan jika Jaemin sendiri menikmatinya? Hanya kisah Jaemin dan Jisung yang menjalani hubungan yang rumit. Saling mencintai namun terhalang restu keluarga k...