Jisung baru saja sampai ke sekolahnya dengan naik bus. Awalnya kakaknya -Doyoung- bersikeras untuk menelpon Soobin agar menjemput Jisung tetapi Jisung menolak dan segera berlari ke halte dan kebetulan sekali disana ada bus yang sedang berhenti. Jisung segera menaiki bus dan ia bersyukur ada beberapa murid dari sekolah yang sama yang menaiki bus itu juga.
Sesampainya disekolah Jisung tidak langsung masuk ke kelasnya melainkan ke rooftop untuk menenangkan pikirannya sebentar. Setibanya ia di rooftop, ia langsung mendudukkan diri di kursi panjang yang ada di sana tanpa ia tahu ada orang lain selain dirinya yang juga ingin membolos di tempat itu.
"Tidak ku sangka kita bertemu disini"
Jisung menoleh ke belakang dan terkejut saat melihat sahabat kakak sepupunya yang Jisung ingat namanya adalah Yeonjun itu tengah menuju ke arahnya.
"Kakak bolos juga?" Jisung bertanya pada Yeonjun yang sekarang duduk disampingnya.
"Tidak, aku sedang jualan. Tentu saja aku bolos, Jisung. Kenapa kau bertanya yang kau sendiri tahu jawabannya?" Yeonjun menatap gemas Jisung.
Jisung mengusap tengkuknya canggung sembari tersenyum malu. Melihat ekspresi menggemaskan Jisung, Yeonjun tidak tahan untuk tidak menguyel-uyel pipi dan mencubit mochi adik sepupu dari sahabatnya itu. Membuat si pemilik mengaduh kesakitan karena Yeonjun terlalu kuat mencubit pipinya sampai memerah.
"Mau rokok?" tawar Yeonjun pada Jisung.
Jisung menggeleng. "Susu ada?"
Yeonjun tersenyum lebar. Melihat itu membuat Jisung merasa ada hawa-hawa negatif dari arah Yeonjun.
"Susu yang di bawah mau? Rasa vanilla. Apa kau suka?"
Jisung mengerjapkan matanya bingung dengan maksud Yeonjun. Namun saat melihat seringai tipis Yeonjun, Jisung mengerti kemana arah pembicaraan Yeonjun.
"Tidak, tidak, tidak" tolaknya sembari menggelengkan kepalanya cepat.
Yeonjun tertawa puas. Sangat menyenangkan menggoda adik sepupu sahabatnya itu. Jika Jaemin ada mungkin Yeonjun sudah ditendang ke Pluto sekarang.
"Ahaa....aku mengerti. Kau lebih suka punya Jaemin 'kan?"
Mendengar nama Jaemin, Jisung langsung mengalihkan pandang ke arah lain. Tidak ingin yang lebih tua melihat rona merah di pipi mochi nya.
"Ehee....tidak usah malu-malu. Tidak apa-apa, Jaemin memang pantas untuk dicintai" Yeonjun menghembuskan asap rokoknya ke udara sembari mengalihkan pandang menatap langit Seoul yang cerah di pagi hari itu.
"Apa perasaan ku salah kak? Apa kak Yeonjun menganggap ku menjijikkan sekarang?"
Yeonjun menoleh menatap Jisung. Walaupun dari samping, Yeonjun dapat melihat kesedihan yang dirasakan Jisung.
"Perasaan mu tidak salah, Jisung. Hanya saja status yang mengikat, pandangan orang-orang, dan peraturan di keluarga kalian lah yang membuat cinta kau dan Jaemin terlihat salah"
"Jika kak Yeonjun ada di posisi ku. Apa yang akan kak Yeonjun lakukan?" Jisung bertanya tanpa menatap Yeonjun. Ia hanya tidak ingin Yeonjun melihat betapa frustasi nya dia sekarang.
"Jika ingin menangis, menangis saja Jisung. Mumpung kita cuma berdua disini"
"Tapi aku sudah terlalu banyak menangis" ucap Jisung. Bersamaan dengan itu air matanya kembali jatuh basahi pipinya. Jisung menunduk. Merasa malu karena ada Yeonjun yang sekarang melihatnya menangis.
"Jika aku menjadi kau, aku tidak akan mundur Jisung. Kau tidak perlu selalu mengorbankan diri untuk orang lain. Terkadang egois juga di perlukan"
"Pertunangan ku dengan kak Soobin sebentar lagi. Apa aku dan kak Jaemin bisa bersama disaat keluarga kami menentang keras hubungan seperti ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Naughty Cousin 🔞
FanficSalah apa sih Jaemin di masa lalu sampai punya adik sepupu binal? Dapatkah di sebut sebuah kesialan jika Jaemin sendiri menikmatinya? Hanya kisah Jaemin dan Jisung yang menjalani hubungan yang rumit. Saling mencintai namun terhalang restu keluarga k...