Jaemin memberhentikan mobilnya di depan sebuah club lalu turun dari mobilnya. Ia melangkah masuk ke dalam club untuk bertemu dengan Yeonjun. Ia butuh menenangkan diri malam ini untuk meredakan emosinya.
Melewati banyak orang yang tengah menari mengikuti hentakan musik DJ yang menggema di ruangan itu, Jaemin melangkahkan kaki menuju meja bartender dimana Yeonjun tengah duduk disana menikmati sebotol vodka sembari menunggu dirinya.
Jaemin mendudukkan dirinya di samping Yeonjun dan memesan sebotol wine pada bartender. Yeonjun yang melihat ekspresi dingin sahabatnya itu menyeringai tipis. Ia tahu pasti ini ada sangkut-pautnya dengan adik sepupunya lagi.
"Ada apa dengan Jisung?" Yeonjun bertanya to the point. Bersahabat lama dengan Jaemin membuat Yeonjun terbiasa kalau Jaemin sangat tidak menyukai basa basi yang membuatnya harus banyak menggerakkan mulutnya mengucapkan kalimat yang membuang waktu.
"Aku merasa hubungan kami sudah sangat salah" jawab Jaemin tanpa menoleh pada Yeonjun.
Yeonjun tersenyum mengejek. "Baru sadar sekarang, bung. Kemarin-kemarin otaknya kemana? Ahaaa iya aku baru ingat kalau manusia bisa khilaf"
"Ck!"
"Tapi Jaem setelah apa yang kau lakukan pada Jisung dan jika kau ingin menjauh dari dia secara tiba-tiba, bukankah kau terlihat brengsek?"
Jaemin menoleh cepat pada Yeonjun sedangkan Yeonjun menarik salah satu sudut bibirnya, menyeringai kecil.
"Aku tidak mengatakan kalau aku setuju dengan hubungan terlarang kalian tapi jika kau ingin berhenti sebelum berjuang itu sangat tidak gentleman sekali bung. Jika calon tunangan nya saja mau berjuang untuk mendapatkan nya masa kau yang sudah menikmati semuanya malah mundur, pikirkan itu baik-baik Jaemin"
Jaemin kehilangan kata-katanya. Apa yang di ucapkan Yeonjun padanya bagaikan anak panah yang menghantam jantungnya, sangat menusuk.
"Aku tidak peduli siapa yang memulai menggoda dan siapa yang tergoda untuk melakukan, tapi Jaem ku lihat selama ini kau juga menikmatinya. Dan lagi tanyakan pada hati mu, apa kau rela melihat Jisung bersama orang lain? Senyumnya, tatapannya, perhatiannya, cintanya, apa kau tidak ingin menerimanya lagi?"
"Yeonjun....."
"Aku mungkin tidak melihat langsung bagaimana Jisung menunjukkan cinta nya pada mu tapi tatapan anak itu tidak bisa di bohongi, Jaemin. Dan matamu juga mengatakan kalau kau sangat mencintainya" Yeonjun tersenyum menatap Jaemin. "Aku percaya pada mu Jaemin. Aku percaya sahabat baik ku ini adalah lelaki yang bertanggungjawab, ini hanyalah awal perjuangan mu ke depannya lebih berat kan?"
Jaemin mengangguk setuju. Ada banyak halangan yang akan ia hadapi nantinya dan yang paling utama adalah restu keluarga.
"Siapa nama tunangan Jisung? Aku lupa"
"Soobin"
Yeonjun menaruh telunjuknya di tengah dahinya sembari memejamkan matanya seolah berpikir. Dan tidak lama kemudian ia menjentikkan jarinya dan menatap Jaemin sembari tersenyum lebar.
"Aku ingat. Aku pernah bertemu dengannya di perpustakaan dan dia cukup dingin padaku"
"Lalu?"
"Aku akan membantumu untuk menggagalkan pertunangan Soobin dan Jisung, tapi itu tidak gratis ada imbalannya"
"Berapa?"
Yeonjun memutar bola matanya malas. "Aku tidak butuh uang mu, dude. Biarkan aku one night stand dengan Jisung, bagaimana?" Yeonjun menaikturunkan alisnya dan mendekatkan tubuhnya ke Jaemin sembari tersenyum.
Jaemin menatap Yeonjun lama sebelum tersenyum sinis. "Kau masih ingin membuat keturunan mu atau tidak, Jun?"
Yeonjun refleks memundurkan tubuhnya dan melirik bagian bawahnya dan Jaemin bergantian. "Kau mengerikan, bung. Aku hanya bercanda tadi. Kalau ini...." Yeonjun menunjuk bagian bawahnya membuat Jaemin ikut memperhatikan ke arah yang di tunjuk Yeonjun. ".....kau potong, bagaimana aku bisa membuat keponakan untukmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Naughty Cousin 🔞
FanfictionSalah apa sih Jaemin di masa lalu sampai punya adik sepupu binal? Dapatkah di sebut sebuah kesialan jika Jaemin sendiri menikmatinya? Hanya kisah Jaemin dan Jisung yang menjalani hubungan yang rumit. Saling mencintai namun terhalang restu keluarga k...