"SAKITTTT!"
"Eh, Vik! Diem dulu ngapa?!" dumel Alicia.
"Haiyaaa, Alicia! Sakit, Bambank!"
"Makanya diam, jangan banyak gerak!"
"Iya, iya ... Mamaaaaaaaa!" Viktor berteriak kesakitan dengan tangannya yang kini mencengkram tangan Ali dengan kuat. Ali berusaha untuk melampiaskan sakit yang ada pada lengannya dengan cara menginjak-injak lantai namun yang ia injak-injak malah kakinya Bulat.
Bulat? Ia hanya pasrah saja, tidak ingin situasi semakin panas dan menggigit bibir bagian bawah untuk menahan rasa sakit pada kakinya yang diinjak Ali berkali-kali.
"Ah, Rudy biasa aja, tuh!" Gopal menggelengkan kepalanya sambil menatap Rudy yang berada disamping brankarnya Viktor.
"Itu, kan, karena dia tidur, bego!" gerutu Viktor melihat Rudy yang sudah tertidur nyenyak di sampingnya.
Kini, mereka berada di medical centre, untuk mengobati luka-luka yang mereka dapat ketika bertarung tadi. Viktor dan Rudy yang badannya sempat kaku akibat kena pukulan keras dari Vargoba kini sedang dipijat pelan-pelan, yang tetap saja sakit.
Sejauh ini tidak ada yang cedera berat ketika pertarungan. Roza dikabarkan akan keluar dari rumah sakit mungkin tiga sampai lima hari untuk penyembuhan luka yang dialaminya.
Boboiboy mondar-mandir seperti setrikaan disaat yang lain sedang berkumpul di dekat brankar Viktor. Entahlah, melihat Vargoba dan Retak'ka lagi membuatnya merasa cemas. Apalagi saat Fang dan Kaizo ditangkap oleh pesawat mereka. Selain itu, apa yang dimaksud Vargoba tentang mesin penghancur?
Selalu saja begini, ketika sebuah pertanyaan sudah terjawab, muncul pertanyaan lagi, lalu terjawab, kemudian muncul lagi, terjawab, kemudian ...
"Boboiboy!"
"Huh?" Boboiboy menghentikan langkahnya dan menatap Yaya.
"Kenapa, Ya?"
"Disuruh ngumpul," jawab Yaya dengan singkat, padat, dan jelas, ruangan juga sudah sepi, hanya ada Viktor yang terbaring diatas brankar dan ternyata sudah tertidur. Rudy? Anak itu sepertinya sudah keluar, mungkin sudah merasa lebih baik.
Boboiboy akhirnya berjalan mengikuti Yaya keluar dari medical centre lalu sampai di sebuah ruangan luas, lebih besar dari Briefing Room.
Disana, semua ejen muda berkumpul (minus Mika, Bulat, Sayyid, dan Ahmad) beserta dengan Gopal dan Ochobot. Ternyata, bukan hanya mereka saja, tapi ada Ejen Bakar bersama Ejen Gheeta, Leon, Karya, lalu ada ketua teras yaitu Ejen Dayang, Zain, Ganz, dan Djin, dan ada Ejen Aliya.
Eits, tunggu dulu, ada kejutan lagi.
"Hahahaha! Apa kabar Anak Murid Kebenaran!"
Yaps, ada seorang pria berbadan besar disana yang tangannya asyik mengelus seekor kucing aneh berwarna hijau yang sepertinya salah alamat rumah. Di sampingnya, ada gadis kecil dengan pita di rambutnya yang dimana seharusnya gadis itu tidak ikut dalam perkumpulan penting ini.
"Lah? Cikgu Papa? Papa Zola, kah?" Gopal ternganga lebar, untung aja rahangnya nggak jatuh.
"Hei, Nak. Mata kalian tidak belekan, kan? Iya, ini guru kesayangan kalian," ujar Papa Zola dengan sangat pede.
"Tapi, kok, ada Pipi Zola disini, Cikgu?" tanya Yaya.
"Hadeuh, kalian tanya saja sama anak itu sendiri. Dia bilang mau ikut mulu, untung aja Bapaknya baik," jawab Papa Zola datar, menatap Pipi yang masih sibuk berkaca dan bermain sendiri dengan rambutnya.
Boboiboy mengangguk, lalu netranya menatap kearah sekumpulan orang.
Lalu ...
"Boboiboy!" seseorang memanggilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge Of Darkness (Boboiboy X Ejen Ali) AOF #5✔
Fanfic"Kalian menyebut kami sebagai bagian dari kegelapan. Jadi, inilah balas dendam kami terhadap kalian, balas dendam kegelapan." Seri Kelima Adventure Of Fanfiction (AOF) Sebuah mesin raksasa yang ternyata adalah mesin penghancur akan diaktifkan. Jika...