14. Kenyataan Berikutnya

313 35 13
                                    

ALI tidak bisa diam saja melihat Alicia yang sudah tersungkur kesakitan, namun untuk saat ini saja badannya tak bisa digerakkan, terasa kaku dan tertahan oleh sesuatu.

"Ca ..."

Pria berbadan besar itu menatap Ali dan Alicia bergantian sambil mengulas senyuman sinis. "Sangat mengharukan ..."

Alicia menggigit bibirnya sendiri, menggeram dan mengepalkan kedua tangannya, dirinya memanas dan ingin menyerang, namun sekujur tubuhnya terasa sangat sakit akibat serangan tadi.

"Ali ..."

Sorot matanya menatap Ali yang juga merasakan sakit sama sepertinya, mereka berdua sama-sama tidak bisa berbuat apa-apa sementara pria jahat itu sudah mulai tertawa meremehkan.

"Ini Super Agents MATA dari Cyberaya itu? Menyedihkan ..."

"Hanya kena serangan sekali, langsung jatuh sendiri ..."

"Mohon maap, maksudnya apa, ya?" tak hanya Alicia, Ali sendiri juga tak bisa menahan diri untuk tidak emosi setelah untaian kalimat tersebut seolah menusuk ke relungnya. Dirinya merasa seperti diremehkan. Bagi Ali, hanya Alicia yang boleh menyindirnya seperti itu.

Pria yang diketahui Ali dan Alicia adalah anggota Darkside itu menatap Ali dan kembali terkekeh. "Maksudnya apa? Aku hanya mengatakan hal yang sebenarnya. Aku tahu tentang kalian berdua ..."

"Tahu apa?"

"Apa lagi? Seseorang yang tak sengaja menjadi ejen karena tidak sengaja mengaktifkan IRIS? Atau jika dia tidak diangkat oleh seorang jenderal menjadi anaknya, maka ia tidak bisa bertahan sampai sekarang?"

"Jika bukan karena dua hal itu, kalian tidak akan bisa menjadi Super Agents, benar, kan?"

Emosi Ali semakin tersulut, membuat remaja itu memaksakan diri untuk bangkit, mengabaikan rasa sakit yang menjalarnya. Alicia yang melihatnya langsung menatapnya tajam dengan isyarat, "Lo kalau maksain diri, lo makin bego!"

"Itu bullshit," dengus Ali. "Gue emang pake IRIS, tapi ketua teras juga tahu sendiri kenapa mereka ..."

"Mengangkatmu menjadi Super Agents? Tidak lain dan tidak bukan salah satu alasannya adalah untuk melindungi IRIS aja dan karena kau menggunakan benda itu ..."

Ali sudah bisa berdiri, namun alisnya berkerut karena mencoba menahan rasa sakit, ia mencoba untuk menyerang sang pria anggota Darkside, namun yang Ali dapat hanyalah pukulan telak pada badannya.

"Argh!"

"Ali ..." ujar Alicia pelan.

"Gue nggak selemah itu ..." tukas Ali pada dirinya sendiri. Yoyo dan gasing dalam genggamannya kembali digunakan untuk menyerang, tapi lagi-lagi malah Ali yang terkena serangan.

"Ali!"

Pria anggota Darkside itu terlihat senang begitu melihat Ali yang sepertinya dikendalikan emosinya, itu berarti akan sangat gampang baginya untuk mengalahkan kedua anak di hadapannya ini secepatnya. Memang itulah rencananya.

Dia akan berbicara, mengeluarkan kata-kata yang akan menyulut emosi Ali, lalu anak itu akan menjadi frustasi karena berusaha membantah kata-kata yang tidak sepenuhnya benar namun juga tidak sepenuhnya salah itu. Karena terkawal emosi, tentu tenaga Ali akan terkuras habis, dan dia bisa menghabisinya.

Ali sudah tidak bisa berpikir dengan jernih, yang dia inginkan sekarang adalah menghabisi orang yang dengan sombongnya meremehkannya, Ali ingin membuktikan jika ia tak selemah apa yang orang itu bicarakan.

"Lo kalau mau gelud, bilang aja dari tadi, sini gue ladenin!" seru Ali nyalang.

"Terima kasih sudah ingin menyampaikannya, Anak Muda."

Revenge Of Darkness (Boboiboy X Ejen Ali) AOF #5✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang