12.1

1.1K 233 8
                                    

~Happy Reading~

~Vote & Comment~

~Rawan Typo~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kaku.

Kakinya seakan kaku melihat apa yang baru saja dilihatnya. Kejadian beberapa tahun yang lalu seakan kembali terulang, ia ingin melangkah namun langkah terasa sangat berat dan seluruh tubuhnya seakan membeku.

"Irene~"lirihnya saat melihat Irene disana

Nginggg...

Ia terduduk lemah saat telinganya berdengung hebat. Rasa takutlah yang kini menguasainya. Namun tak lama kemudian ia terus mencoba bergerak dengan tertatih menghampiri Irene hingga akhirnya ia memangku kepala Irene dan memeluknya sebelum air matanya mengalir deras.

"S-seulgi"panggil Irene

"Eo, tunggu sebentar hm, ambulan akan segera datang~"bisik Seulgi mengusap pipi Irene.

Irene tersenyum meski wajahnya perlahan memucat dan Seulgi dapat merasakan darah yang terus mengucur dari kepala Irene.

"H-hm"angguk Irene mencoba menggerakkan tangan kirinya yang masih bisa bergerak menggapai pipi Seulgi sedangkan tangan kanannya patah.

"U-uljimna~"lirih Irene mencoba menghapus air mata Seulgi.

"Aa ahh! jeball jangan tinggalkan akuu huhu!!!"tangis Seulgi karena ia benar-benar takut

"Buka matamu hm, kumohon buka matamu!"pintanya membuat Irene hanya menganggukkan kepalanya lemah hingga tak lama ambulan datang mengangkut Irene kedalam sana diikuti oleh Seulgi.

***

Genggaman Seulgi semakin erat kala ia merasakan tangan Irene yang terasa dingin dan ia berharap tangannya mampu menghangatkan tangan dingin Irene.

Irene.

Irene nya masih disana menatapnya dengan tatapan setengah gelap karena ia benar-benar menelan seluruh rasa sakit yang seakan mengoyak tubuhnya, ia ingin terus melihat Seulgi meski dirinya sekarat sekalipun.

"I-irene~"panggil Seulgi gemetar

"Hmm"gumam Irene lemah dengan alat pernafasan menutupi mulut dan hidungnya karena ia mulai kesulitan bernafas.

"Kau masih disana? Buka matamu hm, sebentar lagi kau akan selamat~"ucap Seulgi gemetar dan takut.

"Hm"

Hanya itu yang Irene katakan dan mencoba mengangguk sebisanya dan membalas genggaman tangan Seulgi. Detak jantungnya semakin melemah tatkala alat pendeteksi jantung seakan memekakkan pendengarannya.

"A-apa yang terjadi?!"panik Seulgi menangis histeris saat petugas terus berusaha memberi penanganan awal ke Irene.

***

Rumah sakit...

Seulgi masih setia menggenggam tangan Irene yang kini semakin kritis karena pendarahan yang dialaminya. Mereka baru saja tiba dan Irene akan segera dibawa keruang operasi.

"Pasien akan segera dioperasi anda tunggu saja diluar"kata suster saat melihat Seulgi ingin masuk mendampingi Irene

"A-aku ingin mememaninya"kata Seulgi menangis

"Sesuai prosedur anda hanya boleh menunggu pasien diluar nona"lanjut sang suster membuat Seulgi hanya pasrah melepas Irene masuk kedalam sana.

30 menit setelah lampu operasi dimulai Seulgi hanya diam menatap baju yang ia kenakan tadi kini dipenuhi dengan darah Irene. Bahkan ia menatap kosong tangannya yang masih berlumuran darah yang mulai mengering.

Glimpse Of Us [SeulRene ft. Kim Jisoo][ShortStory]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang