"Mas sudah hilang akal atau bagaimana? Apa sih yang Mas cari! Membuat rumah tangga orang lain hancur setelah menghancurkan rencana pernikahan!"
Aku tidak tahan dengan ucapan Wira. Bangkit dengan cepat menuju luar restoran. Air mata menetes mengiringi kepedihan. Aku sudah tidak peduli dengan masa lalu. Sesuatu yang sudah berlalu, ya, sudah. Tidak perlu diungkit lagi.
"Nadiaaa!"
Seseorang memelukku tiba-tiba. Aku terperanjat hampir terjungkal.
"Kamu sedang apa di sini! Kamu sama siapa? Aku kangen sekali. Semenjak menikah kamu seperti orang yang dikurung, tidak pernah keluar. Hehe!"
Rupanya, Ayu, teman satu kantor yang lumayan dekat denganku.
***
"Kamu bahagia dengan pernikahanmu?"
Pertanyaan Ayu sangat aneh. Apa mungkin ada orang lain yang tahu bagaimana aku menjalani pernikahan dengan Bayu yang dulu sangat tidak bahagia. Tidak pernah menceritakan pada siapa pun. Pasti Ayu menebak-nebak.
Kuangkat kedua tangan sebagai bentuk menunjukkan bahwa aku bahagia.
"Syukurlah!"
"Aku kangen sama kantor."
"Kamu tahu Wira. Dia seperti sedikit depresi setelah pernikahannya batal."
Malas sekali membicarakan Wira.
"Dia diteror orang agar membatalkan pernikahan."
Aku melotot ke arah Ayu.
"Katanya Bayu yang meneror agar membatalkan pernikahan. Aku juga heran kenapa Wira mau saja membatalkan pernikahan. Katanya dia diancam akan dipecat dari kantor kalau tidak nurut. Keluarganya akan dibuat susah kalau mbantah!"
Aku tertawa. Cerita macam apa ini. Tadi Wira tiba-tiba datang dengan ucapan yang hampir sama. Apakah temanku bersekongkol, tetapi bagaimana mereka tahu jika aku di sini.
"Aku lagi hamil, Yu. Jangan bicara hal yang aneh-aneh."
"Kamu hamil!" Ayu tampak bersemangat. "Aku seneng banget dengernya, tapii …."
"Nadia sayang."
Panggilan dari Bayu menghentikan obrolanku dengan Ayu.
***
"Aku lelah, Mas. Aku pengen tidur."
"Nanti aku suruh karyawan aku beli kasur di sebelah, ya, buat kamu pakai tidur di sini."
Aku mengangguk. Tidak mungkin meminta pulang sekarang sementara rumah jauh dari dealer.
Di saat aku sedang istirahat mencoba tidur, terdengar kasak kusuk di tempat para karyawan kerja.
"Ternyata istrinya Pak Bayu itu Bu Nadia."
"Lah! Kamu baru tahu?"
"Tahu sejak dulu namanya, tapi orangnya baru tahu sekarang."
"Kenapa emang? Jangan bilang kalau kamu suka sama Pak Bayu. Jangan jadi pelakor!"
"Hush! Sembarangan. Aku itu kaget pas lihat wajah Bu Nadia. Dia mirip banget sama mantan pacar temen aku."
"Siapa?"
"Rian."
"Rian calon suami kamu?"
"Temen aku, tapi dia dijodohkan sama aku karena tidak bisa move on dari Nadia."
"Kamu yakin Nadia yang dimaksud itu Bu Nadia?"
"Yakinlah. Rian cerita semuanya. Rian nunjukin foto semuanya."
"Terus kamu tetap mau jadi istrinya Rian?"
"Aku tidak tahu. Aku cuma kasihan sama Rian."
"Kenapa?"
"Dia itu cinta banget sama Nadia. Tapi ada orang yang maksa buat mutusin Nadia. Katanya laki-laki itu yang sekarang jadi suaminya Nadia. Terus aku lihat wajahnya beneran Bu Nadia. Persis di foto. Berarti laki-laki itu 'kan Pak Bayu."
"Aku makin nggak paham."
"Jadi kata Rian, dia diancam supaya mutusin Nadia oleh laki-laki yang sekarang jadi suaminya Nadia, gitu!"
"Ah masa? Nggak percaya aku."
"Kalian lagi ngobrolin apa! Kerja! Jam istirahat sudah selesai!"
Cepat pura-pura tidur, takut Bayu mengecek aku yang sedang menguping pembicaraan.
***
Berhari-hari setelah hari itu, aku tidak bisa tenang. Tidak percaya dengan apa yang kudengar. Semuanya mustahil. Hari ini aku tidak bersemangat menjalani hari-hari yang biasa berkebun.
Iseng membongkar lemari pakaian, mencari-cari kiranya ada baju yang bisa disumbangkan daripada mubazir. Sebuah kotak jatuh saat memeriksa lemari pakaian Bayu.
Mengambilnya lalu duduk di sofa dan membuka apa isinya. Mata tidak percaya melihatnya. Berkali kucoba mengerjap semoga salah, tetapi tidak. Apa yang ada di dalam kotak itu benar-benar membuat aku syok.
Foto-fotoku dari usia dua puluhan tahun, bahkan sebelum berpacaran dengan Rian juga ada. Lalu foto-foto yang aku sendiri merasa tidak tahu kapan dan di mana. Siapa yang mengambil fotoku sebanyak ini?
Berserakan foto kutaruh di atas meja. Memilahnya satu-satu. Hanya lima puluh foto yang sanggup kuhitung. Bahkan ada foto di rumah ini yang aku sedang melakukan aktifitas. Kapan mengambilnya dan untuk apa.
Ada beberapa surat dan kertas yang berisi tulisan. Aku mengambil satu lalu membacanya.
"Dear, Nadia sayang. Aku sudah lama mengagumimu, tapi aku takut mengatakannya. Aku takut kamu menolakku."
Aku tidak sanggup membaca keseluruhannya. Terlalu panjang sampai beberapa halaman. Kupilah kata-kata yang menarik saja dan tanggal di atas surat begitu membuat terkejut.
Surat-surat itu kukumpulkan beserta foto ada juga yang menempel di dalamnya. Surat terlama dituli sepuluh tahun lalu. Kertas sudah terlihat mulai usang. Percaya atau tidak dengan semua ini. Jika benar itu artinya Bayu sudah menyukaiku bahkan sebelum aku kenal dengan Rian.
Fotoku waktu baru lulus SMA juga ada yang artinya memang benar. Hanya saja bagaimana Bayu bisa mendapatkan semua ini. Apakah benar-benar sudah sejak lama Bayu mengagumiku atau bagaimana. Entahlah, aku tidak sanggup berpikir. Dulu aku bahkan tidak pernah mengenal Bayu. Seingatku pertemuan pertama adalah saat Bayu melamar kerja di kantor tempatku kerja.
Bersambung
Jangan lupa baca karya peserta Olimpus Match Battle lainnya, ya!
1. Viloise--@Chimmyolala
2. The Lucky Hunter--@Dhsers
3. Tersesat di Dunia Sihir--@Halorynsryn
4. Aku Bisa--@okaarokah6
5. Kurir On The Case --@AmiyaMiya01
6. Is It Our Fate?--@ovianra
7. Crush--@dhalsand
8. Keping Harapan--@UmaIkhFfa
9. Cinta Alam Untuk Disa--@DenMa025
10. Memutar Waktu--@dewinofitarifai
KAMU SEDANG MEMBACA
Keping Harapan
Romance"Siapa yang ngemis, Sa. Keluarga Pak Hadi sendiri yang sudah sejak lama ingin menjadikan Nadia sebagai menantu mereka," sanggah Mama. "Tapi Nadia si keras kepala menolak dan lihat. Tiga hari lagi akad dan semua sudah siap. Tapi dibatalin begitu saja...