02. Necklace

869 130 6
                                    

This is another Chapter,

🦋 Warning 🦋
Tulisan yang miring memiliki makna kalimat bahasa latin/Inggris ataupun Kisah FLASHBACK.

Happy Reading...

-ooo

Biyuna berenang dengan bebas di Lautan, seperti biasanya, Merfolk dengan lesung pipi itu menyapa dengan hangat Merfolk lainnya yang melewatinya

Biyuna suka dengan suasana tenang ini, tidak ada pergeseran dataran, tidak ada gelombang-gelombang kecil menyebalkan dan tidak ada pula suara Siren yang menggema di perairan

Haaaa Haaaa Haaaa 🎶
Biyuna mendengus, baru saja hatinya berkata bahwa tidak ada Siren yang mengganggu, suara Siren telah menggema

Dengan tergesa, Biyuna berenang masuk kedalam gua yang tak jauh dari tempatnya

Biyuna duduk dengan bibir menggembung, menatap kearah luar, cuaca berubah gelap, kabut membumbung dan laut bergerak tidak beraturan,

"Lautnya akan kembali rusak," gumam Biyuna

Suara Siren terus menggema, teriakan khas Siren untuk memanggil kawanannya pun terdengar, Biyuna menutup telinganya, Suara bernada tinggi ini benar-benar memekakkan telinga,

Tak lama, gerombolan Siren berdatangan, terbang dan mengambil kawanan manusia yang sudah terkena tipu daya,

Hingga mata Biyuna jatuh pada tubuh manusia yang baru saja tenggelam, tubuh itu bergerak menggeliat seolah meminta tolong, namun bukannya bergerak naik, tubuh itu justru semakin bergerak masuk kedalam Lautan yang dalam

"Dasar Makhluk lemah," Ucap Biyuna dengan kesal,

"Seharusnya diam saja dan tubuhmu akan bergerak naik dengan sendirinya, Kenapa manusia sangat bodoh sih," Biyuna lagi-lagi menggerutukan sifat manusia yang terus bergerak itu

Biyuna bisa melihat bahwa manusia itu sudah mulai lelah, kini hanya salah satu tangan manusia itu yang terangkat ke atas, bibir manusia itu bergerak

Biyuna menajamkan matanya, dari jarak puluhan meter, Biyuna harus mengetahui kalimat apa yang akan disebutkan oleh manusia itu "T-O-L-O-N-G"

Setelahnya, manusia itu memejamkan matanya, Biyuna menggigit bibir bawahnya, rasa iba Merfolk muncul dengan tergesa, mendominasi semua rasa secara tiba-tiba

Ekor Biyuna bergerak tidak tenang, kemudian Merfolk itu menatap keatas, Siren yang tersisa semakin sedikit, namun suaranya mulai melemah, dengan kegilaan yang tersisa, akhirnya Biyuna keluar dari tempat persembunyiannya,

"Biyuna!" Teriakan dari salah satu keluarganya terdengar, namun Biyuna indahkan,

Urusan belakangan dia dimarahi, Biyuna dengan cepat bergerak, telinganya berdenging hebat, pikirannya mulai kacau

Biyuna berhenti tepat didepan tubuh manusia itu, menyenggolnya, Biyuna menyenggolnya, kemudian mata itu terbuka

"Jangan mati, aku sudah mengorbankan hidupku," Ucap Biyuna, dan manusia itu mengangguk,

Biyuna tersenyum hingga menampilkan lesung pipinya,  kemudian menarik tubuh itu dan bergerak dua kali lebih cepat,

Biyuna kembali masuk kedalam gua, Merfolk itu kemudian menyalurkan energi yang bisa membuat manusia bernapas dengan normal

"Karena Siren sudah pergi, maka aku harus pergi. Terimakasih ikan sudah menemaniku," dan dengan kalimat itu Biyuna menutup matanya

Dengingan di Telinga Biyuna mulai menghilang, Biyuna mulai menurunkan tangannya yang menutup telinganya, Merfolk itu masuk kedalam mode terkejut dengan apa yang baru saja terlintas di pikiran nya

Mata Biyuna bergerak turun, menatap pada sosok manusia yang masih tidur dengan nyaman sementara tubuhnya masih berguncang karena tingkah panik Ayahnya

"Jadi bibi, dia benar-benar bukan Ikan Nemo?"

"Hentikanlah Cedric, Anak mu sudah sadar. Dia sekarang sudah ingat dengan kejadian yang tadi dialaminya, dia sudah lepas sepenuhnya dari sihir Siren," Mendengar perkataan kakaknya, Cedric segera memeluk Biyuna, kemudian memukul pelan punggung anaknya

"Dasar anak bodoh,"

-ooo

Biyuna menghembuskan napasnya, mata Merfolk pria itu menatap tajam pada wajah manusia pria yang masih tertidur dengan lelap

Biyuna menyentuh pipi pria itu, lembut dirasakan oleh tangannya, kemudian Merfolk itu menyentuh pipinya sendiri, ada lubang di pipinya

"Berhentilah, kau bisa membuatnya terkejut saat bangun,"

"Kapan dia bangun?" Ucap Biyuna sambil menatap ayahnya yang sibuk mondar-mandir memindahkan piring-piring berisi makanan untuk makan malam keluarga mereka

"Dia tidak akan bangun sampai kamu membawanya kembali ke daratan, kenapa pula mengirim energi yang bahkan belum bisa kau kuasai selama beratus-ratus tahun hidupmu,"

"Aku kan ingin menyelamatkan nya," Morfolk dewasa yang mulai menua itu membuka bibirnya tak percaya  ketika mendengar alasan bodoh yang keluar dari bibir putra sulungnya itu. 

Sementara putranya, sama sekali terlihat tidak tertarik padanya, menoleh pun tidak

"Masalahnya dia tidak akan selamat jika kau juga tidak selamat, pengiriman energi yang kau lakukan itu salah, kau mengirimkan energi dengan teknik berbagi jiwa, aduh, anak ini benar-benar,"

"Ayah pasti lupa jika kakak adalah Merfolk paling bodoh di Lautan ini. Tapi dia keren, bisa-bisanya dia terpikir berenang mendekat padahal Para Siren hari ini benar-benar brutal luar biasa. Bisa-bisanya mereka membuat gelombang laut setinggi kemarin, untung saja tidak sampai tsunami. Kasihan manusia," Usana memeluk Ayahnya, dagu Merfolk itu tersandar pada bahu Ayahnya, memang manja.

Biyuna menoleh, menatap tajam pada adiknya seperkian detik kemudian mendecih

"Setelah makan malam antarkan pria itu ke dataran, Kita tidak bisa meletakkan manusia berada di dekat kita berlama-lama,"

Biyuna menganggukkan kepalanya, Biyuna kembali memandang pada manusia yang tertidur itu, menatap pada tiap garis tegas di wajah manusia itu

Biyuna ingat bagaimana indahnya mata manusia itu saat terbuka, pandangan Merfolk itu kemudian turun menuju tubuh pria itu

Pakaian nya sudah diganti dengan lebih layak, Biyuna mengernyit ketika menyentuh dada manusia itu, ada benjolan disana, tangan Biyuna kemudian terulur dan menemukan benda logam melingkar pada leher manusia itu

Biyuna menarik benda logam itu, sebuah kalung, berwana perak dengan goresan tulisan diatasnya

"Bible," bacanya dengan suara yang sangat pelan, tidak ingin Ayahnya mengetahui bahwa dirinya bisa berbahasa manusia.

👣


TBC-

Semoga hari kalian bahagia selalu...
Lov 🥂

MerfolkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang