04. little touch

627 108 3
                                    

This is another Chapter,

🦋Warning🦋
Cerita ini berisi karangan dengan beberapa penyesuaian yang ada. Terima kasih.

Happy reading all 💜

👣


Apollo Haubreve, memarkirkan mobilnya didepan lobi bar, pria itu membuka mobil lalu melemparkan kunci mobilnya pada satpam yang berjaga disana

Apollo menghembuskan napasnya, berjalan menuju mobilnya kembali dan mengetuk pintu kaca tempat duduk Biyuna

Biyuna menurunkan kaca mobil itu, matanya membulat lucu dengan pipi yang menggembung, bibirnya yang merah muda mengerucut

"Ayo keluar, di dalam sana ada Bible. Kamu harus liat dulu, Jika bukan kita akan mencari lagi,"

Biyuna menangguk, kemudian keluar dari mobil, pria dengan tubuh yang lebih pendek itu berjalan mengekor di belakang Apollo

Indra penciuman Biyuna seolah langsung mati rasa, bau parfum yang menyengat dari puluhan atau bahkan ratusan orang yang berbaur dengan keringat, suara-suara desahan dan decap menggema memenuhi lantai satu tempat gemerlap yang baru saja diinjaknya

Biyuna hampir oleng ketika seorang pria menubruk dirinya, namun tangan Apo bergerak lebih cepat

"Jalan duluan deh, Ada di lantai atas," Biyuna menganggukkan kepalanya, kemudian melangkahkan kakinya menuju tempat yang ditunjuk oleh Apo

Sejenak, Biyuna berhenti sejenak di depan puluhan undakan tangga, mata pria itu mengedip, kemudian memandang pada seseorang yang naik ke atas undakan tersebut

Biyuna menganggukkan kepalanya, dia baru saja belajar satu hal asing di tempat manusia. Cara menaiki jalan yang berundak-undak, Biyuna harus cerita kepada Ayahnya ketika kembali ke lautan nantinya

Biyuna mulai melangkahkan kakinya, menaiki satu per satu undakan dengan senyum yang merekah dan semakin merekah,

"Belok kiri Biyu, temanku ada di sisi kiri," Biyuna menganggukkan kepalanya, menuruti semua perintah yang diberikan oleh Apo

Pria dengan fitur wajah yang gemas itu berbelok ke kiri, dan disana, di ujung ruangan itu, Biyuna dapat melihatnya, melihat seseorang yang tanpa sengaja ia bagi dengan separuh nyawanya

"Bible," ucap Biyuna, matanya menatap lurus namun bibirnya bergerak melengkung hingga menampilkan lesung pipinya yang dalam

Biyuna menoleh kearah Apollo yang sudah berada disampingnya, ikut menatap pada pria yang tengah meletakkan gelas minumnya. Tangannya yang lain terlihat memijit kepalanya, berulang

"Aku boleh melakukan apa saja?"

"Silahkan, tapi jika kau dipukul aku boleh tertawa kan?"

"Ya, silahkan," dengan kalimat itu, Biyuna langsung melangkahkan kakinya menuju Bible berada

Jalannya cepat, tergesa. Dan detik ketika netra mereka saling bersitatap, Biyuna langsung memeluk Bible dengan erat, mengabaikan semua tatap pasang mata yang melihatnya

Biyuna memejamkan matanya, merasakan bagaimana mutiara yang berisi setengah jiwanya didalam sana berputar dengan tidak stabil, mutiara tersebut berguncang, agak bergeser dari tempat yang seharusnya

"Kamu tidak tidur berapa lama?" Biyuna melepas pelukannya, tangannya kembali bergerak kearah dada pria yang baru saja dipeluknya, merasakan mutiara miliknya yang bergerak di tubuh seseorang sungguh menyenangkan

Tangan Bible bergerak, mengambil cepat tangan pria asing baginya, kemudian ia menatap tajam

"Maaf, aku lupa mengenalkan diri. Hai, aku Cadis Erga Biyuna, panggil saja Biyuna, saudara jauh dari Apollo Haubreve," Bible menampik uluran tangan Biyuna,

"Bukankah seharusnya kau meminta maaf karena perilaku tidak sopanmu ini?"

"Bukan begitu, hanya saja aku ingin segera mengecek sesuatu dan itu sudah selesai, tapi bisa dikatakan tidak selesai sepenuhnya, mungkin tiga hari? Aku harap tiga malam ini tidurmu nyenyak,"

"Apollo, ayo pulang, aku sudah menyelesaikannya, Aku juga ingin bertemu Usana," Biyuna mengulurkan tangannya ke arah Apollo yang langsung disambut oleh pria itu.

"Ayo, tapi sebentar, aku pamit dulu," Apollo mengelus kepala Biyuna, juga memberikan senyum yang tak kalah manis pada pria yang lebih kecil darinya

"well, guys, sorry, sementara ini gua gak bisa ikut kalian dulu. Gua kesini mau izin sama kalian,"

"Dan seperti yang tadi udah kalian denger, Dia saudara jauh gua dan kebetulan lagi liburan kesini sebulan, jadi gua harus nemenin dia karena dia masih asing sama daerah ini,"

"Kenapa gak ajak dia aja main bareng kita-kita? Gua ga masalah kok nongkrong ditambah satu orang lagi selama sebulan," Jeff akhirnya bersuara, pria dengan gitar yang ada disampingnya itu mengerutkan dahinya,

Menurut Jeff, alasan yang dikeluarkan oleh Apollo agak mengganjal, sejauh ini jika mereka membawa temannya yang lain baik-baik saja, bahkan beberapa kali Apollo pun membawa kekasihnya kemari, tapi kenapa sekarang memilih hal yang sangat berkebalikan?

Toh, baik Jeff maupun Bible selalu membuka tangan lebar-lebar kepada orang baru,

Atau Bible yang tidak?

Pemikiran Jeff semuanya terhempas mendengar perkataan dingin dari Bible, perkataan mengusir kepada Apollo dan saudara jauhnya

Jeff menggaruk kepalanya tak gatal, suasananya canggung, Apollo pun tidak merespon usiran dari Bible dan hanya menatap Bible tanpa bersuara.

Untuk pertama kalinya, Bible bersikap dingin kepada orang yang pertama ditemuinya, iya, benar-benar pertama kalinya. Biasanya, meskipun tidak suka, Bible akan selalu menahannya dan hanya menggulirkan matanya tidak suka,

Ini benar-benar pertama kalinya bagi Bible melontarkan pemikirannya dengan lantang dan tegasb

"Jika mimpi burukmu kembali, Kamu bisa menemuiku di rumah Apollo. Aku akan menghilangkannya," dengan senyum selebar itu, Biyuna mengakhiri percakapan dingin yang berbaur disana,

Biyuna menggenggam tangan Apollo dan menarik tangan pria yang lebih tinggi darinya itu. Keluar dari tempat yang membuat telinganya berdenging seolah ada ikan Paus yang bersuara didekatnya.

👣


TBC-

Thank you for reading this story,
Maaf kalo ada bahasa yang berantakan atau plot cerita yang dirasa kurang pas..

Hope you all always happy 🥂

MerfolkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang