20. Family

434 79 10
                                    

IH PARAH KAGET, MASA UDAH nyentuh 3k view reading ya 😭😭😭 Makasih banget semuanya, padahal dulu pesimis banget kalo ga bakal nyentuh angka ribuan, Terharu Banget banget banget

Sibuk ngereog in BBB sampe lupa ga cek-cek lagi nih story, udah ngendap keknya hehehe

Oke, Sekarang saya drop deh ini chapter barunya. Happy reading all 💙🖤

🦋 Warning 🦋
Cerita ini adalah sebuah karangan fiktif belaka yang kisahnya disesuaikan dengan kisah Yunani dari Merfolk yang berkembang.

...

👣

...

"Astaga," Apollo masuk kedalam kamar Biyuna, Pria berkulit tan itu terkejut dengan pemandangan yang menyambut dirinya,

Biyuna menatap kearah dirinya dengan ekspresi ingin menangis ditengah-tengah kubangan baju yang berserakan

"Ada yang hilang? Kenapa kau mengeluarkan semua isi lemari mu?" Biyuna menggelengkan kepalanya, Merfolk itu berdiri, berjalan kearah Apollo sambil merentangkan kedua tangannya

Apollo menyambut pelukan Biyuna, mengelus pelan dan lembut punggung Biyuna

"Lukanya masih sakit,"

"Kau terluka?" Apollo melepas pelukan Biyuna. Menelisik seluruh tubuh pria yang lebih pendek darinya itu

Biyuna menggelengkan kepalanya, "Kau," ucapnya sambil menunjuk leher Apollo yang masih menggunakan plester disana.

"Oh ini, sudah tidak sakit," ucap nya sambil menyentuh plester luka yang masih menempel di lehernya. Apollo mengembangkan senyuman nya

"Pembohong,"

"Kenapa mengacak-acak isi lemari?" Apollo mengubah arah pembicaraan mereka,

Biyuna menghela napasnya, Tubuh Merfolk itu kemudian terbaring ditumpukan baju yang juga berantakan

"Orang tua Bible mengajak bertemu, Aku tidak tau harus memakai pakaian yang bagaimana," mata Merfolk itu menatap kosong ke arah langit-langit kamarnya

Napas Merfolk itu terhembus dengan berat,

"Kalian akan pergi pada pukul berapa?" Apollo ikut merebahkan tubuhnya tepat disamping Biyuna setelah menggeser beberapa baju yang ada di lantai

"Bible tidak mengatakan pukul berapa dia akan menjemputku,"

Apollo memiringkan wajahnya, menatap lurus kearah Biyuna dengan sedikit mengernyitkan dahinya

"Kalian tidak saling komunikasi?" Biyuna menggelengkan kepalanya, Merfolk itu kemudian ikut menolehkan kepalanya, menghadap ke arah Apollo

"Aku tidak tau cara berkomunikasi dengan Bible,"

Apollo menepuk dahinya, pria berkulit tan itu kemudian langsung terduduk

"Aku lupa memberikan mu dan Usana ponsel,"

Biyuna tertawa, "tidak perlu, barang seperti itu pasti mahal, lagipula waktu ku disini hanya tinggal dua Minggu saja, jangan sia-siakan uangmu,"

Apollo menatap pada Biyuna, "Tidak bisakah kau bersenang-senang sedikit?"

"Maksudnya, abaikan saja batas waktu yang ada, jika lupa waktu beberapa kali kupikir tidak terlalu buruk," sambungnya, Biyuna hanya tersenyum simpul menanggapi

"Lalu? Setelah aku lupa dan waktu ku habis bagaimana?"

Ada jeda yang berudara diantara mereka, Apollo hendak membuka kembali mulutnya, namun suara Merfolk itu kembali memecah keheningan

MerfolkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang