Warning 🔞‼️
Bxb harem.
Mengisahkan tentang seorang pemuda manis yang sudah lelah dengan hidup nya karena ditinggal oleh seluruh orang yang disayangi, karena sudah terlalu lelah akhirnya pemuda itu memutuskan untuk bunuh diri, tapi hal mengejutkan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seorang pemuda dengan pakaian piyama berwarna biru langit menatap kamar yang masih terdapat kelima vampir itu didalam nya, ya sekarang dirinya sedang berada di dapur bersama Jaemin, sedangkan kelima vampir lain nya itu sedang berada di dalam kamar, yang ntah sedang apa mereka berlima itu lakukan.
Chenle meletakkan gelas diatas meja, lalu dengan lemas dirinya menghembuskan nafas berat nya.
"aku tak yakin dia masih hidup"
Chenle meletakkan dagunya sesuai dengan gelas yang tadi dirinya letakan, sebuah tangan dengan lembut nya mengelus rambut nya, Jaemin tersenyum manis kearah Chenle.
"kenapa kamu terlihat begitu lemas? Bukankah tadi aku sudah membuatkan makanan untukmu? "
Chenle menggelengkan kepala pelan.
"masakan mu lezat seperti biasa, hanya saja hari ini mood ku sedang tidak bagus"
"kamu ingin mood mu menjadi bagus lagi? "
Itu bukan suara Jaemin melainkan kembaran nya Jeno, Jeno dan keempat vampir lainnya sudah selesai mengurus sesuatu di dalam kamar itu.
Chenle dan Jaemin menoleh kearah Jeno yang selalu tersenyum dan senyum nya itu mampu membuat matanya seperti hilang.
"kenapa kalian menatap ku? "
"jangan macam macam dengan nya lee jeno"
Jaemin menunjuk Jeno menggunakan pisau, seram, pikir Jeno.
Jaemin tentu saja tidak takut, kenapa juga harus takut? Toh mereka itu kembar, walau marga mereka semua berbeda, tapi mereka lahir dari sperma ayah yang sama, walau beda ibu, dan marga mereka semua ikut dengan ibu mereka masing masing, terkecuali Renjun.
"ada apa dengan mu jaemin? Kenapa bermain dengan pisau? "
Tanya Mark, Mark berjalan menghampiri kedua vampir dan satu pemilik darah manis.
"tanyakan pada nya"
Tunjuk Jaemin kepada Jeno.
"aku? Kenapa aku? Kamu yang mengacungkan pisau kepada ku, na jaemin"
"kamu menyalahkan aku? Kamu yang memulai pertengkaran ini lee jeno"
Jaemin maju mendekat kearah Jeno, keduanya sudah mengeluarkan mata merah mereka masing masing, namun dengan cepat ditahan oleh Mark, Mark sebenarnya cukup lelah menjadi wasit diantara para saudaranya, mereka sudah berumur ratusan tahun, namun tingkah laku mereka sangat terbilang belum cukup umur.