"Kasih sayang seseorang tuh nggak bisa dibuktiin lewat omongan, tapi lewat pembuktian."
—Aeni
♡♡♡
"Tuhkan, nggak angkat telpon gue lagi," gerutu Nabilah.
Gadis itu melemparkan ponselnya ke meja, lalu menatap kedua sahabatnya bergantian.
"Ini tuh istirahat ke-dua, dan biasanya dia juga istirahat buat makan siang."
Aeni menatap sahabatnya prihatin, lalu dia mengusap pundak Nabilah. "Positif thinking aja," ujar Aeni. "Mungkin dia lagi makan siang bareng selingkuhan."
"Itu mah bukan positif thinking Aen," kekeh Salwa.
Decakan Nabilah terdengar. "Iya En, lo mah malah bikin gue makin ovt."
"Ovt terus sampe mampus."
"Tapi bener lho Bil kata si Aen, masa sibuk banget sampe gak pegang hp di jam istirahat? Kecuali dia emang lagi sama cewe lain."
"Ah sial. Lo berdua bener-bener ya," kesal Nabilah.
Dia kembali mengambil ponselnya, menghubungi nomor Isa tapi tak kunjung menerima balasan.
"Satu kali lagi nggak diangkat, nanti malem gue susul ke sana," kata Nabilah dengan yakin membuat kedua sahabatnya melongo.
Ikon telpon ditekan Nabilah, dia menaruh ponselnya di atas meja dengan suara yang diload speaker.
Salwa dan Aeni saling tatap, takut Isa benar-benar tidak mengangkat telpon Nabilah dan membuat seorang gadis ovt menyusulnya ke sana.
"Halo," sapa Isa dari sebrang sana dengan layar hang berubah menjadi profile Isa dengan waktu yang mulai berjalan di bawahnya.
"Kamu kemana aja? Kenapa ngangkat telpon aku aja sampe seabad? Udah tau aku istirahat cuma sampe jam 1, 10 menit lagi juga bel masuk bunyi," semprot Nabilah.
Di sebrang sana, Isa langsung sedikit menjauhkan ponselnya karena suara Nabilah yang begitu keras hingga sedikit memekakan telinga.
"Maaf Bil, aku abis meeting," jawab Isa.
"Alah meeting, alesan itu," kompor Aeni dengan suara yang pelan agar Isa tidak mendengarnya.
Salwa menahan senyumanya sambil mengangguk. "Paling juga abis makan sama cewe di sana, makanya nggak mau ngangkat telpon kamu," timpalnya dengan suara pelan.
"Meeting sama siapa di jam istirahat kayak gini?"
"Sama client yang mau bangun rumah di sekitar Jakarta, jadi sekalian makan siang tadi."
"Semalem aja bilangnya sampe lupa makan saking sibuknya," sindir Nabilah.
"Lah, bukannya kata kamu kenapa nggak sekalian makan kalo meeting di restaurant?"
Nabilah terdiam.
"Clientnya pasti cewe," ungkit Nabilah.
Isa terkekeh di sebrang sana. "Iya cewe, kenapa? Cemburu?" godanya.
Nabilah yang tadinya sudah memasang wajah kesal langsung berubah menjadi wajah dingin seakan ia tak peduli.
"Nggak, buat apa cemburu," ketus Nabilah.
Padahal jelas terlihat kalau gadis itu kesal dan benar-benar cemburu saat tau Isa makan siang bersama perempuan lain.
"Tenang aja, aku setia sama kamu ko, nggak usah cemburu."
"Bodo!"
"Aku sayang sama kamu, jadi nggak mungkin aku selingkuh," ucap Isa.
Sebenarnya pipi Nabilah sedikit memerah saat Isa mengatakan 'sayang' tapi Nabilah menutupi salah tingkahnya dengan berlagak masih kesal di depan kedua sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gengsi {completed}
Teen FictionCover by Syafara NQ "Tangan lo cantik banget, apalagi kalo cincin ini ada di jari manisnya." - Sandi Prayoga "Gak perlu pake cincin, pake make up juga bisa cantik." - Salwa Putri Assyifa *** Cerita klise tentang cowo penuh ambisi yang mengejar cinta...