"Cewe mah gitu, giliran dikejar menghidar, pas dijauhin balik ngejar."
-Abel
♡♡♡
Kabar bahwa Sandi akan kembali bersekolah setelah hampir 3 minggu izin karena sakit, disambut hangat oleh Abel sang ketua kelas. Gadis berambut panjang dengan ujung rambut ikal itu sampai membeli beberapa pernak-pernik untuk menyambut Sandi, bahkan ia datang lebih awal dari biasanya.
Ia berniat untuk memasang semua alat dekorasi dengan bantuan temannya, tapi sayang sekali, ketika Abel memasuki kelas, yang ia dapati hanya Yoga yang sedang tidur di atas kursi yang dirempetkan dengan tas yang menjadi bantalnya.
"Yoga," panggil Abel.
Mata Yoga perlahan terbuka, ia langsung menaikkan kedua alisnya tanda bertanya 'apa?'.
"Bantuin gue masangin ini," kata Abel sambil mengangkat paper bag berisi pernak-pernik.
"Buat apa sii?" Yoga bertanya dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Buat nyambut Sandi yang mau sekolah lagi hari ini," jawab Abel dengan cengiran kudanya. "Ini tolong di pasang di tengah papan tulis, ya," pinta Abel sambil memberikan sebuah hiasan kertas bertuliskan selamat datang.
"Cih, berasa nyambut Presiden aja sampe bikin ginian," protes Yoga tapi tetap membantu Abel untuk mengikatkan ucapan selamat datang di papan tulis.
"Ini apa lagi pake ada pita segala, mau launching kelas?"
Yoga kembali menggerutu saat Abel memberikan pita untuk Yoga tempel di samping papan tulis.
"Kalo ini, pasang di pintu aja," titah Abel. Dia memberikan pita berwarna merah dengan ukuran yang lebih besar dari pita sebelumnya.
"Lo ribet banget sih Bel, pasang ini itu. Mana nyuruh gue terus lagi," kesal Yoga. Dan lagi, dia tetap mengikuti instruksi dari Abel.
"Ngedumel mulu lo kayak cewe PMS hari pertama," omel Abel.
Yoga berdecak. Kalau anggota gengnya tau, ia bisa dicibir habis-habisan karena membantu Abel menyiapkan dekorasi untuk menyambut Sandi.
"PMS mata lo," kata Yoga nyolot.
Setelah mengikuti perintah Abel, ia buru-buru kebali ke kursi yang sudah ia dempetkan tadi dan kembali tidur di atasnya.
"Makasih Yoga ganteng," ucap Abel dari depan kelas.
"Hmmm."
Tak lama anak kelas yang lain mulai berdatangan.
"Lah, ini ada apa Bel?" tanya seorang perempuan dengan rambut dikuncir dua.
"Hari ini Sandi balik lagi sekolah," jawab Abel membuat murid lain mengangguk.
Sebenarnya di sini yang antusias hanya Abel, karena murid lain bersikap biasa aja bahkan seperti tak berminat.
"Nanti pas Sandi dateng kita ucapin selamat datang bareng-bareng ya," intruksi Abel pada teman-temannya.
"Ngapain ribet banget sih?" Yoga kembali protes dari meja belakang.
"Selama Sandi sakit kan kita gada yang jenguk sama sekali, ya sebagai tanda pertemanan kita sambut dia dong."
Yang lain hanya berdeham malas. Karena menurut mereka, Sandi adalah salah satu Rival yang sangat menyebalkan dan susah dikalahkan. Dan ketidak hadiran Sandi yang hampir 3 minggu itu membuat mereka merasa sedikit tenang.
Karena apa?
Karena artinya Sandi akan tertinggal pelajaran dan posisi peringkat dia akan tergantikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gengsi {completed}
Teen FictionCover by Syafara NQ "Tangan lo cantik banget, apalagi kalo cincin ini ada di jari manisnya." - Sandi Prayoga "Gak perlu pake cincin, pake make up juga bisa cantik." - Salwa Putri Assyifa *** Cerita klise tentang cowo penuh ambisi yang mengejar cinta...