G -34

155 4 2
                                    

"Biarin sifat egois sama sifat gengsi itu jadi ciri khas gue, seenggaknya gue egois bukan maksain perasaan orang."

—Salwa

♡♡♡

Berita bahwa Sandi ternyata tidak lupa ingatan tertutup rapih. Dari 1.995 murid, yang mengetahui bahwa Sandi itu normal hanya Angga, Bintang, dan Salwa.

Interaksi Sandi dengan dua sahabatnya mulai renggang, olimpiade yang digantikan Nabilah, lomba drama yang digantikan oleh anak kelas 11, dan peringkat 1 parallel diulangan tengah semester yang sekarang diduduki oleh Angga.

Banyak orang yang merasa aneh pada persahabat tiga Pra itu, persahabatan yang dulu selalu memiliki selogan "Smart Misking" kini teriakan mereka tidak lagi terdengar. Tapi sebagian orang menganggap itu terjadi karena Sandi yang Amnesia.

"Lah, ini beneran si Angga yang ke 1?" Nabilah bertanya heboh saat melihat daftar peringkat parallel di mading.

Salwa hanya menanggapinya dengan mencebikkan bibirnya ke bawah. Malas membahas orang itu.

"Wait, woylahh si Bibil masuk 5 besar parallel!" Aeni berteriak heboh di samping telinga Nabilah.

"Santai dong jir, gue aja yang masuknya santai," ketus Nabilah dengan sombong.

Setelah puas melihat nama-nama yang masuk peringkat 10 besar parallel, ketika orang itu menyelinap keluar dari kerumunan manusia-manusia kepo.

"Traktir baso ikan si ayah sekarang," ujar Aeni setelah keluar dari kerumunan itu.

Nabilah melirik Aeni. "Nggak salah lo minta traktiran sama gue?"

Aeni mengangguk.

"Keluarga lo tajir melintir sampe keknya 7 turunan pada nganggur juga tuh harta nggak bakal abis!" Nabilah menyerocos. "Dan lo minta ditraktir sama gue yang jajan aja cuma mampu beli cilok goceng?" Telunjuknya mengarah pada diri sendiri.

Aeni menatap Nabilah sinis. "Heh, syukuran karena lo masuk 5 besar parallel dong. Lagian gue tajir juga masih suka kalo gratisan," balasnya.

"Suruh Isa aja traktir kita," usul Salwa yang sejak tadi hanya menyaksikan Nabilah dan Aeni.

Nabilah menjetikkan jarinya. "Ide bagus," ucapnya lalu mengeluarkan ponsel dari saku bajunya.

Mereka bertiga berheti di tribun lapangan sekolah yang tak jauh dari kantin.

"Halo Sa," sapa Nabilah.

"Btw kamu nggak ada niatan ngasih aku hadiah gitu?"

"Ulang tahun kamu ganti tanggal?"

"Bukan ulang tahun," jawab Nabilah.

Karena volume hp yang diload speaker, Salwa dan Aeni bisa mendengar percakapan mereka.

"Jangan basa basi, langsung minta aja," titah Aeni dengan suara pelan.

Nabilah berdecak. "Terserah gue dong, laki juga laki gue."

"Bentar aku liat tanggal," kata Isa.

Mungkin saja laki-laki itu melupakan tanggal penting dalam hubungan mereka atau tanggal gf day, valentine, apapun itu.

Terdengar suara langkah kaki di sebrang sana, menandakan kalau Isa benar-benar berjalan ke arah kalender di kantornya.

"Hari ini bukan tanggal istimewa, tumben kamu minta hadiah," kata Isa setelah melihat tanggal di kalendernya.

"Dia masuk 5 besar rangking parallel," ucap Aeni dengan suara keras.

Nabilah menggeplak pundak Aeni.

Isa terkekeh. "Ouhh, jadi pacar aku masuk rangking parallel?"

Gengsi {completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang