7. Masuk Sekolah

163 129 169
                                    

Selama menjalani masa Skorsing yang membosankan Djati dan Nash sibuk membantu Amma membuat kue pesanan yang lumayan banyak Labeeb yang tidak di skorsing pun ikut-ikutan meliburkan diri dan membantu Amma juga. Amma membiarkan itu lumayan dapat asisten gratis toh Bundanya Labeeb pun tak masalah.

Amma mempunyai bisnis rumahan membuat aneka kue kering maupun basah. Lumayan bisa menambah pemasukan membantu sang suami.

"Lik kamu pulang atau tidur disini lagi?" Tanya Amma

Labeeb sedang memotong bolu lapis nanas buatannya sendiri dengan sedikit bantuan Amma.

"Disini Ma tadi udah ambil perlengkapan sekolah dari rumah," jawabnya

"Amma mau?" Disuapin nya sang Amma bolu yang sudah ia potong tadi.

"Maulah, bolu pertama buatan Lik" Amma mengunyah perlahan agar benar benar bisa merasakan rasa bolu itu

"Enak Ma?" Tanya Labeeb penasaran

Amma mengacungkan kedua jempolnya lalu membuka mulutnya, minta suapin lagi. Labeeb senang ternyata ia berbakat juga membuat makanan.

"Mau dong disuap suapin" celetuk Nash baru datang dari luar sambil membawa kresek hitam.

"Udah diambil Nash bajunya," tanya Amma

"Udah," ujar Nash lalu mengangkat kresek yang ia pegang

Dari arah belakang Nash, Djati berjalan tergesa terlihat ditangan kanannya terdapat tas belanja dan tangan kirinya menarik baju Ipuw yang sibuk bermain handphone.

"Ma ini titipannya dan ini kunci mobilnya." ditarunya belanjaan dan kunci tadi di atas meja.

"Mau buat apa sih Ma kok di suruh beli ikan malem malem," tanya Ipuw tapi matanya fokus ke handphone.

Djati hanya tersenyum melihat kelakuan sang adik. ia berjalan mendekati Labeeb dan Nash yang sedang menikmati bolu lapis. Diambil nya beberapa potong lalu balik ke kamarnya.

"Ipuw kalo nanya yang sopan! Mata kemana mulut kemana," tegur Amma

Ipuw yang sadar hanya cengengesan.

"Iya enggak lagi. Ini ikan apa?" Tanya Ipuw mencoba mengalihkan pembicaraan

"Ikan Tenggiri, Ayahmu besok pulang minta dibuatin Pempek Palembang."

"Yeah Ayah pulang, aku mau tidur cepet cepet biar besok bisa main sama Ayah." Ipuw berlari cepat ke kamarnya.

"Ya. Labeeb sama Nash juga tidur sana udah malem, besok sekolah."

"Siap, Amma juga."

Di kamar Djati sedang merapikan buku pelajaran yang akan dibawa besok sambil mulutnya mengunyah bolu buatan Labeeb.

"Akhirnya besok sekolah," ujar Nash tidur tengkurap matanya terpejam. Kelelahan karena bolak balik mengantar pesanan kue Amma.

"Tapi kalian malu gak," tanya Labeeb

"Kenapa harus malu?" Tanya Nash balik

"Ya malu aja, ya gak Jul."

"Gak, biasa aja," jawab Djati

Labeeb berdecak selalu saja ia berbeda pendapat dengan kedua temannya.

"Gue punya ide biar lo gak malu," cicit Nash

"Apaan?"

"Liat aja besok."

"Apa susahnya sih tinggal jawab."

" Lik, buruan tidur besok sekolah," ujar Djati menengahi

Tanpa banyak protes Labeeb mengiyakan ucapan Djati. Labeeb menguap lebar lalu berbaring disebelah Djati. ia juga capek setelah seharian berada di depan oven.

Posisi tidur mereka sudah seperti ikan Sisamo yang dijual, berjejer rapi. Djati ditengah disebelah kirinya ada Labeeb dan sebelah kanan ada Nash.

☀️🌏🌙


Djati, Nash dan Labeeb memasuki gerbang sekolah dengan kacamata hitam tersemat di wajah tampan mereka. Dengan percaya diri mereka berjalan bak model diatas catwalk.

Sontak saja kelakuan mereka mengundang banyak perhatian warga sekolah. Tiga hari tak masuk sekolah begitu masuk malah menjadi perhatian orang. Tapi jika diperhatikan lebih teliti hanya Nash yang terlihat menikmati, Djati dan Labeeb terlihat tertekan.

Sesampainya dikelas mereka diberi sambutan yang meriah. Mereka disambut teriakan dan pertanyaan.

"Labeeb lo kenapa gak sekolah hah?" Tanya ketua kelas setengah membentak.

"Sakit gue Ras, abis kecelakaan kecil."

"Iyakah?" Rasy menyipitkan matanya tak percaya

"Iya Ras, gak bohong lo boleh liat keadaan motor Nash dirumah Djati."

Rasy mengangguk angkuh lalu beralih kearah Djati dan Nash.

"Kalian beneran berantem?"

"Gak!" Jawab Djati dan Nash berbarengan

Rasy berdecih" udah gue tebak kalian berdua itu gak mungkin berantem, tapi orang orang pada percaya kalo lo berdua berantem perkara baju lo berdua kotor belum lagi ada lebam di muka kalian. Padahal Setelah masuk BK lo berdua keluar saling berangkulan."

"Tapi gak heran sih. Kalian bertiga kan tukang Caper. Apa tadi maksudnya masuk sekolah pake kacamata hitam. Sok ganteng," ujar Rasy lalu pergi meninggalkan mereka bertiga

"Iri ajal lo," teriak Labeeb yang hanya dianggap angin lalu oleh Rasy.

"Gak usah diperpanjang Lik," Ujar Djati menasehati lalu mereka bertiga duduk di bangku masing-masing.

Entah kenapa setelah pembagian Raport Mid semester Rasy itu seperti tidak suka terhadap Djati padahal Djati tidak pernah bersinggungan dengan cewek judes itu. Tapi terserah lah Djati tidak peduli.

"Gue merasa lagi syuting film Mohabbatein.
Gue jadi Vicky, Djati jadi Karan, Labeeb jadi Samir," celetuk Nash membuyarkan lamunan Djati

"Adakan scene mereka berlari terus buka gerbang disitu mereka keren banget. Tapi kita tadi lebih keren karena pake kacamata cuma kurang music aja. Coba tadi pas kita jalan, gue play lagu Mohabbatein yang judulnya Soni Soni, bakal mantap"sambungnya lagi.

"Setres, lo bilang ide ini bisa buat gak malu lagi." Rasanya Labeeb ingin menggeplak kepala temannya satu ini.

"Lah emang gue bantu lo. Tadi malem kan lo merasa malu sendiri. Sekarang malunya gak sendirian tapi ditemenin Gue sama Ijul, iya gak Jul?."

"Gak tau, gak usah nanya nanya." Djati menahan emosinya. Ingatannya terlempar saat mereka dijalan hampir sampai ke sekolah.

Djati dan Labeeb dipaksa Nash untuk memakai kacamata. Jika mereka berdua menolak memakainya Nash mengancam tidak akan berhenti mendekati Hafshah.

Memang semenjak kejadian di belakang perpustakaan Nash selalu berbuat semena mena jika tidak dituruti kemauannya maka ia akan mengeluarkan ancaman seperti tadi

Tapi Djati dan Labeeb memaklumi mungkin jiwa Nash terguncang karena tak dapat meraih cintanya. Dan juga demi Ukhuwah islamiah berkorban sedikit tak masalah.

"Ingat Jul, pulang sekolah lo ada tugas baru." Nash menatap Djati serius.

"Inget, cuma gue bingung." Djati menaruh kepalanya dimeja.

"Gue ada ide" Nash mengacungkan jarinya ke atas.

"Gak usah, biar gue sama Labeeb aja"

Bisa kacau kalau mendengarkan saran dan ide Nash.

"Halah" Nash mendengus tak suka

"Tapi buat apa bingung Jul, lo kan cuma nemenin dia sampe di jemput" Celetuk Labeeb yang sedari tadi diam.

"Bener juga." Djati tersenyum senang

"Sedia payung sebelum hujan, siapa tau ada kejadian tak terduga." Mendengar ucapan Nash membuat senyum Djati luntur.

"Aaaaaa" Djati teriak frustasi

☀️🌏🌙

Si Rasy kenapa ya?

Ënnerscheed (Ketika Cinta Punya Batas)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang