Sesuai perkataan Djati, Nash menunggu sambil duduk bersandar di belakang dinding perpustakaan. Tidak lama menunggu, Djati datang dengan raut wajah murung.
Sebenarnya tadi mereka berangkat ke perpustakaan bersama tapi di tengah perjalanan Djati di panggil ketua OSIS, ia diminta untuk merapikan Ruang Musik karena akan digunakan untuk latihan sekaligus sebagai hukuman lanjutan karena menyembunyikan kunci kelas.
"Kenapa?" Tanya Nash heran melihat raut wajah temannya
Nash yang awalnya duduk jadi berdiri disamping Djati. Tidak ada percakapan setelah itu cukup lama mereka terdiam.
"Jauhin Hafshah" Ujar Djati langsung inti pembahasan mereka tanpa menjawab pertanyaan Nash yang tadi.
"Kenapa? Lo suka gue?" Nash menjawab sambil menatap lurus ke arah pohon Akasia tak jauh dari tempat mereka berdiri.
"Lo gak sebodoh itu kan?"
Nash tertawa sumbang "Lo gak ada hak Jul"
Djati terdiam jantungnya berdegup kencang, kaget akan kalimat yang di ucapkan Nash untuknya.
"Lo gak Ada Hak! Hafsha ada jauh sebelum lo dateng kehidupan gue dan dengan seenaknya lo nyuruh gue jauhin dia! gak semudah itu" ujar Nash penuh penekanan
Djati memejamkan matanya, menahan agar tidak memotong ucapan temannya itu.
Nash mangacungkan jari telunjuknya tepat di depan wajah Djati. "Lo emang sahabat gue tapi sekali lagi, lo gak ada HAK. Ini hidup hidup gue lo gak bisa ngatur gue dengan aturan yang lo buat itu"
Tak tahan lagi, Djati ditariknya kerah baju Nash sampai membuat Nash yang awalnya duduk menjadi berdiri
"Dengerin baik baik. BUKAN GUE YANG BUAT TAPI TUHAN GUE!" Djati berteriak tepat di depan wajah Nash
"Tuhan lo kan bukan Tuhan gue?" Nash tertawa kecil sambil menunduk.
Djati menatap tajam Nash "Lo lupa Tuhan gue sama Hafshah itu sama?"
" Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya."
(QS. Ya-Sin 36: Ayat 40)Nash berdecak disingkirkannya tangan Djati dari kerah baju miliknya
"Matahari emang gak bisa ngejar bulan, malam gak akan bisa mendahului siang. Tapi ada satu waktu dimana Matahari bisa sejajar sama bulan dan siang terasa seperti malam. " ujar Nash
"Gerhana matahari " lanjutnya lagi
Djati tertawa sinis mendengar pembelaan sang teman. Dirapikannya kerah baju Nash yang kusut.
"Iya, bener. Gerhana matahari terjadi karena bulan nutupin cahaya matahari di langit bumi ngebuat siang terlihat jadi seperti malam. Sama kayak lo yang kemungkinan besar bisa nutupin cinta Sang Pemilik Cinta buat Hafshah, buat Hafshah jadi lupa kalo ada yang mencintai dia jauh lebih besar dari cinta lo itu"
Nash memijit pelipisnya "Lo berlebihan Jul, gue gak ada niatan buat dia berpaling dari Tuhan nya. Lagian gue gak ngajak dia Nikah tapi cuma pacaran, biar kisah SMA gue lebih berwarna"
Djati menggelengkan kepalanya lalu duduk di bangku yang tersedia di bawah pohon pohon di belakang perpustakaan yang biasa digunakan anak Eskul KIR membuat tugas.
"Lo mungkin gak ada niatan kek gitu, tapi kita gak tau masa depan. Bisa aja hubungan kalian berlanjut ke hubungan serius"
"Pacaran juga Haram di agama gue Nash"
"Asli, Lo berlebihan Jul!"
"Terserah mau bilang apa. Gue tanya semisal itu terjadi lo mau pindah agama ikut Hafshah? Enggak kan. Tapi belum tentu Hafshah bakal ngelakuin hal yang sama"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ënnerscheed (Ketika Cinta Punya Batas)
Roman d'amourSebuah kisah tentang persahabatan, cinta dan seorang Hamba yang ingin kembali meraih cinta Sang Pencipta. ---------- Djati tidak suka melihat Nash dekat dengan Hafsha karena mereka berdua berbeda, ada batas yang sampai kapanpun tidak akan bisa ditem...